1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Vettel Kokoh di Puncak

Rizki Nugraha26 Agustus 2013

Sebastian Vettel kembali digdaya usai menjuarai GP Belgia. Kini ia terpaut 46 angka dari Fernando Alonso yang kini merangsek ke posisi kedua. Kendati begitu, Mercedes masih menjadi ancaman terbesar bagi Red Bull

https://p.dw.com/p/19W1s
Foto: Tom Gandolfini/AFP/Getty Images

"Kami harus konsentrasi di dua balapan pertama usai jeda musim panas," kata Dr. Helmut Marko, pemilik tim Red Bull Racing beberapa hari silam. Ia merujuk pada sirkuit Spa Francorchamps di Belgia dan Monza di Italia. Dengan lintasan lurus serta tikungan pendek dan cepat, kedua sirkuit tersebut seakan didesain khusus untuk sasis F1 W04 yang diusung Mercedes.

Di Spa, pertaruhan Red Bull membuahkan hasil saat Sebastian Vettel berhasil mendahului Lewis Hamilton usai tikungan pertama dan bertahan di puncak hingga akhir balapan. Kemenangan di Belgia memantapkan posisi pembalap Jerman itu di puncak pimpinan, terpaut 46 angka dari pesaing terdekatnya, Fernando Alonso, yang tampil perkasa dan menyudahi balapan di urutan kedua.

Kedigdayaan Vettel di Spa nyaris membuat GP Belgia tidak layak tonton. Betapa tidak? Pembalap yang kini menetap di Swiss itu finish meninggalkan Alonso yang terpaut 16,7 detik dan Hamilton 27,7 detik. Artinya ia mampu membesut mobilnya seperempat detik lebih cepat ketimbang Ferrari dan setengah detik lebih cepat dibandingkan Mercedes di setiap putaran lap.

Ferrari dan Mercedes berbenah diri

Ferrari yang banyak dijagokan di awal musim menyimpan secuil harapan kendati masih berjibaku dengan performa sasis F138. Tim kuda jingkrak yang digawangi oleh Stefano Domenicali itu yakin, Red Bull masih akan menemui nasib naas di sisa musim. Layaknya musim lalu, kata Fernando Alonso. "Ketika saya memimpin dengan jarak 42 angka dari Sebastian, tapi kemudian tertinggal 13 angka menjelang penghabisan," tukasnya.

Namun statistik di tiga musim terakhir justru tidak menyediakan banyak alasan bagi Ferrari untuk berharap. Red Bull dan terutama Vettel selalu tampil ganas seusai jeda musim panas. Musim lalu ia membukukan empat kemenangan berturut-turut di Singapura, Korea, Jepang dan India. 2011 Vettel bahkan mencatat lima kemenangan dan dua kali juara kedua dari sembilan balapan.

Bahwa peluang terbesar Ferrari adalah memperbaiki performa F138, sudah bukan rahasia umum lagi. "Kami saat ini punya beberapa komponen baru yang baru akan diuji di terowongan angin. Di Monza dan Singapura komponen itu akan dipakai. Jadi kami masih bernafas," kata Direktur Teknik Ferrari, Pat Fry.

Pertarungan sengit di Monza

Formel 1 Großer Preis von Brasilien
Pembalap Ferrari asal Spanyol, Fernando AlonsoFoto: Getty Images

Tim asal Maranelo itu juga memperkuat barisan teknis dengan mencatut James Allison dari Lotus. Allison adalah otak di balik kesuksesan sasis E21 yang digunakan oleh Kimi Räikkönen dan Roman Grosjean.

Mercedes juga tidak tinggal diam. Tim yang bermarkas di Brackley, Inggris, itu meminang Paddy Lowe dari McLaren. Lowe yang sudah malang melintang di arena Formula 1 sejak 1987 itu punya julukan unik. Sejak kiprahnya di Williams ia dikenal sebagai "pemadam kebakaran" lantaran kemampuannya mengembangkan mobil untuk menyesuaikan dengan kompetisi di tengah musim balapan.

Balapan selanjutnya di sirkuit Monza, Italia akan digelar 8 September mendatang. Sirkuit yang terletak di Utara Italia itu selalu menghadirkan duel panas antara Alonso dan Vettel di dua musim terakhir. Terakhir, Vettel mendapat penalti lantaran dianggap menyudutkan Alonso hingga keluar dari badan sirkuit. Kiprah Vettel musim lalu pun tidak begitu menggembirakan, ia terpaksa menyudahi balapan lantaran kerusakan mesin.