1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Topan Terhebat Dunia Hantam Filipina

8 November 2013

Badai terkuat yang pernah ada di dunia menghajar Filipina hari Jumat (8/11) memaksa jutaan orang mengungsi, memutus pasokan listrik dan menerbangkan bagian-bagian rumah penduduk.

https://p.dw.com/p/1AE6q
Foto: Getty Images/Afp/Charism Sayat

Haiyan, topan super kategori 5, melewati ujung utara provinsi Cebu dan menuju barat pulau Boracay – keduanya dikenal sebagai lokasi tujuan wisata – setelah menghantam kepulauan tengah Leyte dan Samar dengan kecepatan hampir 300 kilometer per jam dan menciptakan gelombang ombak setinggi 5 sampai 6 meter.

Paling sedikit empat orang tewas dan tujuh lainnya terluka, demikian menurut pemerintah Filipina. Jumlah korban diperkirakan akan terus bertambah.

Listrik dan jalur komunikasi di tiga provinsi pulau besar Samar, Leyte dan Bohol hampir putus total, tapi pemerintah berjanji akan memulihkannya dalam waktu 24 jam.

Pemerintah mengingatkan bahwa lebih dari 12 juta orang terancam, termasuk warga Cebu yang berpenduduk 2,5 juta jiwa, serta berbagai daerah yang masih belum pulih akibat gempa 7,2 skala richter yang terjadi bulan lalu.

“Topan super kelihatannya telah mengakibatkan longsor dengan angin mendekati 195 kilometer per jam. Ini membuat Haiyan memecahkan rekor badai tropis karena mengakibatkan tanah longsor,” kata Jeff Masters, direktur metereologi Weather Underground yang berbasis di Amerika.

Topan dan badai sebesar itu bisa menghancurkan shelter atau tempat perlindungan badai akibat tekanan tinggi yang tercipta, yang bisa menyedot tembok dan menerbangkan atap-atap bangunan.

”Seluruh listrik di seluruh pulau dan jalan-jalan mati,” kata Lionel Dosdosa, dari International Organization for Migration di pulau Bohol, yang menjadi pusat gempa 15 Oktober silam yang menewaskan 222 orang dan memaksa ratusan ribu lainnya mengungsi.

”Suasana gelap dan suram, berganti-ganti antara gerimis dan hujan berat,” kata dia.

Ancam Cina dan Vietnam

Sekitar satu juta orang menyelamatkan diri di tempat perlindungan di 29 provinsi, setelah pemerintah Filipina menyerukan warga yang dilewati Haiyan untuk meninggalkan rumahnya di daerah-daerah rawan sepanjang bantaran sungai, desa-desa pantai dan lereng-lereng pegunungan.

Roger Mercado, gubernur provinsi selatan Leyte, lewat radio menggambarkan: “(Badai) Sangat kuat, listrik mati dan semua jalan tak bisa dilewati karena pohon-pohon tumbang. Kami hanya bisa berdoa.”

Biro cuaca milik pemerintah Filipina mengatakan Haiyan diperkirakan akan berlalu dari Filipina pada hari Sabtu dan keluar melalui Laut Cina Selatan, di mana diperkirakan badai itu akan semakin kuat dan mengancam Vietnam dan Cina.

Rekor topan atau badai atau paling kuat yang mengakibatkan tanah longsor adalah Badai Camille pada 1969, yang menghantam Mississippi dengan kecepatan angin 305 kilometer per jam, demikian menurut data Weather Underground.

Tahun lalu, topan Bopha meratakan tiga kota pantai di Mindanao, membunuh 1.100 orang dan menyebabkan kerusakan yang diperkirakan bernilai 1,04 milyar dollar.

Haiyan adalah badai ke-24 yang menghantam Filipina tahun ini.

Asal nama topan

Nama topan super Haiyan, diambil dari bahasa Cina yang artinya “Burung Laut”, yang dikenal punya kebiasaan hanya datang ke pantai untuk berkembang biak.

Di Pasifik barat dan Laut Cina Selatan, nama-nama badai tidak diberikan sesuai aturan abjad, sebagaimana badai-badai di Atlantik – tapi dipilih dari daftar tetap 140 nama.

Nama-nama itu diusulkan oleh 14 negara di wilayah itu, termasuk Jepang, Cina, Laos, Amerika Serikat dan Filipina, yang masing-masing mewakili Typhoon Committee for the Western North Pacific dan Laut Cina Selatan.

Badan meteorologi Jepang mengumpulkan daftar, yang termasuk diantaranya berasal dari nama tanaman, tempat, tokoh dalam mitologi dan permata.

Nama pertama dalam daftar terkini adalah Damrey, atau ”Gajah” dalam bahasa Khmer, dipakai sebagai nama topan yang menghantam Cina pada musim panas 2012. Haiyan adalah nama ke-44 dari daftar tersebut.

ab/hp (rtr,dpa,afp)