1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Korban EHEC Dikhawatirkan Akan Bertambah

31 Mei 2011

Wabah penyakit yang dipicu bakteri Escherichia coli penyebab diare disertai pendarahan saluran pencernaan yang mematikan, EHEC, di Jerman terus meluas. Sejauh ini tercatat 14 orang meninggal dan 1.400 orang terinfeksi.

https://p.dw.com/p/11RMH
bakteri Escherichia coliFoto: picture-alliance/dpa

Kesimpulan dalam pertemuan para pejabat tingkat federal, negara bagian dan pejabat kesehatan Jerman membahas wabah EHEC, hari Senin (30/05), di Berlin, amat mencemaskan. Wabah infeksi bakteri E.coli, pemicu pendarahan saluran pencernaan-EHEC menyebar amat cepat. Artinya harus diperhitungkan, jumlah korban meninggal juga akan terus bertambah. Yang membuat warga semakin cemas adalah kenyataan, bahwa sumber asal penyakit mematikan itu sejauh ini belum diketahui secara pasti. Serta belum adanya pengobatan yang ampuh memerangi EHEC.

Memang dalam perang melawan wabah bakteri E.coli dilaporkan sukses pertama. Para peneliti di Universitas Münster berhasil mengembangkan test cepat pembuktian bakteri EHEC. Dr. Helge Karch pakar mikrobiologi di Institut untuk Higiene Universtas Münster mengungkapkan, "Tesnya memungkinkan dalam waktu singkat mengidentifikasi bakteri pemicu penyakitnya. Yakni antara beberapa jam hingga sehari."

Juga Sekolah Tinggi Kedokteran Hannover melaporkan, pemberian obat-obatan yang mengandung anti-body yang ampuh terhadap bakterinya, menunjukkan hasil memuaskan dalam perawatan kasus gawat. Dr. Hermann Haller dokter ahli penyakit dalam di Hannover mengungkapkan hasil pengobatan dengan obat-obatan yang mengandung anti-body Eculizumab, "Ini bukan terobosan, akan tetapi sukses penerapan terapi baru dalam epidemi berat tersebut."

Walaupun sudah dicapai dua sukses pertama dalam perang melawan wabah penyakit diare disertai pendarahan saluran pencernaan akibat bakteri E.coli EHEC itu, Kementrian Kesehatan di Berlin melihat semakin meluasnya wabah. Menteri Kesehatan Jerman Daniel Bahr memperingatkan, "Masih terdapat pertanda, sumber infeksinya terus aktif, artinya warga harus tetap waspada."

Dugaan sementara, pemicu wabah EHEC adalah sayuran yang tercemar bakterinya, terutama mentimun, tomat dan selada. Karena itulah Menteri Perlindungan Konsumen Jerman Ilse Aigner tetap mengimbau warga agar untuk sementara jangan mengkonsumsi sayuran mentah. Aigner juga menyebutkan, wabah penyakit EHEC kini sudah mencapai dimensi Eropa.

Sementara ini, Komisi Uni Eropa juga melaporkan, semakin banyak kasus infeksi EHEC terjadi di negara anggota. Antara lain dilaporkan kasusnya dari Swedia, Denmark, Inggris, Austria, Belanda, Spanyol, Ceko dan Perancis. Pusat pencegahan dan pengendalian wabah Eropa di Stockholm, Swedia, melaporkan, epidemi E.coli mematikan itu merupakan salah satu yang terbesar di dunia.

Agus Setiawan/DW/dpa/rtr

Editor: Andriani Nangoy