1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jihadis Indonesia Terinspirasi ISIL

26 Juni 2014

Empat laki-laki duduk santai bersandar di tembok sambil menghunus senapan serbu, dengan wajah tertutup. Semuanya warga Indonesia yang bergabung dengan kelompok pemberontak militan Suriah.

https://p.dw.com/p/1CQKK
Foto: picture-alliance/abaca

Juru kamera yang merekam video keempat orang ini memperkenalkan satu persatu para jihadis asal Indonesia di Suriah ini dengan bahasa Indonesia dengan bumbu frase bahasa Arab.

Ia mengarahkan kamera dan memperkenalkan satu persatu: seorang bekas prajurit TNI, seorang pengusaha, dan seorang pelajar, sebelum akhirnya kamera mengarah ke seorang anak laki-laki berumur awal belasan tahun yang bersandar pada senapan serbu AK-47.

“Saudara-saudaraku di Indonesia, jangan takut karena takut adalah godaan setan,” kata salah seorang jihadis dalam video yang diunggah ke situs YouTube, yang belakangan sudah dihapus dari situs kelompok Islamis.

Paling sedikit 30 orang Malaysia dan 56 warganegara Indonesia diperkirakan oleh para pejabat keamanan telah pergi menuju Suriah untuk berjihad, meski para analis keamanan mengatakan jumlah sesungguhnya kemungkinan lebih banyak.

Perang terakhir

Sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar, Indonesia sejak lama menjadi episentrum kelompok militan di Asia timur, dengan melahirkan kelompok seperti Jamaah Islamiyah (JI) yang melakukan pemboman tahun 2002 di Bali serta sejumlah serangan lainnya.

Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC) yang berbasis di Jakarta, dalam sebuah laporannya Januari lalu, mengatakan bahwa krisis Suriah telah menginspirasi para ekstrimis Indonesia ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya, khususnya karena ajaran bahwa ”perang terakhir“ akan mengambil tempat di wilayah Suriah yang lebih besar.

“Kita bisa melihat bahwa ISIL semakin baik, mereka tumbuh dan meluaskan jangkauan serta pengaruhnya atas kota-kota di Irak – Mosul, Tikrit, dan kemudian Ramadi. Segera, atas kehendak Allah, bahkan Baghdad juga akan jatuh, kata M. Fachry, kepala editor al-mustaqbal.net, sebuah situs kelompok militan Indonesia.

Abu Bakar Baasyir, pemimpin spiritual JI yang kini telah memisahkan diri dengan kelompok itu, dan Aman Abdurrahman, seorang pendakwah militan, telah menyerukan kepada para pengikutnya untuk mendukung ISIL beberapa bulan terakhir. Sejumlah pawai pro-ISIL telah menarik banyak massa di Indonesia, di mana dukungan dan rekrutmen untuk bergabung dengan kelompok militan asing bukan sesuatu yang dilarang hukum.

Tidak seperti tahun 1990an, media sosial kini memainkan peran penting dengan Facebook, YouTube dan Twitter banyak digunakan oleh para militan untuk mengirimkan pesan mereka dan memuja para “martir“.

ab/hp (afp,ap,rtr)