1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Myanmar Janji Bebaskan Seluruh Tahanan Politik

16 Juli 2013

Dalam kunjungan di Inggris, Presiden Myanmar Thein Sen berjanji untuk melepaskan seluruh tahanan politik. Perdana menteri Inggris menyambut baik niat ini dan mendesak tindakan lebih lanjut untuk penegakan HAM.

https://p.dw.com/p/198GQ
Pertemuan Thein Sein dan David Cameron
Pertemuan Thein Sein dan David CameronFoto: picture-alliance/dpa

“Saya menjamin bahwa pada akhir tahun ini tidak ada lagi tahanan politik di Myanmar,“ dikatakan Presiden Thein Sein di Chatham House di London, Inggris. “Tidak ada tujuan lain selain melakukan transisi dari setengah abad kekuasaan militer dan otoriter menuju demokrasi,“ ditambahkannya.

Sejak menjabat presiden pada tahun 2011, Thein Sein, yang mantan komandan militer, telah melakukan berbagai reformasi, termasuk melepaskan ratusan tahanan politik. Ia juga menyambut baik pemimpin oposisi Aung San Suu Kyi dan partai politik miliknya masuk dalam parlemen. Berkat reformasi di Myanmar, Uni Eropa telah mencabut sebagian besar sanksi, kecuali embargo senjata.

Perdana Menteri Inggris David Cameron mengatakan, “Kami sangat menyambut baik proses reformasi yang Anda jalankan di negara Anda. Dan kami mengharapkan satu pemilu yang bebas, adil dan terbuka pada tahun 2015.“

Thein Sein juga mengatakan, akan terus berupaya untuk mengakhiri konflik etnis di negaranya, yang telah berlangsung sejak negara itu memperoleh kemerdekaan dari Inggris pada tahun 1948. “Besar kemungkinan, dalam beberapa minggu mendatang akan tercapai gencatan senjata. Dan untuk pertama kalinya sejak lebih dari 60 tahun, senjata tidak akan menyalak lagi,“ dikatakan Thein Sein.

Kunjungan Bersejarah

Thein Sein merupakan pemimpin Myanmar pertama yang mengunjungi Inggris sejak lebih dari 25 tahun terakhir. Tahun lalu, PM Cameron menjadi perdana menteri Inggris pertama yang mengunjungi Myanmar.

Pada awal pertemuan di London, Cameron mendesak presiden Myanmar untuk mengambil tindakan lebih lanjut dalam hal hak asasi manusia. “Seperti halnya kelanjutan reformasi yang Anda tempuh, kami juga sangat tertarik untuk melihat tindakan lebih besar dalam hal mempromosikan hak asasi manusia dan bagaimana menangani konflik regional,” dikatakan PM Cameron.

“Kami sangat prihatin tentang apa yang telah terjadi di Provinsi Rakhine dan yang menimpa Muslim Rohingya,” ditambahkan Cameron. Tahun lalu, bentrokan antara umat Islam dan Budha di Rakhine menelan lebih dari 200 korban jiwa dan membuat sekitar 150.000 orang mengungsi. Sebagian besar korban tewas adalah dari etnis minoritas Rohingya. Thein Sein berjanji untuk mengambil “pendekatan toleransi nol“ terhadap mereka yang “menyulut kebencian etnis“.

Myanmar mengharapkan investasi dari Barat untuk membantu pemulihan ekonominya yang ambruk akibat kediktatoran militer dan sanksi internasional. Sementara itu, Cameron mengatakan bahwa Inggris tertarik untuk meningkatkan kerjasama ekonomi dengan Myanmar. “Kami yakin bahwa Inggris dan negara Anda dapat bekerjasama dalam berbagai sektor, secara diplomastis, dalam hal perdagangan dan investasi.“

yf/vlz (afp,ap,rtr)