1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tiga Negara Tolak Manusia Perahu Rohingya

13 Mei 2015

Thailand, Malaysia dan Indonesia akan lanjutkan tindakan mencegah masuknya manusia perahu Rohingya ke kawasan kedaulatan mereka. Aksi ini tidak mempedulikan imbauan PBB untuk menolong pengungsi.

https://p.dw.com/p/1FP1j
Indonesien Rohingya Flüchtlinge aus Myanmar
Foto: Reuters/R: Bintang

Thailand, Malaysia dan Indonesia akan lanjutkan tindakan menyeret kembali perahu para pengungsi Rohingya ke laut lepas, untuk mencegah pengungsi mendarat di kawasan kedaulatan mereka. "Ketiga negara memutuskan untuk menolak kedatangan manusia perahu", ujar mayor jenderal Werachon Sukhondhapatipak, jurubicara pemerintah militer Thailand di Bangkok kepada kantor berita Reuters.

Sejauh ini Malaysia dan Indonesia belum mengumumkan kebijakan resmi terkait pencegahan kedatangan manusia perahu ke kawasan kedaulatan kedua negara. Tapi kapal angkatan laut kedua negara dilaporkan telah menyeret sejumlah perahu pengungsi yang mendekati kawasan pantainya kembali ke laut lepas. Para pengungsi mendapat bantuan pangan, air bersih, pengobatan serta bahan bakar, tapi dilarang mendarat.

Baik Mayjen Werachon, maupun para pejabat tinggi yang berwenang menangani masalah ini di Indonesia dan Malaysia tidak bersedia menanggapi imbauan badan pengungsi PBB-UNHCR agar ketiga negara menolong ribuan pengungsi yang terkatung-katung di laut lepas. "Isu pengungsi Rohingya akan dibahas lebih mendalam pada konferensi 15 negara yang akan digelar di Bangkok 29 Mei mendatang," tambah jurubicara pemerintah Thailand itu.

Gara-gara penyelundup manusia

Gelombang pengungsian warga etnis Muslim Rohingya menggunakan perahu ke Indonesia dan Malaysia meningkat dalam beberapa hari terakhir, akibat aksi razia besar-besaran terhadap imigran gelap di Thailand. Imigran gelap etnis Rohingya dari Myanmar dan Bangladesh, biasanya dikirim para penyelundup manusia ke Thalland sebagai tempat transit utama sebelum melanjutkan perjalanan.

Pemerintah Thailand melancarkan razia besar-besaran setelah menemukan kuburan massal berisi 33 jasad etnis Rohingya dan Bangladesh dari Myanmar di kawasan perbatasan negara itu ke Malaysia. Etnis Muslim Rohingya mengalami represi berat di Myanmar dan tidak diakui sebagai warga negara tersebut.

UNHCR memperkirakan dalam tiga bulan terakhir tahun ini sekitar 25.000 etnis Muslim Rohingya dan Bangladesh diperkirakan menjadi korban para penyelundup manusia yang mengirim mereka menggunakan perahu bobrok menuju Malaysia atau Indonesia. "Jumlah manusia perahu Rohingya itu berlipat dua dibanding triwulan yang sama tahun 2014 silam", lapor UNHCR.

as/vlz (rtr,afp,ap,dpa)