1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tradisi Kemurnian Bir di München

Johanna Schmeller5 Oktober 2012

Di bulan Oktober para penggemar bir berpesta pada festival Oktoberfest di München. Minuman resmi negara bagian Bayern itu menjadi devisa ekspor. Ini atas jasa UU Kemurnian Bir yang berlaku sejak 1516 di Bayern.

https://p.dw.com/p/16Kxx
Besucher des Hofbräuzeltes prosten sich am 22.09.2012 auf dem Oktoberfest in München (Bayern) zu. Die Wiesn gilt als das größte Volksfest der Welt und findet in diesem Jahr vom 22.09. bis 07.10.2012 statt. Foto: Andreas Gebert/dpa
Oktoberfest München 2012Foto: picture-alliance/dpa

Bekas biara Benediktus "Weihenstephan" terletak di bukit yang asri di pinggiran kota München. Sejarah tempat yang dulu dikenal sebagai daerah suci itu dimulai tahun 725, ketika Uskup Korbinian mengetukkan tongkatnya ke tanah dan dari situ keluar sumber air. Tahun 1040 air yang penuh berkat itu menimbulkan gagasan penduduk, yang akhirnya menjadi ide bisnis yang bersejarah.

Brauerei Weihenstephan, historisches Foto aufgenommen zwischen 1920 – 1940. Copyright: Bayerische Staatsbrauerei Weihenstephan
Brauerei (perusahaan bir) Weihenstephan, Arsip foto 1920-1940Foto: Bayerische Staatsbrauerei Weihenstephan

Saat ini di tempat itu berdiri institut jurusan teknik Universitas München. Pengusaha bir muda Max Eichstatt kuliah jurusan teknologi pembuatan bir di situ dan memimpin kelompok wisatawan menjelajahi perusahaan bir tertua di dunia. "Desas-desus, dimana pengrajin bir dulu mengolah birnya dengan rempah-rempah, tanaman datura dan atropa, tetap bertahan kuat,“ dijelaskannya. "Tapi pada kenyataannya terjadi masa panen yang buruk. Serealia untuk roti seperti gandum menjadi langka. Jadi para pengrajin bir terpaksa menggunakan malt dari jelai, yakni sereal untuk pakan ternak.“

UU Kemurnian Pengecualian di Bayern

Air, tanaman humulus atau hop, jelai dari malt. Hanya itulah bahan-bahan untuk mengolah bir di Bayern.

Foto: Johanna Schmeller, Titel: Brauerei Weihenstephan. Entstanden sind die Bilder bei einer Führung durch die älteste Brauerei der Welt. Weitere Suchworte bitte: Reinheitsgebot, Bier, Bayern, Brauereiwesen. 5_Sudhaus.JPG
Wisatawan dipandu mengunjungi WeihenstephanFoto: DW/Johanna Schmeller

Para wisatawan dari negara bagian Jerman Nordrhein-Westfalen yang mengunjungi perusahaan bir tersebut masih memiliki pandangan berbeda tentang kebeningan bir yang tepat. Mereka mengunggulkan produk bir dari NRW seperti Veltins atau Bitburger. Diskusi tentang itu dapat berlangsung sengit. Dua jam lamanya waktu bagi Max untuk memandu para wisatawan, itu berarti 120 menit untuk mengubah pendapat para tamu.

Dijelaskan Max, hanya produsen bir di Bayern yang sampai sekarang memegang kuat janji yang mewajibkan diri secara pribadi yang berasal dari tahun 1516. Di München apa yang disebut Reinheitsgebot atau peraturan tentang kemurnian bir sudah berlaku sejak tahun 1487. Sebelumnya di abad ke-14, hanya rumah-rumah penguasa yang memiliki hak mengolah bir. Meskipun demikian di dapur-dapur penduduk biasa, suplemen makanan yang kaya akan gizi secara diam-diam juga diracik. Dan ketika perubahan iklim serta panen yang buruk pada abad ke-15 dan ke-16 menyulitkan produksi minuman anggur, maka bir menjadi minuman rakyat.

Foto: Johanna Schmeller, Titel: Brauerei Weihenstephan. Entstanden sind die Bilder bei einer Führung durch die älteste Brauerei der Welt. Weitere Suchworte bitte: Reinheitsgebot, Bier, Bayern, Brauereiwesen. 1_Maischbottich_Kupfer.JPG
Ketel bir dari tembagaFoto: DW/Johanna Schmeller

Stainless Steel Pengganti Ketel dari Tembaga

Di perusahaan bir Weihenstephan daftar kandungan bir yang dulu, kebiasaan pengolahan bir dan jalan pemasaran sudah diperbaharui. Dalam apa yang disebut mash tun atau ketel bir raksasa, air dan malt (dari jelai) digiling dan kemudian dipanaskan pada suhu 75 derajat celcius. Sejak tahun 1980-an perusahaan bir itu menggunakan ketel bir dari stainless steel, yang berbeda dari ketel bir dari tembaga yang tampilannya tampak lebih indah, tidak berkorosi dan tidak memberikan warna ataupun rasa terhadap bir.

Brauerei Weihenstephan, Sudhaus innen. Copyright: Bayerische Staatsbrauerei Weihenstephan
Sudhaus di Brauerei (perusahaan bir) WeihenstephanFoto: Bayerische Staatsbrauerei Weihenstephan

Kemudian ekstrak cairan hasil peragian di bangunan perusahaan bir yang disebut Sudhaus dimasak dengan humulus atau hop, ampasnya disaring dan cairannya didinginkan. 800 hektoliter bir yang disimpan dalam ruang fermentasi. Dengan menambah khamir (yeast) dan dibantu komputer pengawas dilakukan proses peragian, yang selanjutnya penting untuk menghasilkan busa mahkota di atas minuman bir.

"Terutama kisah sejarah bir putih (bir dari gandum) yang kami miliki di sini sungguh luar biasa,“ demikian jaminan yang diberikan Frank Peifer, ahli bir pertama pada jurusan untuk pengolahan bir di Weihenstephan.

Bir Weizenbock Fitus tahun lalu menjadi bir terbaik di dunia dan tahun ini dianugerahi gelar Weizenbier (bir gandum/bir putih) terbaik di dunia. Kini setiap tahunnya Weihenstephan memproduksi 32 ribu hektoliter bir, dan hampir separuhnya diekspor ke 48 negara di seluruh dunia.