1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tumbuhnya Kesadaran Lingkungan Remaja Cina

3 Desember 2007

Parahnya pencemaran dan rusaknya lingkungan di Cina, mendorong kelompok remaja di Beijing untuk aktif melindungi lingkungan.

https://p.dw.com/p/CWMt
Ikan-ikan yang mati akibat pencemaran air di Danau Guanqiao, CinaFoto: picture-alliance/dpa

Ruangan kantor kecil di kompleks gedung Universitas Haidian di Beijing adalah markas suatu perhimpunan remaja Beijing, yang menamakan diri mereka Kelompok Aksi Iklim Pemuda Cina. Kelompok ini baru terbentuk akhir tahun 2007. Zhao Chunhong yang berusia 26 tahun adalah mahasiswi jurusan teknik lingkungan. Ia adalah salah seorang pendiri kelompok tersebut.

"Lima tahun lalu, ketika saya mendaftarkan diri untuk jurusan lingkungan, tema perlindungan lingkungan belum begitu dibicarakan. Tetapi, guru-guru sayalah yang mempengaruhi saya. Guru geografi saya menunjukkan begitu banyak foto tentang kerusakan lingkungan.“

Foto-foto tersebut tidak bisa hilang dari benak Zhao Chunhong. Zhao mulai mencari tahu, mengapa udara di kota-kota di Cina dan wilayah industri begitu tercemar dan apa akibat dari pemanasan bumi bagi masa depan. Ia kemudian memutuskan untuk terlibat secara aktif.

"Semenjak perubahan iklim lebih ramai dibicarakan, banyak mahasiswa yang merasa bahwa mereka harus melakukan sesuatu. Tapi selama ini semua bekerja masing-masing. Ini tidak terlalu menghasilkan. Karena itu kami memutuskan untuk bekerja sama.“

27 organisasi mahasiswa Cina atau sekitar 1000 kaum muda bergabung dalam jaringan ini. Para pelindung iklim muda ini memaparkan pengalaman mereka melalui situs internet. Mereka menganjurkan pembelian bohlam hemat energi dan penggunaan sarana transportasi umum. Yang sudah dua tahun bekerja bagi kantor Greenpeace di Cina. Ia juga antusias dengan jaringan pelindungan iklim kaum muda Cina. Menurut Yang, sebagian besar warga Cina terlalu sibuk untuk menambah kekayaaan dan barang-barang mewah, sehingga mereka buta terhadap situasi iklim.

"Masyarakat luas masih belum memiliki kesadaran diri. Hasil penelitian kami menunjukkan, bahwa kini sebagian besar warga Cina paham akan kerusakan lingkungan hidup. Tapi tidak demikian halnya dengan perubahan iklim. Mereka sadar bahwa sungai yang mengalir di depan rumah mereka tercemar, tetapi mereka tidak tahu bahwa gletser di pegunungan salju meleleh.“

Suhu yang semakin meningkat menyebabkan gletser di Tibet dalam 30 tahun terakir berkurang sebanyak 130 kilometer persegi. Jika meleleh, maka persediaan air bagi ratusan jiwa penduduk di benua Asia terancam. Pertanda pemanasan global sangat terasa di Cina. Di wilayah pesisir, badai dan banjir terus terjadi. Di wilayah barat, padang pasir semakin bertambah.

Dalam rencana perlindungan iklim nasional yang dikeluarkan pemerintah Cina tahun ini, sasaran yang dipatok adalah pengurangan emisi gas buangan per orang sebanyak 2 persen setiap tahun hingga 2010. Sasaran ini juga mendapat dukungan penuh dari jaringan kaum muda pelindung iklim Cina. Walau pun menurut Zhao, usaha ini belumlah cukup.

"Cina seharusnya berunding dengan negara lain dan menjelaskan posisinya. Semua harus mau bertanggung jawab, kalau tidak usaha yang telah dilakukan akan percuma saja.“