1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Vitamin E Memperlambat Perkembangan Alzheimer

cp/hp (ap, afp)6 Januari 2014

Ilmuwan mengatakan vitamin E dapat memperlambat perkembangan Alzheimer ringan hingga tahap menengah - pertama kalinya sebuah perawatan berdampak pada demensia pada tahap tersebut.

https://p.dw.com/p/1Akut
Foto: picture-alliance/dpa

Dalam sebuah studi terhadap lebih dari 600 warga lanjut usia, dosis tinggi vitamin E diduga memperlambat pengurangan kemampuan hidup sehari-hari, seperti memasak, memakai baju dan bercakap-cakap, sampai sekitar 6 bulan dalam waktu 2 tahun.

Besar keuntungannya sebanding dengan menyimpan salah satu kemampuan hidup yang umumnya sudah tidak lagi dimiliki, seperti mandi sendiri tanpa bantuan. Bagi sejumlah orang, ini berarti hidup secara independen dan tidak harus tinggal di rumah jompo.

Namun vitamin E tidak mempertahankan kemampuan berpikir. Dan juga tidak berguna bagi pasien yang turut meminum obat Alzheimer. Mereka yang hanya mengonsumsi vitamin E saja memerlukan lebih sedikit bantuan dari perawat - sekitar 2 jam per hari daripada mereka yang tidak ikut serta dalam studi.

"Ini bukan keajaiban, ataupun obat mujarab," kata pemimpin studi Maurice Dysken dari Sistem Perawatan Kesehatan Veteran di Minneapolis. "Yang terbaik yang bisa kami lakukan saat ini adalah memperlambat laju pertumbuhan penyakit Alzheimer."

Bukan berarti ampuh mengobati

Departemen Veteran Amerika Serikat mensponsori studi yang dipublikasikan oleh Jurnal Asosiasi Medis Amerika ini. Namun para dokter memperingatkan, jangan ada yang langsung bergegas dan memborong vitamin E.

Vitamin E terbukti gagal mencegah orang sehat terhindar dari berkembangnya demensia atau membantu mereka yang berada dalam tahap awal pertumbuhan Alzheimer (pra-Alzheimer) pada studi-studi lainnya. Seorang pakar bahkan menyebut vitamin E merugikan.

Bagaimanapun, banyak ahli yang menyambut baik hasil studi terbaru setelah begitu banyak kegagalan muncul dari obat-obat yang sebelumnya menjanjikan.

"Ini sungguh temuan terobosan dan memuat apa yang selama ini sudah kami kerjakan selama hampir tiga dekade: intervensi terhadap Alzheimer pertama yang benar-benar dapat memberi dampak pada penyakit tersebut," ungkap Sam Gandy dari Sekolah Medis Mount Sinai di New York. "Saya sangat antusias melihat hasil ini."

Masih harus diuji coba lebih lanjut

Sekitar 35 juta orang di seluruh dunia menderita demensia, dan Alzheimer adalah tipe yang paling umum dijumpai. Di Amerika Serikat, sekitar 5 juta orang mengidap penyakit Alzheimer. Belum ditemukan obat yang ampuh dan obat-obat yang ada sekarang hanya memperingan gejala untuk sementara.

Para ilmuwan belum mengetahui bagaimana vitamin E dapat membantu, namun vitamin E dikenal sebagai antioksidan seperti yang ditemui pada minuman anggur merah, buah anggur dan beberapa jenis teh. Antioksidan membantu melindungi sel dari kerusakan yang dapat berujung pada penyakit lainnya, ujar salah satu divisi Departemen Kesehatan dan Layanan Masyarakat Amerika Serikat.

Banyak makanan yang mengandung vitamin E. Sebagai contoh, kacang-kacangan, biji-bijian, gandum, sayuran hijau dan minyak sayur. Wujudnya beragam, dan studi tadi menguji coba versi sintetis, salah satunya - alpha-tocopherol - pada tingkatan dan kekuatan seperti yang dijual di apotek, 2.000 satuan internasional per hari.

Namun Heather Snyder, direktur operasi Alzheimer's Association mengatakan, kelompok tersebut mengimbau "siapapun untuk tidak meminum vitamin E untuk mengatasi penyakit Alzheimer atau penyakit memori lainnya kecuali di bawah pengawasan dokter," karena dinilai dapat berinteraksi dengan pengencer darah, obat kolesterol dan obat-obat lainnya.

Temuan studi juga masih harus diverifikasi lebih lanjut melalui studi baru yang melibatkan lebih banyak perempuan dan kaum minoritas, lanjut Snyder.

cp/hp (ap, afp)