1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sosial

Wisata Kuliner "Unik" Asia

6 Oktober 2013

Sambil mengangkat penis kuda sepanjang setengah meter, koki Xiao Shan dengan percaya diri mengatakan itu sebagai hidangan alat kelamin “paling enak” di Cina. Asia penuh dengan mitos tentang makanan pendorong libido.

https://p.dw.com/p/19toP
Foto: Fotolia/Yuri Arcurs

Penis dan testis keledai, kambing, anjing, banteng dan rusa, adalah menu “pesta” senilai 200 euro, dibentangkan di meja dapur, yang tampak seperti – maaf – deretan sosis berukuran aneh dan berbintil-bintil, bersama sayuran oval, semua menunggu, menggoda pisau untuk menyayat.

“Tekstur (kuda) dan rasa, keduanya sangat enak. Itu juga baik untuk kesehatan,“ kata Xiao, yang telah memasak alat kelamin hewan sejak usia 13 tahun, menggunakan keahlian yang telah diturunkan oleh keluarganya selama beberapa generasi.

Berasal dari medan paling liar dan kasar Asia, organ vital itu dicincang sebelum diletakkan di sekeliling daun selada.

Hidangan unik di Guolizhuang, adalah satu-satunya jaringan restoran yang menjual khusus makanan dari penis hewan, dan terkenal dikalangan pebisnis dan pejabat pemerintah, kata, Li Yanzhi, manajer cabang di Chaoyang.

Sebagian besar pelanggan adalah laki-laki, tambah perempuan itu sambil menambahkan bahwa para pelanggan itu meningkatkan potensi seksual dengan datang ke restoran yang juga menyediakan organ vital dari biri-biri jantan, lembu berbulu panjang, anjing laut dan ular – yang masing-masing memiliki dua penis.

“Orang Cina percaya kita bisa mengisi bagian tertentu dari tubuh kita dengan menggunakan bahan yang sama, yang berarti apapun yang kamu makan, akan menambah gizi untuk bagian tubuh kamu yang sama,“ kata Li.

“Makan penis dan testis atau buah zakar domba bisa membuat seorang laki-laki lebih kuat dan menikmati kehidupan seks yang hebat.

Potensi di ranjang

Tidak ada bukti ilmiah yang bisa mendukung klaim itu, tapi di banyak tempat di Asia ada sejumlah versi tentang ide yang sama.

Di Takatak, Lahore, yang dikenal sebagai ibukota bisnis Pakistan – sepiring makanan yang diberi nama dari suara pisau yang dipakai ketika membuatnya – terdiri dari cincangan jantung, otak, ginjal dan testis kambing atau domba.

“Pada dasarnya laki-laki memakan itu supaya mereka jago di ranjang,” kata Faher Hayat, seorang koki yang restorannya terletak di pinggir jalan, menyediakan menu itu dengan bumbu khusus campuran bawang, tomat, jahe, merica dan ketumbar.

“Otak memberikan tenaga untuk kepala, sementara testis atau biji pelir punya kekuatan tersendiri.”

Di pinggir jalan macet di kota tua Jakarta, para pria meningkatkan kemampuan seksual mereka dengan datang ke warung yang menjual minuman darah ular.

Para pelanggan memilih seekor ular, yang dihargai Rp 70 ribu setiap ekor, sebelum sang penjual dengan hati-hati mengambil ular yang dipilih dari sebuah akuarium, memenggal kepalanya dengan pisau daging dan merenggangkan tubuh ular tanpa kepala itu secara vertikal agar darah mengalir ke dalam sebuah gelas atau cangkir teh.

Satu sendok madu ditambahkan untuk mempermanis darah yang rasanya agak pahit, yang dipercaya tidak hanya sebagai minuman pendongkrak kejantanan, tapi juga obat diabetes, tekanan darah tinggi dan berbagai penyakit lainnya.

Di Beijing, pelanggan setia restoran penis bernama Wei Jingsheng, adalah orang yang percaya dengan khasiat makanan itu.

“Itu berfungsi dengan sangat baik,” kata pengusaha konstruksi berumur 47 tahun itu. “Setelah saya memakannya, rambut saya tidak lagi rontok, dan kini saya merasa sangat enerjik sepanjang hari. Sebelumnya, saya perlu tidur siang agar tidak merasa capek, kini saya tidak membutuhkannya lagi. Semua aspek kehidupan saya menjadi fantastis.“

Ahli gizi restoran mengatakan bahwa hidang paling populer adalah rusa.

“Satu penis rusa punya potensi yang sama seperti tiga penis banteng,“ kata Du Yuemei, yang mendatangi setiap meja untuk menjelaskan kepada para tamu mengenai manfaat kesehatan dari masing-masing hidangan, dan menghibur mereka dengan berbagai cerita bersemangat mengenai hewan-hewan itu di alam liar.

Dengan sedikit tersenyum, perempuan itu mengaku sering ditanya hal-hal memalukan oleh para pelanggan, tapi ia sudah kebal terhadap itu semua.

“Saya tahu pekerjaan ini tidak biasa, tapi bagaimanapun saya merasa nyaman, bahwa saya terlibat dalam diet terapi bagi para laki-laki. Itu sangat unik,“ tambah dia, sebelum meninggalkan ruangan, sebagai tanda kepada para pelayan untuk mulai menempatkan bahan makanan ke dalam sup mendidih, yang berisi jantung rusa, kaldu bebek dan obat-obatan Cina.

Ragam rasa

Yang pertama muncul – irisan keriput dari kuah panas yang terlihat kecil jika dibandingkan dengan bentuk aslinya – penis banteng dan kambing.

Penis Banteng, yang menggulung seperti cincin cumi, punya rasa agak mirip daging sapi, tapi dengan tekstur lebih keras dan tidak gampang dikunyah.

Alat vital kambing seperti urat, alot dan sedikit berserabut, agak kurang berasa, bentuknya seperti kayu manis lembek.

Sementara penis kuda dan keledai dihidangkan dalam irisan seperti bacon. Alat vital keledai berwarna lebih gelap dan rasanya netral, sementara penis kuda lebih intens, dan dengan mudah dikenali sebagai makanan yang rasanya paling berbeda dibanding menu lain.

Sebaliknya biji pelir, mempunyai tekstur lebih halus. Penis rusa menawarkan rasa kenyal lain, sementara anjing Rusia mempunyai rasa berbumbu, cukup menarik, meski kelihatan seperti irisan kulit babi yang kurang matang.

Itulah satu-satunya hidangan impor di dalam menu, dan satu-satunya hewan yang memiliki tulang penis, yang secara seremonial diserahkan dalam kotak hadiah merah di akhir santapan, sebagai tanda keberuntungan.

ab (afp,rtr,ap)