1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Ukraina Tolak Perjanjian Kerjasama Uni Eropa

Bernd Riegert22 November 2013

Secara mengejutkan Ukraina menolak perjanjian kerjasama dengan Uni Eropa. Tadinya perjanjian itu akan diresmikan dalam pertemuan puncak Uni Eropa akhir November.

https://p.dw.com/p/1AMTL
Presiden Ukraina Yanukovich (kiri) dan pejabat Uni Eropa Stefan Fuele (kanan)Foto: picture alliance/AP Photo

Ukraina tidak akan melanjutkan pembahasan perjanjian kerjasama dengan Uni Eropa, melainkan ingin melakukan pembicaraan segitiga dengan Uni Eropa dan Rusia. Demikian diumumkan pemerintahan Presiden Viktor Yanukovich di Kiev hari Kamis (21/11).

Usai pengumuman itu, Komisaris Perluasan Eropa Stefan Fuele membatalkan rencana kunjungan ke Ukraina. Tadinya, Ukraina dan Uni Eropa bermaksud melanjutkan pembicaraan tentang kemitraan yang sudah dirintis cukup lama. Tapi Ukraina mengumumkan pembatalan kerjasama "atas alasan keamanan nasional".

Tindakan Ukraina mengakhiri perundingan kerjasama mengejutkan Uni Eropa. Banyak pengamat menerangkan, Ukraina melakukan itu karena ada tekanan dari Rusia. "Sama sekali tidak bisa diterima, kalau Rusia ingin mencampuri hubungan ekonomi antara Ukraina dan Eropa. Ukraina sejak 20 tahun sudah merdeka dan bukan bagian dari Rusia", kata Werner Schulz, anggota Parlemen Eropa dari Partai Hijau.

Ukraina memang punya hubungan ekonomi yang erat dan juga mendapat pasokan gas dari Rusia. Kalangan diplomat Eropa menerangkan, sejak beberapa minggu Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan tekanan agar Ukraina tidak terlalu mendekat ke Uni Eropa.

Disiapkan sejak lama

Perjanjian kerjasama Ukraina dan Uni Eropa sudah disiapkan sejak lama. Karena itu, banyak pihak menyesali pembatalan kerjasama itu, Menteri Luar Negeri Jerman Guido Westerwelle dalam sebuah pernyataan menerangkan, Eropa tetap berminat menjalin hubungan khusus dengan Ukraina. "Penawaran kami untuk sebuah kemitraan tetap berlaku".

Parlemen Ukraina juga menolak keringanan hukum bagi mantan Perdana Menteri Yulia Tymoshenko. Ia saat ini sedang sakit dalam tahanan. Tadinya ada indikasi bahwa Ukraina akan mengijinkan Tymoschenko melakukan pengobatan di Berlin. Tapi hal itu tidak terwujud. Uni Eropa beberapa kali mengecam penahanan tokoh oposisi itu sebagai pelanggaran hak asasi.

Pejabat Luar Negeri Uni Eropa Caterine Ashton sebelumnya menuntut agar Presiden Yanukovich mengambil keputusan, apakah negaranya ingin lebih dekat ke Eropa atau ke Rusia. Minggu-minggu tekahir, Yanukovich beberapa kali melakukan pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Kalangan diplomat Eropa menerangkan, perundingan dengan Ukraina mungkin bisa dimulai lagi awal tahun depan. Uni Eropa tidak boleh membiarkan Ukraina berpaling begitu saja ke Rusia. Masih belum jelas, apakah Uni Eropa akan menerima tuntutan untuk melakukan pembicaraan segitiga dengan Ukraina dan Rusia.