1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jerman Bertekad Ikut Ramaikan Ruang Angkasa

Miltiades Schmidt
14 Februari 2022

Hampir setiap pekan roket yang membawa satelit diluncurkan ke ruang angkasa. Sekarang Jerman dan Eropa juga ingin ikut dalam bisnis yang berpeluang besar itu.

https://p.dw.com/p/45Y8y
Roket yang baru lepas landas
Peluncuran roket Falcon 9 yang membawa satelit Grizu-263A di Amerika SerikatFoto: Paul Hennessy/AA/picture alliance

Belakangan ini semakin banyak pengusaha muda tertarik dengan bisnis luar angkasa. Banyak yang berpikir, industri ruang angkasa adalah yang paling cepat tumbuh di dasawarsa mendatang. Begitu diungkap Odd Roger Enoksen, manajer perusahaan Norwegia, Andøya Space.

Profesor Klaus Schiling, pendiri perusahaan "startup" pembuat satelit berukuran kecil juga mengatakan, mereka ingin ikut berbisnis karena di bidang ini potensi ekonomi yang besar masih bisa dibangkitkan. 

Internet dari ruang angkasa, lebih banyak pengamatan perubahan iklim. Namun, siapa yang untung dan siapa yang bangkrut? Pasar ruang angkasa, dalam waktu dekat sudah bisa bernilai satu triliun euro. Begitu pendapat para pakar.

Ramaikan Orbit Bumi dengan Satelit Yang Ekonomis

Di Jerman, tiga perusahaan startup ingin membuat roket-roket kecil untuk mengangkut beban ke luar angkasa. Di seluruh dunia sudah ada 100 perusahaan. Perusahaan Rocket Factory Augsburg ingin dapat pelanggan dengan menawarkan harga lebih murah, yaitu tiga juta euro untuk setiap peluncuran.

"Kami akan mulai dengan 'start' sebulan sekali. Namun, nantinya kami tentu ingin setiap pekan," papar Stefan Brieschenk, Manajer Rocket Factory Augsburg. Perusahaannya ingin agar semuanya dibentuk seotomatis dan seindustrial mungkin, jadi tidak akan jadi sesuatu yang mengejutkan. 

Dalam uji beban roket, nitrogen cair yang amat dingin digunakan. Dengan cara itu para insinyur bisa mencari tahu, sekuat apa sambungan komponennya bisa menahan tekanan dan kapan roket pecah. Lapisan luar roket ternyata bisa tahan lebih lama dari dugaan semula. Apa ini jadi tonggak pencapaian dalam persaingan ketat?

“Dalam urusan peluncuran roket, Jerman belum bisa bersaing.” Itu pendapat Maria Jahnke, yang menjadi konsultan dan salah seorang penulis studi pertama tentang komersialisasi perjalanan ke luar angkasa atau New Space, di Jerman. 

Apakah Jerman sudah siap?

Jerman punya tiga peluncur mikro, yang belum diuji sama sekali dan kemungkinan menghasilkan keuntungan sangat kecil. Demikian kata Jahnke dan menjelaskan, penyebabnya adalah, di seluruh dunia ada banyak perusahaan yang menawarkan jasa peluncuran roket, yang sudah memenuhi permintaan tambahan. 

Namun, teknik satelit adalah bidang lain lagi. Di bidang ini, perusahaan Jerman juga aktif. Dan persaingan internasional juga ketat.

Nina Stary adalah seorang analis dan juga salah satu penulis studi tentang New Space di Jerman. "Kami pikir, sangat penting, bahwa orang menemukan solusi masalah dengan model bisnis dan produk-produk yang sudah ada dan ditawarkan. Itu masalah klasik dan praktis.”

Stary menambahkan, karena bagi pengguna jasa, tidak terlalu penting, bahwa datanya berasal dari ruang angkasa, dan bahwa ini solusi ruang angkasa. "Yang harus jelas adalah keuntungan ekonominya."

Keuntungan ini bisa ditawarkan perusahaan startup bernama S hoch 4. Perusahaan ini membuat satelit kecil lebih cerdas. Tepatnya lewat teknik berukuran kecil. Kubus kecil ini membuat satelit di ruang angkasa bisa diarahkan secara tepat.

Profesor Klaus Schilling, yang menggagas sistem satelit pandai berukuran kecil ini menjelaskan, "Elektronik berukuran kecil ini membantu kami untuk melangkah maju." Ukuran satelit jadi tambah kecil, tapi tidak berarti kemampuannya juga kecil, begitu ditekankan Schilling. "Tapi karena ukurannya kecil, orang bisa meluncurkan lebih banyak, dengan harga sama." 

Satelit kecil yang pandai

Satelit-satelit kecil dirangkai ibaratnya komputer dan dengan komponen-komponen standar. Satelitnya bisa dibuat secara massal dan komponennya bisa ditukar dengan cepat. Itu membuatnya fleksibel. 

S hoch 4 sudah meluncurkan satelit-satelit kecil ke ruang angkasa, di mana satelitnya saling berkomunikasi dan mengorganisir diri secara otonom. Rangkaian sistem satelit misalnya, bisa membuat peta penyebaran asap, jika ada gunung meletus. Itu sangat penting bagi lalu lintas pesawat terbang.  

Seluruh Eropa sedang mengalami demam New Space. Di Norwegia, tahun ini akan didirikan stasiun ruang angkasa baru, dan jadi tempat peluncuran roket-roket kecil. Ini yang pertama di Eropa. Rencananya, dari sana jugalah, Rocket Factory Augsburg akan meluncurkan roket-roket kecil buatan mereka. (ml/ha)