1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Vaksin Demam Berdarah Terbukti Efektif

26 Juli 2012

Perusahaan farmasi Perancis Sanofi mengumumkan, vaksin demam berdarah dengue yang mereka kembangkan, terbukti efektif melawan tiga dari empat strain virus penyakitnya.

https://p.dw.com/p/15eve
Foto: picture-alliance/dpa

Uji klinik yang dilakukan terhadap 4.000 responden anak-anak di Thailand menunjukan hasil positif terhadap tiga dari empat strain virus demam berdarah dengue DBD.

Penelitian vaksin DBD sudah dilakukan sejak 70 tahun, tapi baru diintensifkan dua dekade terakhir. Sukses ujicoba vaksin tergantung dari respons sistem kekebalan tubuh. Ujicoba besar-besaran vaksin baru itu, kini sedang dilakukan di 10 negara di Asia dan Amerika Latin dengan melibatkan 31.000 responden.

Sanofi menyebutkan, hasil positif dari ujicoba di Thailand memicu perusahaan menanamkan investasi senilai 350 juta Euro untuk membangun pabrik baru di Perancis. Vaksin baru anti demam berdarah itu, diharapkan bisa mendatangkan pemasukan milyaran Euro pertahunnya.

Prevalensi naik fatalitas turun

Demam berdarah dengue merupakan wabah penyakit musiman yang penularannya terjadi akibat gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Ini merupakan masalah endemik terutama di sejumlah negara tropis. Sekitar 70 persen kasusnya terjadi di Asia, khususnya di India, Pakistan, Laos, Kamboja, Vietnam, Malaysia, Filipina dan Indonesia.

Dengue-Fieber - Mücke
Kampanye pemberantasan sarang nyamuk inang demam berdarah Dengue.Foto: picture-alliance/dpa

Direktur program penanggulangan penyakit menular India, Dr.A.C Dhariwal menanggapi sukses ujicoba vaksin DBD itu, kepada DW mengatakan, menyambut berita mengenai sukses ujicoba vaksin itu. "Dengan demikian kami memiliki instrumen tambahan, untuk mencegah dan mengendalikan penyakit DBD", tambahnya.

Laporan lembaga kesehatan Uni Eropa menyebutkan, prevalensi penyakit demam berdarah terus naik dalam dekade terakhir. Walaupun begitu, tingkat fatalitasnya terus turun.

Organisasi kesehatan dunia WHO melaporkan, penyakit yang ditularkan lewat gigitan nyamuk itu, mengancam kesehatan sekitar 3 milyar penduduk dunia. Setiap tahunnya 50 juta hingga 100 orang terinfeksi. Rata-rata 20.000 orang penderita DBD meninggal setipa tahunnya, kebanyakan anak-anak di bawah lima tahun.

Selain upaya pencegahan dengan mengembangkan vaksinnya, program yang dilancarkan saat ini kebanyakan dengan mereduksi sumber penularan dengan cara pemberantasan sarang nyamuk.

AS/DK (rtr,dpa)