1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tips Sukses Studi di Jerman

Luky Setyarini

Mencari tempat tinggal, mengatur biaya hidup, mengatur waktu antara belajar, bersosialisasi, dan bekerja atau berurusan dengan rumitnya birokrasi Jerman menjadi hal biasa dalam kehidupan mahasiswa Indonesia.

https://p.dw.com/p/Copz
Birokrasi Jerman, banyaknya formulir yang harus diisiFoto: BilderBox

Saran dari Kepala Sekolah Bahasa Goethe Institut Jakarta, Maria Fischer-Siregar adalah, "Banyak mahasiswa yang tidak menyadari betapa pentingnya Bahasa Jerman. Kemampuan bahasa merupakan faktor penting. Mahasiswa juga harus memiliki kemampuan dan dapat belajar mandiri. Mandiri merupakan hal penting agar bisa sukses di Jerman. Harus siap untuk belajar intensif, bekerja keras dan harus selalu ingin mempelajari budaya lain.”

Tempat Tinggal

Sebelum berangkat, pertama kali calon mahasiswa harus memikirkan tempat tinggal setibanya di Jerman. Bagi calon mahasiswa yang sudah mendapatkan surat panggilan dari perguruan tinggi di Jerman, biasanya Akademisches Auslandsamt atau layanan untuk mahasiswa asing di perguruan tinggi juga menawarkan pemondokan mahasiswa. Untuk mendapatkan kamar di asrama mahasiswa, jangan lupa tanyakan tentang hal tersebut pada bagian layanan untuk mahasiswa asing sebelum berangkat.

Asrama yang ditawarkan biasanya penuh fasilitas, seperti sambungan internet, mesin cuci atau dapur yang dapat dipakai bersama, bahkan alat musik atau alat olahraga. Harga kamar di asrama mahasiswa sangat bervariasi, namun tentu saja lebih murah daripada menyewa kamar di apartemen biasa.

"Bagi yang baru datang, kalau saya boleh kasih saran, lebih baik tinggalnya yang dari sekolah, dari Studentenwerk. Karena kalau di situ kita sudah pasti hanya membayar satu harga saja, tidak perlu memikirkan yang lain, sudah semuanya termasuk, all inclusiv. Tidak perlu banyak pemikiran. Kalau baru datang kan kita tidak mengerti situasi di sini bagaimana. Jadi tidak terlalu ribet,“ ungkap Prasti Rachmadi atau Titi, mahasiswa Fakultas Kedokteran di Universitas Christian Albrecht di Kiel.

"Ada enaknya juga kalau ambil WG; satu apartemen tinggal dengan yang lain, tinggal dengan orang Jerman. Misalnya tinggal dengan empat atau lima orang. Akan lebih menarik, karena dari cara kalian berkomunikasi, dengan cara kekeluargaannya, daripada tinggal di asrama. Kalau di asrama biasanya lebih tertutup,“ jelas Ivan Maulana, mahasiswa Teknik Informatika Fachhochschule Bonn-Rhein-Sieg.

"Di Studentenwohnheim itu tidak enaknya bareng dengan orang lain. Belum tentu orang lain itu bersih,“ tukas Titi.

"Tapi kalau bisa tinggal dengan orang Jerman. Supaya dapat belajar bahasa,“ Ivan menyarankan.

"Kalau sudah tinggal tetap di sini, lebih enak tinggal sendiri. Soalnya semua kita manage sendiri, kebersihan kita tanggung sendiri. Aturan juga aturan kita sendiri,” Titi menambahkan pendapatnya.

Harga Sewa Kamar atau Apartemen

Di daerah bekas Jerman Timur, harga sewa kamar di asrama mahasiswa berkisar dari 100 Euro hingga 250 Euro. Dengan harga 100 Euro, mahasiswa sudah dapat tinggal di kamar yang sudah dilengkapi dengan tempat tidur dan kasurnya, meja belajar, lemari pakaian dan rak buku. Dengan harga yang paling mahal, mahasiswa sudah dapat tinggal di apartemen kecil lengkap dengan dapur dan kamar mandi di dalam. Sedangkan di daerah bekas Jerman barat, harga kamar di asrama mahasiswa lebih mahal, berkisar dari 150 Euro hingga 300 Euro.

Informasi mengenai harga sewa kamar kos di apartemen pribadi atau harga sewa apartemen pribadi di tiap kota di seluruh Jerman dapat dilihat di www.studenten-wg.de atau www.wg-gesucht.de.

Birokrasi Sewa Kamar atau Apartemen

Setiap calon mahasiswa yang baru tiba harus siap berurusan dengan birokrasi di Jerman. Surat kontrak kamar atau apartemen merupakan hal yang harus diperhatikan. Jangan segan bertanya jika ada kalimat atau kata-kata yang kurang jelas di dalam kontrak. Penyewa wajib membayar jaminan yang disebut Kaution, apa pun jenis tempat tinggalnya, apartemen di perumahan pribadi atau kamar di asrama mahasiswa.

Jaminan ini biasanya berupa uang sebesar satu sampai tiga bulan harga sewa dan akan dikembalikan jika penyewa tidak lagi tinggal di tempat itu. Syaratnya, penyewa meninggalkan kamar atau apartemen dalam keadaan baik.

Karena itu, saat penyerahan kunci, penyewa biasanya ditemani pengelola apartemen mengecek keadaan kamar. Jangan segan untuk segera melapor jika ada kerusakan kecil di kamar tersebut. Bila ada kerusakan yang terjadi selama penyewa tinggal di kamar sana, pada saat kontrak sewa berakhir pengelola akan memotong uang Kaution untuk memperbaiki kerusakan itu.

Surat Keterangan Domisili

Setelah mendapatkan kamar, calon mahasiswa yang baru tiba di Jerman harus segera melaporkan diri di kantor balai kota setempat untuk mendapatkan surat keterangan domisili. Surat keterangan itu berguna untuk memperpanjang visa di kantor imigrasi. Karena waktu administrasi untuk mendapatkan visa izin tinggal bisa mencapai dua sampai empat minggu, calon mahasiswa sebaiknya datang ke kantor imigrasi jauh-jauh hari sebelum masa berlaku visa habis.

Asuransi Kesehatan

Persyaratan memperpanjang visa lainnya adalah asuransi kesehatan. Jerman merupakan negara yang mewajibkan penduduk dan pendatang untuk memiliki asuransi kesehatan. Ada beberapa perusahaan asuransi milik negara yang ditunjuk perguruan tinggi di Jerman untuk melayani nasabah mahasiswa. Tarif per bulan asuransi dari perusahaan negara tersebut jauh lebih murah dari tarif yang dikenakan perusahaan asuransi swasta.

Lapor Diri di Kedutaan RI

Setelah itu, calon mahasiswa sebaiknya melapor diri pada Kedutaan Besar atau Konsulat Indonesia terdekat. Lapor diri berguna untuk pembebasan fiskal ketika mahasiswa yang sedang berlibur di Indonesia akan kembali ke Jerman. Jika kehilangan paspor atau ingin memperpanjang paspor, salah satu hal yang ditanyakan di kedubes atau konsulat Indonesia adalah keterangan lapor diri.

Tagihan

Dalam kehidupan sehari-hari di Jerman tentu saja orang tidak lepas dari kewajiban membayar tagihan. Mulai dari rekening telepon, listrik ataupun internet. Jangan lupa untuk membayar rekening-rekening tersebut tepat waktu, karena ketatnya birokrasi di Jerman. Jika sampai waktu tertentu tagihan tersebut tidak dibayar, perusahaan penagih rekening tidak segan-segan mengirimkan surat denda.

Pendaftaran Semester dan Ujian

Sejak semester pertama kuliah, banyak hal yang harus diperhatikan. Seperti halnya kuliah di Indonesia, mahasiswa dibiarkan mandiri untuk mencari tahu mana mata kuliah wajib dan mata kuliah pilihan. Di beberapa perguruan tinggi, mahasiswa baru akan dibimbing oleh tutor agar dapat mengetahui detail-detail aturan yang harus dipatuhi. Ada juga yang menawarkan seminar pengantar studi di Jerman untuk mahasiswa baru agar mengikuti perkuliahan dengan baik.

Sementara itu, mahasiswa baru juga sebaiknya mencari tahu sendiri serta rajin membaca aturan perkuliahan dan ujian. Di sistem pendidikan tinggi Jerman ada tiga macam jenis pertemuan, yaitu Vorlesung atau kuliah umum, Kurs yang mengutamakan mengerjakan latihan-latihan, dan Seminar yang mengutamakan tugas presentasi mahasiswa. Jangan lupa untuk memperhatikan jenis pertemuan tersebut untuk memudahkan mahasiswa dalam memperoleh nilai.

Perhatikan tanggal-tanggal penting yang menyangkut perkuliahan. Di beberapa perguruan tinggi, mahasiswa secara otomatis didaftarkan ujian mata kuliah wajib walaupun tidak mengikuti mata kuliah tersebut. Bila berhalangan mengikuti mata kuliah wajib, segera beritahu sekretariat akademis. Tanggal daftar ulang per semester juga harus diperhatikan karena lebih sulit bagi mahasiswa untuk mengumpulkan uang kuliah dan iuran semester yang besar jumlahnya dalam waktu singkat.

Dan yang terakhir, hal penting yang harus diingat adalah jangan malu bertanya walaupun ada kendala bahasa.