1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tokoh Al Qaida Yaman Anwar Al Awlaki Tewas

30 September 2011

Anwar al Awlaki, tokoh kelompok teror Al Qaida, terbunuh dalam aksi militer AS di Yaman. Pria warga negara AS itu sebelumnya disebut sebagai calon penerus Osama bin Laden.

https://p.dw.com/p/12k5l
Anwar al Awlaki(Foto:Muhammad ud-Deen, File/AP/dapd)
Anwar al AwlakiFoto: dapd

Ia dianggap sebagai "penceramah Youtube" dan merupakan warga AS pertama yang jadi buron tembak mati oleh pemerintah di Washington. Kini Anwar al Awlaki, salah seorang teroris paling dicari di dunia, benar-benar tewas. "Saya nyatakan, bahwa ia (Awlaki –red.) tewas," ungkap seorang anggota pemerintah AS, Jumat (30/09). Awlaki adalah salah satu petinggi kelompok teror Al Qaida. Empat bulan setelah kematian bin Laden, ia disebut-sebut sebagai calon penerus bin Laden.

Kementerian pertahanan Yaman mengumumkan, empat anggota Al Qaida terbunuh dalam serangan udara terhadap iring-iringan mereka di dekat perbatasan menuju Saudi Arabia. Beberapa hari silam, pesawat tempur tak berawak AS dikerahkan ke berbagai penjuru kawasan. Pesawat-pesawat itu sengaja disebarkan di perbatasan Afghanistan-Pakistan dan Yaman guna memburu tersangka teroris.

Kemungkinan aparat keamanan Yaman terlibat dalam aksi militer yang dilancarkan AS itu. Aparat keamanan Yaman menggiatkan perburuan terhadap Awlaki setelah November lalu pengadilan Yaman memerintahkan penangkapannya. Ram Ramgopal, mantan wartawan CNN, mengutip seorang anggota pemerintah Yaman dalam twitternya, bahwa aksi militer itu adalah "operasi gabungan dinas rahasia".

Khatib Berbakat dan Pengguna Mahir Internet

Anwar al Awlaki merupakan contoh generasi baru pimpinan Al Qaida, terutama karena riwayat hidup barat-timurnya. Ia lahir di keluarga keturunan Yaman pada tahun 1971 di Amerika Serikat. Pada 1978, keluarga Awlaki kembali ke Yaman. Ayahnya menjadi menteri pertanian dan kemudian menjadi profesor suatu universitas di Yaman. Pada 1991, Awlaki berkuliah ilmu teknik di Amerika Serikat. Ia juga meraih gelar doktor di bidang ilmu pendidikan di Universitas George Washington. Pada 2004 Anwar al Awlaki kembali ke Yaman dan berkontak dengan Al Qaida.

Awlaki dianggap sebagai calon penerus Osama bin Laden. (AP Photo/Department of Defense)
Awlaki dianggap sebagai calon penerus Osama bin Laden.Foto: AP

Di Amerika Serikat, Awlaki belajar bagaimana meraih simpati generasi muda muslim radikal di negara barat untuk bergabung jadi anggota kelompok teror. Awlaki adalah khatib berbakat, yang menggunakan media internet dalam menyebarkan hasutan dan propaganda, dan merekrut generasi muda muslim untuk berjihad. Ia menulis blog, menjalin kontak di Facebook, dan mempublikasikan video pidato dan kuliah radikal di Youtube. Berulang kali di internet Awlaki menyerukan warga muslim untuk membunuh warga AS. Jihad melawan Amerika Seirkat merupakan perintah untuk setiap muslim yang beriman, begitu ia menulis di internet.

"Hidup atau Mati"

Menurut keterangan Amerika Serikat, Awlaki juga bertanggung jawab untuk operasi luar negeri kelompok Al Qaida di Yaman. Ia juga dianggap bahaya teror terbesar untuk Amerika Serikat. Sel teror ini diyakini merencanakan sejumlah serangan gagal di Amerika Serikat. Salah satunya adalah bom yang gagal meledak dalam sebuah pesawat terbang komersial pada musim Natal 2009.

April 2010 Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengeluarkan perintah tembak mati terhadap Awlaki. Seperti yang diberitakan harian AS New York Times, ini adalah pertama kalinya seorang warga AS masuk dalam daftar CIA sebagai buron "hidup atau mati". Ayah Anwar al Awlaki pernah berusaha agar ia dihapus dari daftar itu. Namun pengadilan di Washington tetap mengeluarkan tuntutan terhadap Anwar al Awlaki.

Presiden Yaman Kehilangan "Gigi"

Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh (EPA/STRINGER +++(c) dpa)
Presiden Yaman Ali Abdullah SalehFoto: picture alliance/dpa

Bagi Obama, kematian Awlaki merupakan kemenangan satu tahap dalam perang melawan Al Qaida, setelah kematian Osama bin Laden. Bagi Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh, kematian Awlaki menyulitkan pemerintahannya. Pasalnya, gerakan protes menentang Saleh yang berlangsung sejak Februari tahun ini, berjuang tidak hanya demi demokrasi dan hak azasi manusia.

Para pengunjuk rasa di Yaman menyoroti hubungan dekat antara Amerika Serikat dan pemerintah Yaman, terutama menyangkut perang melawan teror. Sebabnya, Presiden Saleh mengaku sebagai penjamin perjuangan melawan Al Qaida di Yaman. Kenyataan bahwa Awlaki tampaknya dibunuh dengan pesawat tak berawak AS, diperkirakan akan memanaskan protes yang sudah berlangsung.

Saleh, yang sudah berkuasa di Yaman selama 33 tahun, dalam wawancara dengan harian Washington Post hari Jumat (30/09), untuk pertama kalinya mengungkapkan syarat peralihan kekuasaan. Katanya, ia tidak akan menyerahkan kekuasaannya terhadap lawan politik terbesarnya, yaitu tokoh kesukuan Sadek al Ahmar dan mantan jenderal Ali Mohsen. Saleh memperingatkan kemungkinan Al Qaida terus akan memperluas pengaruhnya di Yaman, juga setelah ia mundur dari kekuasaan.

Naomi Conrad (ap/dapd/dpa/rtr)/Setyarini

Editor: Ayu Purwaningsih