1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Toilet Masa Depan

Martin Riebe19 November 2013

Sepertiga warga dunia tidak memiliki akses ke toilet. Seorang peneliti asal Jerman mengembangkan sebuah toilet masa depan yang bahkan bisa turut menyelamatkan nyawa.

https://p.dw.com/p/1AKIH
Klo der Zukunft
Foto: DW

Di berbagai belahan dunia, sungai adalah pusat aktivitas harian. Tapi air sungai kerap tercemar kuman penyakit. Setiap hari, sekitar 5.000 anak di seluruh dunia meninggal karena air yang tercemar tinja. Beberapa miliar orang di dunia menderita akibat air yang terkontaminasi.

“Kurangnya sistem toilet yang layak menyebabkan masalah besar dalam kesehatan. Itu penyebab diare, kolera. Jika anak-anak mengalami diare 20 atau 25 kali sehari, biasanya angka kematiannya tinggi. Itu mengerikan“, demikian Ralf Otterpohl peneliti limbah air dari Universitas Teknologi Hamburg.

Toilet Masa Depan

Otterpohl lalu mengembangkan toilet yang bisa menyelamatkan nyawa jutaan anak. “Toilet Masa Depan“ ini harganya tidak lebih dari satu setengah juta rupiah. Toilet ini mencegah air terkontaminasi kotoran.

“Gagasan toilet ini : volumenya cukup untuk keluarga selama seminggu penuh. Mencakup kotoran, air pembasuh, kertas toilet dan segala yang dibuang kedalamnya. Setelah seminggu, semua disedot tangki tinja. Dan sangat penting, membersihkan hanya dengan sedikit air. Toilet ini punya semprotan air", jelas Otterpohl.

Uniknya, "Toilet ini dapat digunakan dengan dengan cara jongkok atau dengan cara duduk. Tergantung budayanya, pengguna dapat memilih cara yang sesuai dengan kebiasaannya.“

Agar toiletnya tidak bau sampai penyedotan berikutnya, dibubuhkan larutan bakteri asam laktat dan gula. Sehingga, "terjadi fermentasi asam laktat. Dengan itu kita dapat membunuh bibit penyakit sekaligus mencegah bau."

Campuran Arang dan Kayu

Para ilmuwan menggunakan tinja dari toilet stasiun kereta Hamburg, untuk menguji coba seberapa banyak gula dan bakteri asam laktat yang diperlukan agar hasilnya optimal. Tujuannya mengusahakan derajat keasaman serendah mungkin.

Kotoran dari toilet dialirkan ke sebuah instalasi pembuat kompos. Di sini, kotoran manusia dicampur dengan arang dan serpihan kayu, lalu dikeringkan. Setelah beberapa minggu, ini menjadi kompos Terra Preta, yang sangat kaya nutrisi.

Penambahan arang adalah hal istimewa untuk tanah hitam. Ini menjadi medium bagi nutrisi, dihuni mikroorganisme dan dapat menyimpan air dalam jumlah besar.

Merekayasa Tanah

Sumber arang di Asia dan Afrika, adalah tungku yang digunakan untuk memasak. Ini ideal sebagai pelengkap toilet kompos Ralf Otterpohl. Karena kompos dari toilet terutama dimanfaatkan untuk penghutanan kembali, maka iklim dunia juga akan mendapat manfaat dari proyek tersebut.

"Dengan Terra Preta kita bisa merekayasa tanah, agar kelembabannya dapat lebih terjaga. Kelembaban ini dilepaskan secara perlahan, dengan demikian menyeimbangkan iklim setempat. Jika proyek ini dilaksanakan dalam skala besar, itu dapat mempengaruhi positif perubahan iklim global.“

Toilet ini mencegah cemaran kuman ke dalam air, tanah bisa disuburkan dan kualitas iklim membaik.