1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

"The Promise of Music" - Orkestra Simon Bolivar dan Gustavo Dudamel di DW-TV

26 September 2008

Mereka memukau saat menjadi tamu dalam Beethovenfest tahun lalu. Tepuk tangan meriah juga diberikan bagi dirigen muda Gustavo Dudamel. DW-TV memutar film dokumentasi tentang mereka mulai Sabtu, 27 September 2008.

https://p.dw.com/p/FPmp

Tahun lalu Simon Bolivar Youth Orchestra dari Venezuela mendapat sambutan meriah di Bonn. Tetapi mereka bukanlah hanya orkestra yang terdiri dari remaja yang sukses. Prestasi mereka hanya dapat dimengerti sepenuhnya, jika orang mengenal sistem pendidikan di Venezuela. 30 tahun lalu dirigen dan mantan Menteri Kebudayaan José Antonio Abreu mendapat visi untuk mengubah keadaan sosial di negaranya melalui musik. Semua anak mulai usia dua tahun ditawari untuk ikut dalam kursus musik. Instrumennya sendiri dibiayai pemerintah.

Gustavo Dudamel mit dem Simon Bolivar Orchestra
Gustavo Dudamel dan Orkestra Simon BolivarFoto: AP

Tetapi tidak ada yang bermain musik sendirian. Semua anak sejak awal bermain di dalam orkestra. Belajar untuk hidup secara sosial adalah tujuan utamanya. Saling menghormati dan saling membantu juga termasuk di dalamnya. Upaya pemerintah ini berhasil. Saat ini di Venezuela terdapat 30 orkestra yang mampu bermain secara profesional, tetapi itu hanya efek sampingannya saja. Anggota Simon Bolivar Youth Orchestra berusia antara 10 sampai 24 tahun, dan mereka semua mampu bermain di tingkat profesional. Komposisi yang mereka biasa mainkan adalah karya komponis Amerika Latin, juga karya Leonhard Bernstein dan simfoni ciptaan Ludwig van Beethoven.

Suara Harapan

Regie_Klang_der_Hoffnung_2.jpg
Sutradara Enrique Sánchez saat membuat "Promise of Music"

“Klang der Hoffnung” atau suara harapan yang juga dikenal sebagai "Promise of Music" adalah judul film dokumentasi yang panjangnya 90 menit tentang Simon Bolivar Youth Orchestra. Film ini diperkenalkan televisi Deutsche Welle atau DW TV dalam Beethovenfest kali ini. Sutradara Enrique Sánchez Lansch dan timnya telah menyertai dirigen muda yang kenaman Gustavo Dudamel dan orkestra tersebut sejak berlatih di Caracas hingga tiba di Bonn dan bermain dalam Beethovenfest tahun lalu.

Enrique Lansch bercerita, beberapa tahun lalu melalui filmnya yang berjudul “Rhythm is it” ia menemukan tema musik dan pendidikan. Tetapi film itu menimbulkan ketidakpuasan dalam dirinya. Ia ingin membuat film, di mana ia bisa menunjukkan, bahwa musik dan pendidikan musik bisa menghasilkan sesuatu yang berlangsung untuk jangka waktu lama. Saat itulah ia mendengar tentang proyek yang sudah berlangsung 30 tahun di Venezuela. Dan musik bisa dipelajari lewat orang-orang yang seudah menekuninya selama 10 atau 15 tahun. Itu sangat menarik untuk difilmkan. Demikian cerita Lansch.

Hidup Setiap Musisi

Dalam film terlihat potongan dari latihan orkestra sebelum tampil, workshop dan konser yang bergantian dengan sejumlah protagonis. Mereka menceritakan kehidupan mereka dan pengalaman mereka dalam dunia musik. Misalnya Katherine yang memainkan alat musik suling dalam orkestra.

Protagonisten_Katherine Rivas_2.jpg
Katherine Rivas, salah satu protagonis dalam film

Ia bercerita, ibunya membawanya ke sekolah musik Simon Bolivar untuk belajar musik. Sekolah itu letaknya tidak jauh dari rumah mereka. Saat itu mereka tidak tahu bahwa di sekolah itu berlaku pelajaran dengan sistem Abreu. Ini juga termasuk ide Abreu, bahwa sekolah musik harus dapat dicapai dengan mudah.

Perjalanan ke Caracas

Sutradara Enrique Lansch mengadakan perjalanan ke Caracas beberapa kali. Ia berkenalan dengan musisi yang besar dalam gerakan orkestra yang didirikan Abreu. Tahun 2007 ia mendapat tugas untuk proyek film ini. Pertengahan tahun lalu diadakan pengambilan adegan selama beberapa pekan di Caracas. Tim yang dipimpin Lansch juga mengadakan perjalanan ke daerah-daerah lain di Venezuela mengikuti jejak para musisi. Setelah itu tim menyertai perjalanan orkestra itu ke Jerman untuk bermain dalam konser di gedung pertunjukan Beethovenhalle.

Regie_Klang_der_Hoffnung_1.jpg

Berkaitan dengan pembuatan film itu Enrique Lansch bercerita, ia menyenangi film dokumenter yang tidak secara terang-terangan berkata, ini sangat informatif dan menarik. Ia lebih senang film yang menarik penonton hingga terlibat secara emosional. Kadang-kadang orang yang menonton bertanya, apakah itu bintang film atau benar-benar musisi, karena penonton juga sangat terbawa cerita, seperti halnya dalam film biasa. Demikian cerita Lansch. Itulah yang penting baginya. Penonton harus terlibat secara emosional, jika tidak, tidak ada gunanya memberikan informasi.

Hasil Kerjasama

Film dokumenter “Klang der Hoffnung” adalah hasil kerjasama dengan televisi Jerman ZDF dan perusahaan Unitel Classica. Atas kerjasama tersebut sejumlah besar persahabatan baru terjalin. Lagipula film itu sendiri juga sukses. Dalam Festival Film Latino yang ke 12 di Los Angeles, “Klang der Hoffnung” terpilih menjadi film dokumenter terbaik.

Gustavo Dudamel dirigiert das Simon Bolivar Orchestra
Foto: AP

Apakah perkembangan para musisi masih akan dipantau? Apakah ada film lanjutannya? Sutradara Enrique Lansch berkata, ia bisa membayangkan bagaimana film berikutnya. Ia kemudian bercerita tentang Diego, yang memainkan biola dalam film "Klang der Hoffnung". Diego berkata kepada Lansch, bahwa 10 tahun depan sutradara itu harus kembali membuat film tentang Orkestra Simon Bolivar. Apa yang akan dialami para musisi muda itu? Siapa tahu, mungkin ada film lanjutannya. (ml)