1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tersisih Tapi Tidak Terlupakan

9 April 2014

Cuma terpaut satu gol dan Dortmund tersingkir dari Liga Champions Eropa. Henrkih Mkhitaryan menjadi kambing hitam karena membuang peluang emas. Namun rasa kecewa tidak bertahan lama di Signal Iduna Park.

https://p.dw.com/p/1BeMA
Fußball Champions League Viertelfinale Borussia Dortmund Real Madrid
Foto: picture-alliance/dpa

Kegilaan boleh jadi terlalu banal buat menggambarkan emosi yang membakar Signal Iduna Park pada Selasa malam (8/4). Sorak sorai ribuan penonton yang membahana selama 90 menit, masih terngiang lama setelah Benzema dkk. menghilang di balik kabin pemain. Pada momen kekecewaan semacam itu, pemain, pelatih dan penonton bersatu dalam lautan hitam dan kuning.

Karena Borussia Dortmund baru saja terdepak dari Liga Champions Eropa, kendati mempermalukan skuad bertabur bintang Real Madrid 2:0. Pasukan Klopp tampil seakan Oliver Kirch, Erik Durm, Milo Jojic dan bek veteran, Manuel Friedrich sudah terbiasa membungkam sederet pemain kelas dunia dengan harga selangit.

"Ada sejuta cara untuk tersingkir, tapi cara ini yang terbaik," kata pelatih Jürgen Klopp seusai laga. "Saya merasa bangga menjadi bagian dari tim ini," imbuh Neven Subotic yang gagal merumput lantaran cedera.

"Keluar dari neraka"

Dortmund memaksa skuad besutan Carlo Ancelotti merangkak ke semi final Liga Champions Eropa dengan agregat 3:2. "Saya senang kami lolos, tapi tidak dengan bagaimana kami melakukannya," pungkas allenatore asal Italia itu.

Real Madrid punya banyak alasan untuk tidak terlalu berpuas hati. Usai ditundukkan Los Galacticos 0:3 pada leg pertama di Santiago Bernabeu, Dortmund sejatinya telah kehilangan harapan terakhir buat lolos ke semi final. Tapi toh skuad Juergen Klopp nyaris membalikkan keadaan.

Penampilan Reus dkk. sontak mendulang pujian dari seantero Eropa. "Dortmund adalah juara di hati penggemar sepakbola," tulis situs Goal.com dalam tajuknya. Sedangkan harian Spanyol El Pais menulis, "Dortmund adalah Vietnam buat Real Madrid. Berlaga di hadapan pemain dan penonton yang memuja sepakbola, Real seakan sedang menghadapi setan." Real Madrid "sekarang tahu apa rasanya keluar hidup-hidup dari neraka," tulis harian Spanyol lain, La Vanguardia.

Nasib malang Mkhitaryan

Kekecewaan terbesar terutama dirasakan oleh Henrikh Mkhitaryan. Gelandang Armenia itu sebelumnya menyia-nyiakan banyak peluang emas. Tiga di antaranya bisa membawa Dortmund berjejak di semi final.

"Saya tidak tahu apa yang terjadi dengan saya," katanya seusai laga. Ia mengaku "tidak bahagia" karena gagal "mencetak gol vital." Minimnya efisiensi di depan gawang yang ditunjukkan Mkhitaryan selaras dengan masalah yang dihadapi Dortmund musim ini. Dortmund menurut statistik adalah tim yang paling banyak membuang peluang emas di Bundesliga.

Mkhitaryan, tulis berbagai media secara serentak, adalah pemain terbaik buat Real Madrid. "Ia seharusnya mendapat emblem Madrid yang disepuh emas dan bertabur berlian usai pertandingan," cibir seorang kolumnis Marca.

Mkhitaryan mungkin gagal menghadirkan keajaiban yang ditunggu. Tapi tidak seorang pun menyalahkan kegagalannya malam itu, "tidak ada yang harus bersusah hati," kata Kevin Großkreutz, "kami menampilkan permainan sensasional sebagai tim."

Dortmund, kendati tidak lolos, menghadirkan keajaiban dalam bentuk lain, yakni sebuah pertandingan "yang tidak akan mudah dilupakan," kata Klopp. Dan jutaan penonton sepakbola di seluruh dunia mungkin akan mengamini ucapannya.

rzn/ab (sid,dpa,rtr)