1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Terobosan Riset Obat Baru Anti Malaria

Zulfikar Abbany20 Februari 2013

Para peneliti Australia melaporkan menemukan obat baru anti malaria yang mematikan parasit dengan overdosis garam. Ini penemuan baru pertama sejak 20 tahun terakhir dalam memerangi malaria.

https://p.dw.com/p/17i1Q
Foto: picture-alliance/dpa

Profesor Kiaran Kirk dan timnya dari Universitas Nasional Australia bekerja sama dengan peneliti dari AS dan Singapura untuk menemukan mekanisme yang membuat obat baru itu berfungsi. Kepada DW, Kirk mengatakan pengertian terkait mekanisme ini, memungkinkan periset untuk melacak efektifitasnya dalam jangka panjang dan mendeteksi apakah parasit malaria bisa mengembangkan resistensi.

DW: Apa yang Anda maksud dengan overdosis garam dan apa kaitannya dengan parasit malaria?

Profesor Kiaran Kirk: Parasit menyerang sel darah merah yang penuh dengan garam. Kami ingin tahu bagaimana parasit mengatasinya. Parasit sangat mudah dimasuki garam, tapi ada pompa molekul yang sangat efektif yang terus memompa garam keluar. Kami berhasil mengidentifikasi sejenis protein, yang diduga bertanggung jawab untuk itu. Dalam waktu bersamaan sebuah konsorsium yang bermarkas di Singapura dan AS juga melaporkan penemuan serupa, dan mengembangkan obat anti malaria baru. Mereka tahu ada protein tertentu yang turut berperan, tapi tidak tahu mekanismenya. Saat kami meneliti proteinnya, kami mengenalinya sebagai pompa garam yang ditemukan dalam riset kami. Obat mereka kami teliti dan terbukti efektif memblokir pompa garam, sehingga parasit dipenuhi oleh garam dan mati.

Apakah obat ini bisa diterapkan untuk semua jenis malaria yang ada di seluruh dunia?

Manusia bisa terinfeksi lima jenis malaria. Plasmodium falciparum adalah jenis parasit yang paling mematikan. Sejauh ini kami mengujicoba pada parasit paling mematikan. Semua indikasi menunjukkan, obat baru bekerja secara efektif dalam spektrum luas. Mungkin juga terhadap parasit jenis lain. Harapan kami, jika uji klinis berjalan mulus, obat ini bisa digunakan di seluruh kawasan tropis dimana penyakit malaria tergolong endemik.

Selama obat masih diuji klinis, apakah mereka yang bepergian ke daerah yang rawan malaria bisa mengkonsumsi lebih banyak garam sebagai upaya pencegahan? Apakah ini ada gunanya?

Ini tidak ada gunanya. Yang membunuh parasit adalah garam yang berada di dalam sel darah merah. Semua sel tubuh manusia mengandung garam. Jika Anda memakan garam lebih banyak, tekanan darah Anda yang akan merasakan dampaknya. Bukan jumlah garam dalam sel. Jadi penemuan ini tidak mengatakan, bahwa garam dapur bisa menyembuhkan malaria. Anda tidak bisa menganggap konsumsi garam sebagai strategi anti malaria.

Profesor Kiaran Kirk adalah direktur fakultas penelitian biologi di Universitas Nasional Australia (ANU) di Canberra.