1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Xi Jinping: "Bangsawan Komunis" Calon Pemimpin Cina

8 November 2012

Calon pemimpin Cina berikutnya adalah seorang “Aristokrat Komunis” yang beristri seorang bintang pop. Hingga kini masih menjadi misteri bagaimana dia akan memimpin Cina melewati masa sulit sepuluh tahun ke depan.

https://p.dw.com/p/16fct
Foto: AP

Xi yang berusia 59 tahun, akan mewarisi kekuasaan di saat ekonomi Cina melambat, kesenjangan sosial meningkat, korupsi di kalangan elit partai dan tuntutan yang semakin besar atas perlunya pembaruan di bidang politik dan ekonomi.

Partai Komunis Cina dikenal sangat tertutup. Karena itu banyak pengamat yang tidak mengetahui pasti tentang bagaimana dia akan mengatasi perpecahan di dalam partai dan cara dia menghadapi tantangan yang kini dihadapi Cina.

Masih Misterius

Selama ini, Xi selalu menghindar untuk mengungkapkan semua kecenderungan yang bisa mengancam statusnya sebagai seorang kandidat yang didukung semua kalangan. Dia mendukung berbagai kebijakan dan posisi yang tidak kontroversial selama menjabat di partai. Kata analis politik Cina Willy Lam.

“Dia adalah seorang pemain tim. Dia bermain mengikuti aturan partai. Dia bukan seorang yang berani mengambil resiko. Dia tidak ingin mengambil resiko yang akan bisa membahayakan karirnya,” kata Lam.

Keluarga besarnya mempunyai kepentingan bisnis bernilai ratusan juta dollar, demikian menurut penyelidikan yang dilakukan Kantor Berita Bloomberg awal tahun ini, yang menyebut tak ada indikasi mengenai “kesalahan” Xi terkait kekayaan tersebut.

Pesan diplomatik Amerika yang dibocorkan oleh Wikileaks menggambarkan Xi sebagai seorang pragmatis yang ambisius, yang siap “ikut angin” agar bisa terus maju.

Darah Biru

Xi adalah anak dari Xi Zhongxun, seorang tokoh reformis yang pernah menjabat wakil Perdana Menteri dan wakil Ketua Parlemen. Itu membuat Xi Jinping menjadi “Pangeran“, sebutan bagi para anak pejabat atau bekas pemimpin yang memiliki keistimewaan khusus di Cina.

Dia tumbuh diantara elit partai dan menyaksikan ayahnya “dibersihkan” dari kekuasaan sebelum Revolusi Kebudayaan, dan membuat Xi akhirnya menghabiskan waktu bertahun-tahun di daerah pedesaan yang miskin sebelum akhirnya merangkak ke universitas dan kemudian kekuasaan.

Dianggap sebagai seorang tokoh pembaharu yang punya sikap hati-hati, dia menghabiskan waktunya di sejumlah jabatan atas di provinsi Fujian dan Zhejiang, yang selama ini menjadi wilayah reformasi ekonomi terdepan Cina. Sejak lama Xi dilihat sebagai calon penerus Hu Jintao yang akan pensiun dari jabatan sebagai ketua partai dalam kongres ini dan juga mundur dari kepresidenan pada awal 2013.

Bocoran percakapan diplomat Amerika yang diungkap Wikileaks menyebut bahwa Xi Jinping tidak korup dalam urusan uang, namun sebagai seorang “Pangeran”, dia merasa pantas untuk memerintah di Cina.

Beri Makan 1,3 Milyar Orang

Xi menarik perhatian saat berkunjung ke Meksiko tiga tahun silam. Saat itu, dia tampil santai sambil menyindir barat.

“Di tengah gejolak keuangan internasional, Cina masih bisa memecahkan masalah dengan memberi makan bagi 1,3 milyar orang, dan itu adalah kontribusi terbesar kami bagi kemanusiaan,“ kata Xi Jinping.

“Beberapa orang asing dengan perut penuh dan tidak melakukan apa-apa mengarahkan telunjuk kepada kami,“ kata dia melanjutkan. “Pertama, Cina tidak mengeskpor revolusi, kedua, tidak mengekspor kelaparan dan kemiskinan, dan ketiga kami tidak membuat kekacauan di sekitar anda. Jadi apa lagi yang harus dikatakan?“ kata Xi.

Tak Suka Jargon

Menikah dengan seorang penyanyi terkenal dan sempat bertugas dalam waktu singkat di Shanghai, wilayah paling kaya dan mewah di Cina, Xi memiliki gaya kepemimpinan yang tidak mencolok, dan kadang bisa menimbulkan kesan yang salah.

Dia pernah mengajukan keberatan atas pidato dan tulisan pejabat yang penuh dengan jargon partai dan menuntut mereka berbicara dengan lebih jelas.

Pada September lalu, Xi sempat membuat publik dan para pelaku bisnis gelisah karena tiba-tiba menghilang selama dua pekan dari hadapan publik, sehingga memicu gosip tentang kesehatan dirinya hingga spekulasi mengenai terjadinya perebutan kekuasaan di dalam partai.

Sejumlah sumber mengatakan bahwa Xi mengalami cedera saat berenang dan karena itu harus mengikuti saran dokter untuk beristirahat dan menjalani fisioterapi.

Karir Politik

Pada masa Revolusi Kebudayaan tahun 1966-1976, Xi muda sempat ikut program “pemuda turun ke desa” di sebuah wilayah miskin di barat laut Cina, dan menjadi seorang pejabat desa.

Dia belajar di jurusan Teknik Kimia di Universitas Tsinghua di Beijing, sebuah sekolah elit di mana Hu Jintao semasa muda juga pernah kuliah di sana. Xi meraih gelar Doktor Teori Marxist dari universitas tersebut.

Xi meraih ketenaran pada awal tahun 1980an sebagai seorang petinggi partai komunis sebuah desa di provinsi Hebei. Dia punya akses langka ke Hu Yaobang yang kemudian menjadi ketua partai nasional di kompleks kepemimpinan Zhongnanhai, yang terletak di Kota Terlarang.

Dari sana, karir Xi berlanjut saat dipromosikan menjadi gubernur provinsi tenggara Fujian pada Agustus 1999 setelah pejabat sebelumnya ditangkap karena terlibat korupsi.

Pada Maret 2007, Xi mendapatkan jabatan di ibukota perdagangan Shanghai, saat pendahulunya Chen Liangyu, juga tertangkap karena kasus korupsi besar. Xi memegang jabatan itu hingga Oktober 2007, dan kemudian dia dipromosikan ke Komitee Tinggi Partai, yang merupakan kelompok elit pengambil keputusan tertinggi di Partai Komunis Cina PKC.

Xi menikah dengan Peng Liyuan, seorang penyanyi terkenal yang sempat bisa dibilang lebih terkenal di Cina daripada suaminya, sebelum akhirnya PKC meminta Peng untuk lebih low profile seiring karir politik suaminya yang semakin menanjak.

AB/ HP (afp, rtr)