1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Rusia Serbu Markas Militer di Krimea

24 Maret 2014

Pasukan Rusia menyerbu dan menduduki markas angkatan laut di Feodosia. Serangan itu didukung oleh helikopter tempur. Dalam dua hari, Rusia merebut tiga markas militer di Krimea.

https://p.dw.com/p/1BUlL
Foto: Reuters

Pasukan Rusia hari Senin pagi (24/03) menyerbu markas militer di kota Feodosia dengan dukungan helikopter tempur dan kendaraan lapis baja. Pangkalan militer di Feodosia adalah markas batalyon marinir Ukraina. Rusia sebelumnya sudah menyerbu dan menduduki pangkalan militer di Belbek.

Kementerian Pertahanan Ukraina di Kiev menerangkan, pasukan paramiliter Rusia menyerbu markas militer di Feodosia sambil melepaskan tembakan dan melemparkan granat. Dua tentara Ukraina diberitakan cidera dalam insiden itu, sekitar 80 orang ditahan oleh militer Rusia.

Bendera Ukraina di pangkalan militer itu kemudian diturunkan dan Bendera Rusia dikibarkan. Perwira Ukraina di Feodosia, Letnan Satu Anatoly Mozgovoy menyampaikan kepada kantor berita Reuters lewat telepon, pasukan Rusia memang sudah menguasai markas militer itu. Ia menerangkan, tentara Rusia melepaskan tembakan, sementara pasukan Ukraina tidak bersenjata.

Duduki markas militer

"Pasukan yang menyerbu menggunakan granat dan menembak dengan senjata otomatis. Tempat itu sekarang dipenuhi oleh pasukan Rusia", kata jurubicara militer Ukraina, Vladislav Seleznyov.

Sebelumnya, pasukan Rusia juga menggunakan kendaraan lapis baja untuk masuk ke pangkalan militer di Belbek hari Sabtu (22/03). Tidak ada korban dalam insiden itu. Pasukan Ukraina yang berada di sana diijinkan untuk kembali ke Ukraina atau boleh memilih bergabung dengan militer Rusia.

Pasukan Rusia juga merebut beberapa kapal perang Ukraina dan menduduki sebuah pangkalan militer lain tanpa perlawanan. Rusia secara formal menganeksasi Krimea sejak tanggal 21 Maret, hanya lima hari setelah pelaksanaan referendum yang dikecam keras oleh barat.

Sanksi mulai berdampak

Negara-negara barat dan Uni Eropa memberlakukan sanksi terhadap para pejabat tinggi Rusia berupa pencabutan visa dan pembekuan rekening bank. Amerika Serikat juga menjatuhkan sanksi kepada beberapa bank Rusia, antara lain Bank Rossiya yang disebut-sebut sebagai pendukung bisnis Presiden Putin.

Bank Rossiya menerangkan, nasabah mereka tidak bisa lagi melakukan transaksi dengan kartu kredit Visa dan Mastercard sehubungan dengan sanksi itu. Pemilik rekening bank juga dianjurkan tidak melakukan transaksi dalam mata uang asing, karena tidak ada jaminan transaksi itu bisa terlaksana.

Rusia mengumumkan akan memberlakukan mata uang Rubel di Krimea mulai hari Senin (24/03). Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan, Rusia tidak punya rencana untuk melakukan aksi militer ke kawasan Ukraina. Kekhawatiran muncul di Ukraina, bahwa pasukan Rusia akan menyeberang perbatasan dan menduduki kota-kota di timur Ukraina yang punya banyak penduduk etnis Rusia.

Krisis di Krimea telah menimbulkan ketegangan seperti era perang dingin antara negara-negara barat dan Rusia.

hp/ab (rtr,afp)