1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tingkat Kebahagiaan di Uni Eropa

Berger, Alois8 November 2013

Krisis ekonomi membuat banyak warga Eropa merasa kurang bahagia. Warga Jerman rata-rata lebih bahagia, sedangkan tingkat kebahagiaan tertinggi ada di Denmark.

https://p.dw.com/p/1ADeE
Foto: picture-alliance/dpa

Organisasi Kerjasama dan Ekonomi dan Pembangunan OECD secara berkala melakukan penelitian tentang tingkat kebahagiaan di berbagai negara. Bagaimana situasi di Eropa? Menurut laporan OECD yang dirilis hari Selasa (05/11), jumlah warga Jerman yang menyebut situasinya "sangat memuaskan" naik dari 53 menjadi 61 persen. "Kenaikan delapan persen ini cukup signifikan," kata Paul Schreyer dari OECD.

Tapi di negara-negara Eropa Selatan banyak orang makin tidak puas dan tingkat kebahagiaan turun. Di Yunani, Italia dan Spanyol, makin banyak orang yang pesimis. Sejak krisis keuangan mulai melanda tahun 2007, tingkat kebahagiaan di negara-negara ini turun 20 persen. Selain makin pesismis dengan situasinya, warga di Eropa Selatan juga makin tidak percaya pada pemerintahnya.

Survey OECD adalah bagian dari "Better Live Initiative", sebuah proyek yang mengamati kualitas kehidupan di berbagai negara. Menurut OECD, tingkat kebahagiaan dan kemakmuran tidak bisa diukur hanya melalui Produk Domestik Brutto (PDB) suatu negara. Ranking PDB suatu negara tidak sama dengan ranking kemakmuran yang dirasakan warganya. Di Eropa, Denmark menduduki ranking teratas peringkat kebahagiaan, sementara Yunani menduduki peringkat terbawah. Posisi Jerman dari posisi 15 naik ke peringkat 8.

Kebahagiaan Tingkatkan Kepercayaan

Ada beberapa faktor yang menentukan kualitas kehidupan warga di Eropa, antara lain harga sewa rumah yang terjangkau, pembagian pendapatan yang adil dan peluang mendapat pendidikan. Menurut studi OECD, hal ini yang harus diperhatikan oleh pemerintah di Eropa.

Dalam kriteria ini, Jerman hanya menduduki peringkat pertengahan. Sekalipun demikian, warga Jerman merasa lebih bahagia dari sebelumnya. Selain itu, tingkat kepercayaan warga Jerman terhadap pemerintahnya naik dari 35 menjadi 42 persen.

Peneliti Sosial Stefan Weick dari Institut Leibniz menyelidiki hubungan antara rasa puas dan kepercayaan terhadap pemerintah dan institusi publik. Terutama warga Denmark menyatakan puas dengan kehidupannya. Tapi ini tidak berhubungan langsung dengan tingginya pendapatan atau gaji.

Kepuasan warga Denmark punya alasan lain, kata Wieck. "Menurut penelitian terbaru, rasa puas juga berhubungan dengan kepercayaan tinggi pada pemerintah dan institusi publik." Karena kepercayaan yang tinggi ini, warga Denmark bisa menghadapi masalah ekonomi lebih santai. "Resiko kehilangan pekerjaan di Denmark tidak kecil. Tapi orang percaya kalau kehilangan pekerjaannya, mereka bisa mendapat pekerjaan baru."

Eropa Timur Pesimis

Situasi ini berbeda dengan di Eropa Timur. Di Polandia, Ceko dan negara-negara Eropa Timur lainnya, warga berpandangan lebih pesimis. Walaupun situasi mereka sudah jauh lebih baik daripada dulu. Peneliti Sosial Stefan Wieck menerangkan, "Di bekas negara sosialis, kepercayaan terhadap instansi pemerintah sangat rendah. Jadi warganya merasa sangat tidak puas, sekalipun situasi mereka secara materi sudah jauh lebih baik."

Sementara di Eropa Selatan, krisis ekonomi bisa membuat situasi terus memburuk. Menurut laporan OECD, pengangguran yang sangat tinggi di kalangan remaja punya dampak jangka panjang. Para remaja kehilangan kesempatan untuk mengumpulkan pengalaman di dunia kerja. Jadi, peluang mereka untuk mendapat pekerjaan di masa depan juga makin kecil.