1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Uniknya Proses Reproduksi Laba-laba Penuai

Mauricio Cancilieri (vlz/as)15 Oktober 2014

Kakinya ada delapan. Mirip seperti laba-laba. Tapi tubuhnya lebih mirip caplak. Opiliones atau laba-laba penuai memang belum dikenal. Seorang peneliti asal Brasil menelaah cara kawinnya.

https://p.dw.com/p/1DW1c
Foto: imago/blickwinkel

Rachel Werneck meneliti hewan kecil yang ia kenal saat masih kuliah di fakultas biologi di Brasil. Sejak dua tahun, ilmuwan ini meneliti di Jerman. Fokus pekerjaannya adalah reproduksi opiliones. Ia ingin mengetahui secara pasti, apa yang terjadi saat masa kawin.

"Struktur genitalia yang digunakan untuk reproduksi bermacam-macam dan sangat kompleks untuk hewan jenis ini. Mungkin ada hubungannya dengan proses seleksi alam", jelas Werneck.

Tidak mudah kawin

Ia ingin membuktikan, bahwa proses kawin opiliones bukan hal yang terjadi begitu saja. Seperti pada rekaman film ini: si jantan berusaha untuk kawin dengan betina. Mereka bersama untuk beberapa detik, lalu betinanya pergi. Pada akhirnya tidak ada yang terjadi.

Masalahnya bisa jadi terletak pada organ kelamin opiliones jantan. Werneck menganggap struktur genitalnya sangat kompleks untuk hal alami seperti kawin. Untuk bisa menelitinya secara lebih terperinci, ia membuat model tiga dimensinya.

Werneck menambahkan: "Kami ingin mengerti mengapa bentuk penisnya serumit itu. Padahal fungsinya hanya untuk menyalurkan sperma. Mungkin ini hanya hasil proses seleksi alam. Dengan demikian hewan betina bisa distimulasi. Lalu hewan betina yang menentukan jantan mana yang akan mengawininya."

Pengaruh lingkungan

Ia ingin membuktikan teori tersebut. Ia membekukan opiliones saat hewan tersebut hendak kawin. Lalu ia menelitinya di bawah mikroskop. Hasilnya ia potret. Foto ini membantunya dalam menjawab beberapa pertanyaan. "Kita bisa mengetahui posisi organ kelamin betina. Ini mungkin berkaitan dengan ukuran genital jantan. Dan penting supaya bisa mencapai bagian dimana jantan menempatkan spermanya."

Opiliones bisa bertahan hidup dalam hampir semua kondisi iklim. Apakah kondisi lingkungan mempengaruhi proses reproduksi hewan tersebut? "Ya, iklim sangat penting. Reproduksi opiliones sangat bergantung pada kelembaban udara, suhu dan cahaya di sekitarnya. Hewan betina yang menentukan apakah lingkungan tersebut sesuai untuk bertelur."

Opiliones hingga kini sangat jarang diteliti. Ini motivasi utama Rachel Werneck untuk meneruskan risetnya di museum zoologi di kota Bonn. Hewan yang ia teliti ukurannya memang tidak sebesar hewan-hewan lain di museum tersebut, tetapi jumlah spesiesnya cukup banyak. Yakni, lebih dari 6000 spesies.