1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tujuh Negara Anggota NATO Tetap Pesan A400M

24 Juli 2009

Jerman dan enam negara anggota pakta militer NATO lainnya tetap mempertahankan pesanan bernilai miliaran Euro untuk pesawat transportasi militer Airbus tipe A400M.

https://p.dw.com/p/Ix2k
Menhan Jerman Franz Josef JungFoto: AP

Hari Jumat kemarin (24/07) di Le Castellet, Perancis Selatan, tujuh menteri pertahanan negara anggota NATO dari Jerman, Perancis, Inggris, Belgia, Luksemburg, Spanyol dan Turki melakukan pertemuan. Pasalnya sejumlah negara mengutarakan keluhan bahwa pesanan pesawat transportasi militer Airbus A400M yang dapat mendarat di atas permukaan pasir dan rumput itu terus tertunda dan biaya produksi semakin meningkat. Namun dalam pertemuan itu akhirnya disepakati untuk tidak membatalkan pesanan. Selain itu juga disepakati, hingga akhir 2009 akan dilakukan negosiasi dengan EADS, perusahaan induk Airbus mengenai kelanjutan perjanjian itu.

Direktur EADS Louis Gallois menunjukkan sikap optimis bahwa A400M akan melakukan penerbangan perdananya di penghujung tahun ini. Berkaitan pesanan pesawat yang dapat mengangkut peralatan militer berat atau helikopter itu, Menteri Pertahanan Jerman Franz Josef Jung mengemukakan kepada pemancar televisi Jerman ZDF:

"Perjanjian pesanan tetap berlaku dan kemungkinan untuk membatalkan perjanjian itu masih tetap ada. Tetapi tujuan kami adalah merealisasikan proyek ini bersama-sama."

Pengembangan A400M yang mampu menerbangi jalur panjang serta lincah mengelak dalam serangan tembakan musuh, tertunda sekitar tiga tahun akibat adanya masalah dengan pengendalian mesin. Negara NATO yang melakukan pesanan sedianya dapat membatalkannya sejak April lalu. Ini berarti, perusahaan harus mengembalikan enam miliar Euro kepada negara-negara pemesan. Dengan pesanan 60 pesawat transportasi militer, Jerman merupakan negara pemesan terbesar.

Penundaan penyerahan pesawat memang sempat membuat kekecewaan yang besar bagi ketujuh negara NATO. Apalagi mengingat Jerman yang memerlukan pesawat A400M untuk misinya di Afghanistan. Sejumlah dari pesawat tipe Transall C-160 atau Hercules C-130 yang digunakan saat ini sudah berusia puluhan tahun. Terutama Inggris yang sangat memerlukan penggantian pesawat. Karena itu Inggris sempat berniat menarik diri dari perjanjian pembelian. Komisi pertahan parlemen Inggris bahkan menyarankan secara terang-terangan untuk membatalkan pesanan.

Namun keputusan untuk tidak keluar dari perjanjian itu, menggembirakan EADS dan perusahaan anaknya Airbus. Tapi perundingan pada bulan-bulan mendatang akan berlangsung alot. Di atas kertas pihak pemesan dapat menuntut ganti rugi bagi keterlambatan pasokan pesawat yang harga per unitnya sekitar 100 juta Euro itu. Juga masih belum dapat dipastikan apakah pesawat yang dipesan akan sesuai dengan yang tercantum dalam perjanjian. Direktur Airbus Thomas Enders mengatakan, "Airbus akan berupaya sekuat tenaga untuk menemukan kesepakatan yang diterima kedua pihak baik menyangkut teknik maupun perjanjian."

Menteri Pertahanan Perancis, Herve Morin menanggapi positif keputusan ini. Ia mengatakan bahwa ini merupakan kabar baik bagi Eropa, bagi industri persenjataan dan angkatan bersenjata Eropa. Perundingan dengan EADS akan dilakukan setelah berakhirnya liburan musim panas di Eropa barat, dan diakhiri di Jerman pertengahan Oktober. Kesepakatan mengenainya akan ditandatangani dalam pertemuan di Sevilla, Spanyol, Desember mendatang.

Gabungan industri dirgantara dan penerbangan ruang angkasa Jerman (BDLI) memuji keputusan para menteri pertahanan itu. Dikatakan bahwa A400M merupakan pesawat transportasi militer paling canggih saat ini dan merupakan produk teknologi yang sangat inovatif. Pesawat itu akan menjamin kemampuan operasional angkatan bersenjata Jerman dalam misi-misinya yang paling sulit. Demikian tercantum dalam pernyataan BDLI mengenai isu tersebut.

CS/LS/dpa/afp