1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Printer 3D untuk Bahan Pangan

Miriam Dagan25 April 2014

Dunia kuliner turut berkreasi dengan teknologi printer tiga dimensi. Sebuah start-up Spanyol mengembangkan printer 3D untuk bahan pangan. Printer ini siap dijual kepada koki terkemuka dari 32 negara.

https://p.dw.com/p/1BoL0
Foto: picture-alliance/dpa

Di restoran milik dua koki berbintang di Barcelona, saudara kembar Javier dan Sergio Torres, terus melakukan eksperimen. Temanya: produk segar yang ditanam sendiri dipadukan dengan teknologi modern.

Peralatan dapur di restoran ini selalu berteknik paling modern.

Sergio Torres untuk pertama kalinya mengujicoba pencetak tiga dimensi untuk bahan pangan. Ia mencoba mencetak nasi masak susu dalam bentuk sarang lebah.

Teknologi untuk siapa?

Apa dampak mesin-mesin semacam ini bagi masa depan seni kuliner? “Menurut saya, banyak kemungkinannya. Kami harus melihat, mencoba, menganalisa, melakukan tes," jawab sang koki.

Adonan harus memiliki kekentalan tertentu - seperti adonan biskuit. Kemudian dimasukkan kapsul dan mesin mencetak sesuai bentuk yang diprogram. Juga pizza yang dicetak, masih harus dibubuhi racikan lain dengan tangan, sebelum dimasukkan ke dalam oven pembakaran.

Printer 3D pertama untuk makanan ini akan diproduksi di Cina
Printer 3D pertama untuk makanan ini akan diproduksi di CinaFoto: picture-alliance/dpa

Mesin pencetak makanan tiga dimensi khusus makanan dikembangkan start-up Spanyol 'Foodini.'

Lynette Kucsma, salah satu dari empat pendiri perusahaan itu, memaparkan, "Gampangnya, bayangkan ini sebagai alat perakit. Ambil contoh, ravioli. Sesering apa kita membuat sendiri di rumah? Mungkin sangat jarang. Dari perspektif perangkat dapur rumahan, alat ini ditujukan bagi mereka yang gemar membuat makanan segar. Dari sudut pandang restoran, alat ini menarik sebagai elemen desain."

Koki tetap berperan

Harga perangkat dapur modern ini sekitar 1.000 Euro. Desain untuk makanan, dirancang para koki melalui komputer. Dengan itu, kreativitas dan gagasan nyaris tidak ada batasannya.

Tentu saja yang paling menentukan enak atau tidaknya rasa makanan ini adalah para koki handal yang meraciknya. Mesin pencetak tiga dimensi hanya alat bantu, dan tidak bisa mengubah rasa.

"Untungnya, tangan kami harus tetap memainkan peranan. Alat ini tidak membantu soal rasa, juga tidak bisa memasak. Koki tetap kami," tegas Sergio Torres. "Alat membantu aspek visual, dan menciptakan bentuk, yang hanya bisa dibuat dengan mesin."

Memicu kreativitas

Menu restoran Torres bersaudara hari ini: Artichoke dengan saus ham Iberia. Dengan bantuan mesin pencetak tiga dimensi, mereka hendak terus mengembangkan kreativitas baru.

"Kami bisa membalik artichoke, dan menggambar sesuatu diatasnya. Atau dengan sausnya menggambar sesuatu dan artichoke disajikan di atas saus," papar Torres.

"Kami sudah memesan sebuah prototipe untuk latihan. Kami punyak banyak ide, dan ingin mencoba bagaimana alat itu berfungsi. Jika berhasil, pasti fantastis dan luar biasa."