1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Umur Lebih Panjang Berkat Ikan

3 April 2013

Hasil penelitian di Amerika Serikat menunjukkan, manusia berusia 65 tahun ke atas yang teratur memakan ikan, akan hidup rata-rata dua tahun lebih lama dibandingkan yang tidak mengkonsumsi makanan laut sama sekali.

https://p.dw.com/p/188G8
Foto: Fotolia/sablin

Makanan laut seperti ikan sudah diketahui mengandung asam lemak Omega-3. Senyawa ini, biasanya ditemukan pada jenis ikan yang berlemak seperti salem, tongkol, pecak, sarden, dan haring.

Penelitian para ilmuwan Harvard School of Public Health di Amerika Serikat yang dipublikasikan dalam sebuah jurnal kedokteran menyebutkan, ada kaitan antara kadar Omega-3 dengan panjangnya umur seseorang.

Manusia yang memiliki kadar tinggi asam lemak Omega-3, resiko meninggalnya 27 persen lebih rendah. Sementara resiko meninggal karena serangan jantung 35 persen lebih rendah dibandingkan mereka yang memiliki kadar Omega-3 yang lebih rendah.


Ikan dan Penyakit Jantung

Sebelumnya, penelitian lain memang telah mendemonstrasikan kaitanantara asam lemak Omega-3 dan resiko penyakit jantung. Namun, penelitian di Harvard dilakukan dengan manganalisa data manusia lanjut usia (manula), untuk menegaskan kaitan antara konsumsi ikan dan resiko kematian.

Para peneliti mengolah data yang dihimpun selama 16 tahun dari 2700 warga AS yang berusia 65 tahun atau lebih tua lagi. Mereka yang menjadi relawan dalam percobaan itu, tidak meminum suplemen minyak ikan untuk mengeliminasi data yang rancu.

Mereka yang kandungan asam lemak Omega-3 dalam darahnya cukup tinggi, memiliki resiko paling rendah untuk meninggal mendadak dan rata-rata hidup 2,2 tahun lebih lama dibandingkan mereka yang hanya memiliki kandungan Omega-3 yang rendah.


Makan Ikan Dua Kali Seminggu

Kelompok asam lemak Omega-3, antara lain adalah asam α-linolenat (ALA), Asam eikosapentaenoat (EPA), dan asam dokosaheksaenoat (DHA). lmuwan Harvard mengidentifikasi DHA sebagai asam lemak yang paling berkaitan dengan rendahnya resiko kematian karena penyakit jantung koroner.

Sementara EPA ada hubungannya dengan rendahnya resiko serangan jantung yang tidak mematikan, dan DPA berasosiasi dengan rendahnya resiko meninggal karena stroke.

Temuan itu juga tidak berubah, setelah peneliti menyesuaikannya dengan faktor demografi, gaya hidup dan pola makan. "Penemuan kami mendukung pentingnya kadar Omega-3 bagi kesehatan jantung serta pembuluh darah, dan kelak bahkan bisa memperpanjang umur manusia," ujar ketua tim peneliti Dariush Mozaffarian.

"Anda bisa melakukan sesuatu untuk meningkatkan kesehatan dengan memakan ikan berlemak secara moderat, dua kali dalam seminggu."
.
vlz/as (afp, ap)