1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Scholz: Pernyataan Trump soal NATO 'Berbahaya'

13 Februari 2024

Kanselir Jerman Olaf Scholz kritik pernyataan Trump, sekutu yang tidak saling membela hanya akan menguntungkan Rusia. Meski begitu Jerman dan Polandia sepakat, Eropa harus mengeluarkan dana lebih banyak untuk pertahanan.

https://p.dw.com/p/4cKmn
Kanselir Jerman Olaf Scholz, kiri, menyambut Perdana Menteri Polandia Donald Tusk di Berlin, Jerman, Senin, 12 Februari 2024.
Olaf Scholz mengatakan Berlin akan mewujudkan komitmennya untuk membelanjakan 2% PDB untuk pertahanan NATO.Foto: Ebrahim Noroozi/AP/picture alliance

Kanselir Jerman Olaf Scholz mengkritik mantan Presiden AS Donald Trump yang mengklaim tidak akan membela keamanan anggota NATO yang tidak menganggarkan cukup dana untuk belanja pertahanan.

"Izinkan saya mengatakan dengan jelas, terkait perkembangan teranyar, setiap relativisasi jaminan pertahanan kolektif NATO adalah tidak bertanggung jawab dan berbahaya serta hanya menguntungkan kepentingan Rusia," kata Scholz setelah pembicaraan dengan Perdana Menteri Polandia Donald Tusk di Berlin Senin (12/02).

Trump mengatakan dalam sebuah rapat umum kampanye di South Carolina hari Sabtu (10/02/), ia akan mendorong Rusia untuk "melakukan apa pun yang mereka inginkan" kepada negara NATO mana pun yang tidak menyiapkan anggaran yang memadai untuk pertahanan.

Pernyataan ini sangat mengejutkan bagi negara-negara NATO di garis depan seperti Polandia, dengan kekhawatiran sangat tinggi akibat perang di Ukraina yang terjadi tepat di seberang perbatasan timurnya .

Tusk mendorong pertahanan Uni Eropa dan NATO 

Perdana Menteri Polandia Donald Tusk dalam pertemzan di Berlina mengatakan, Polandia dan Jerman harus bersama-sama mengambil tanggung jawab untuk meningkatkan pertahanan di Eropa dan menggenjot produksi alat pertahanan menjadi prioritas mutlak bagi blok tersebut.

"Tidak ada alasan bagi Uni Eropa untuk menjadi lebih lemah dari Rusia," katanya, seraya menambahkan bahwa Eropa harus mencapai "kemampuan pertahanan udara yang lebih besar dan kemampuan produksi amunisi" dalam waktu satu tahun atau lebih.

Tusk juga mengatakan kepada para wartawan di Berlin, semua negara NATO berkepentingan untuk meningkatkan pendanaan untuk kemampuan militer bersama, terlepas dari apa yang dikatakan Trump.

NATO memiliki pedoman anggaran pertahanan yang menyebutkan, setiap negara anggota harus membelanjakan minimal 2% dari produk domestik brutonya untuk pertahanan. Beberapa anggota NATO tidak memenuhi target tersebut.

Jerman diperkirakan tahun ini akan memenuhi target anggaran pertahanan  NATO, untuk pertama kalinya sejak berakhirnya Perang Dingin, tetapi hanya berkat pengeluaran istimewa yang bukan merupakan bagian dari anggaran utama. Sementara itu, Polandia secara proporsional mengeluarkan lebih banyak anggaran pertahanan daripada yang diakui secara resmi oleh AS, yaitu lebih dari 3,9% dari PDB tahunannya.

Pakar: Eropa harus penuhi target NATO

Banyak ahli mengatakan, sebagian argumen Trump benar. Christoph Heusgen, Ketua Konferensi Keamanan München, misalnya, mengatakan kepada DW bahwa "Trump ada benarnya."

"Anggota NATO di Eropa...telah berkomitmen 10 tahun yang lalu untuk membelanjakan 2% dari PDB mereka untuk pertahanan dan banyak negara, termasuk negara saya sendiri, belum memenuhi komitmen tersebut," kata Heusgen.

Heusgen adalah penasihat senior kebijakan luar negeri dan keamanan untuk Kanselir Angela Merkel antara tahun 2005 dan 2017, ketika pemerintahan di bawah Merkel terus mencoba meningkatkan anggaran pertahanan, walau peluangnya sangat kecil.

"Sangat penting bahwa Jerman dan negara-negara anggota lainnya terus melakukan hal itu, bukan untuk membantu Presiden Trump, tetapi untuk menjamin perlindungan Eropa," kata Heusgen kepada DW.

Sebelum pembicaraan dengan Tusk hari Senin (12/02), Scholz melakukan peletakan batu pertama di lokasi pembangunan pabrik amunisi artileri Rheinmetall yang baru, di mana ia mengatakan Jerman akan menindaklanjuti komitmennya untuk membelanjakan 2% dari PDB untuk pertahanan.

Tusk mengatur ulang hubungan dengan Paris

Tusk sebelumnya melakukan perjalanan ke Paris pada hari yang sama, untuk mengupayakan  kerjasama lebih erat guna mendorong kemajuan Uni Eropa.

"Tidak ada alternatif bagi kemitraan antara Eropa, NATO, dan Amerika Serikat dalam menghadapi risiko keamanan yang terus meningkat," kata Tusk dalam sebuah pernyataan bersama dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Polandia, di bawah partai Hukum dan Keadilan yang populis, mengalami sejumlah perselisihan dengan lembaga-lembaga Uni Eropa. Negara ini sedang tergelincir dari prinsip-prinsip aturan hukum Uni Eropa. Tusk bertekad untuk mengubahnya.

Presiden Macron saat menyambut kunjungan Tusk, menulis bahwa ini adalah awal dari "halaman baru" dalam hubungan antara Prancis dan Polandia. "Mari kita terus bekerja sama demi keamanan dan kedaulatan Eropa," kata Macron.

bh/as  (Reuters, dpa)