1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Terpidana Mati Australia Siap Jalani Eksekusi

4 Maret 2015

Dua terpidana mati asal Australia, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran dipindahkan dari penjara Kerobokan ke Nusakambangan buat menjalani eksekusi. Kedua pria mengaku siap menjemput ajal yang sempat tertunda

https://p.dw.com/p/1Ekjd
Jakarta Andrew Chan Myuran Sukumaran Australien Gefangene Todesstrafe
Foto: Reuters/Nyoman Budhiana/Antara Foto

Andrew Chan dan Myuran Sukumaran cuma diberi waktu beberapa menit buat mengumpulkan barang pribadi saat pagi baru beranjak di penjara Kerobokan, Bali. Bawaan kedua lelaki itu tidak banyak. Sukumaran mengantongi buku gambar dan pena. Sementara Chan memasukkan kitab injil dalam kantung plastik miliknya.

Kedua terpidana mati asal Australia itu dibawa ke penjara Nusa Kambangan buat menjalani eksekusi yang tertunda.

Chan dan Sukumaran sempat mengucapkan "terimakasih" kepada sipir sebelum kemudian "diborgol" keluar. "Mereka tidak banyak berbicara," ujar Nyoman Putra Surya, Kepala Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Hukum dan HAM Provinsi Bali. "Mereka sudah siap," imbuhnya.

Lebih dari 200 aparat kepolisian bersenjatakan lengkap disiapkan di luar penjara Kerobokan.

Michael Chan sempat berusaha mengunjungi saudara laki-lakinya jelang pemindahan. Namun permintaan itu ditolak lantaran "bukan hari kunjungan," ujar Surya. Kedua terpidana lalu diterbangkan ke Cilacap dengan menggunakan pesawat sewaan dan dikawal TNI Angkatan Udara.

Abott berharap pada "kebaikan" penduduk Indonesia

Hingga kini kejaksaan agung belum menentukan tanggal eksekusi. Muhammad Prasetyo mengklaim, pihaknya tengah melakukan persiapan tahap akhir, antara lain latihan khusus untuk regu tembak.

Pemerintah diwajibkan memberitahu terpidana minimal 72 jam jelang eksekusi mati.

Perdana Menteri Australia, Tony Abott, kembali menyatakan keberatan atas eksekusi mati terhadap dua warga negaranya. Ia masih berharap "hati Indonesia bisa berubah," tapi "apa yang tidak saya inginkan adalah harapan palsu," ujarnya.

"Saya berharap bahkan dalam detik-detik terakhir ini, sisi baik penduduk Indonesia akan muncul," katanya.

Reaksi Internasional

Chan dan Sukumaran bukan satu-satunya warga negara asing yang menghadapi eksekusi mati. Terpidana lainnya yang menunggu ajal antara lain berasal dari Brasil, Perancis dan Filipina.

Presiden Joko Widodo sendiri kembali menekankan kondisi "darurat" narkoba yang tengah dihadapi Indonesia. "Kami ingin mengirimkan pesan ke semua pihak dan dunia internasional, bahwa Indonesia berusaha keras untuk memerangi kejahatan narkoba."

Pemerintah Prancis sejauh ini telah memanggil duta besar Indonesia untuk diminta keterangan. Sementara Presiden Brasil, Dilma Roussef mengambil langkah dramatis dengan menolak surat kepercayaan duta besar Indonesia.


rzn/vlz (afp,rtr,guardian,abc,antara)