1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Ternak Lebah Marak di Tengah Kota Berlin

Charlotta Lomas11 Februari 2013

Lengket dan manis, itulah madu lebah, kini menjadi resep sukses di Berlin. Di berbagai penjuru ibukota, ternak lebah digemari. Tingkat permintaan pun tinggi bagi produk madu perkotaan.

https://p.dw.com/p/17bot
Foto: picture-alliance/dpa

Berkeliling seputar kota Berlin, seseorang tidak akan mengira kalau ibukota Jerman tersebut adalah lokasi ideal untuk beternak lebah dan produksi madu. Dengan lebih dari 500 peternak lebah di Berlin, tidak perlu jauh-jauh untuk mencari kawanan lebah akhir-akhir ini.

Meski begitu, ternak lebah di Berlin bukanlah sesuatu yang baru. Bahkan, memiliki sejarah yang panjang.

Praktek apiculture - nama ilmiahnya - semakin marak di Berlin di tengah masa sulit ekonomi. Dalam 23 tahun terakhir, Evelyn Jesse melihat industri itu melewati beragam fase. Ia memulai salah satu toko pertama yang menyediakan suplai peralatan untuk beternak lebah pada tahun 1990, sesaat setelah reunifikasi Jerman.

"Ini adalah bisnis musiman, umumnya kami sibuk antara Mei sampai Agustus dan kemudian beban kerjanya berkurang," kata Jesse kepada DW. "Namun dalam 2 tahun terakhir, tidak ada musim sepi. Banyak yang harus dikerjakan oleh saya dan anak perempuan saya. Padahal dulu saya bisa saja bekerja sendiri."

Jesse menghubungkan maraknya bisnis produk peternakan lebah akhir-akhir ini dengan meningkatnya popularitas beternak lebih di dunia. "Jadi tren menurut saya. Dalam 2 tahun terakhir, kami melihat sejumlah peternak lebah menaruh keluarga lebah mereka di atap rumah. Ada laporan televisi dari New York dan kota-kota lainnya."

Disebutkannya, takjub juga melihat lebah di atap-atap rumah di Manhattan. Ini menjadi alasan beberapa orang untuk mengatakan: 'Kami bisa melakukan hal yang sama di Berlin!'"

Beternak lebah di taman

Demamr beternak lebah di kawasan urban mendatangkan untung bagi Heinz Risse. Ia baru-baru ini menawarkan kursus beternak lebah di Prinzessinnengarten di Berlin. Di taman kota ini, di samping persimpangan lalu lintas sibuk di distrik Kreuzberg, Risse mengajarkan peserta kursus cara merawat lebah dan memanen madu.

Risse mempelajari keahlian yang ia miliki dari sang ayah pada usia 9 tahun. Kini, 40 tahun kemudian, Risse mengelola 7 sarang lebah di Prinzessinnengarten dan dua lagi di balkon rumahnya. Menurutnya sangat mudah menjadikan beternak lebah sebagai hobi. "Tidak banyak yang harus dilakukan. Anda cuma butuh sejumlah alat, sebuah sarang, sebuah cadar, dan anda sudah bisa mulai beternak lebah."

Dibandingkan bisnis lainnya, investasi finansialnya relatif rendah, jelas Risse. "Sebuah sarang lebah harganya sekitar 100 Euro, cadar sekitar 50 Euro. Alat untuk sarang bisa didapat dengan biaya sekitar 12 Euro. Jadi tidak terlalu mahal. Untuk memanen atau memerangi penyakit, anda mungkin harus membeli obat-obatan untuk kawanan lebah. Sekitar 400 Euro cukup untuk tahun pertama."

Produk lokal mengisi kekosongan

Di sebuah pabrik tak jauh dari Alexanderplatz di distrik Mitte di pusat kota Berlin, Annette Müller sibuk memasukkan madu ke dalam toples. Menurutnya bisnis madu lebah di Berlin mengisi kekosongan dalam pasar.

"Sejak pindah ke sini, saya mencari madu lokal Berlin dan saya tidak dapat menemukannya. Kami dihujani madu impor - 80 persen madu di Jerman adalah produk impor. Tidak banyak swalayan yang menjual madu lokal."

Inilah yang menjadi alasan baginya dan sang partner Jens-Michael Lehmann untuk membuat perusahaan Berliner Honig, yang dapat diterjemahkan menjadi 'Madu Berlin,' pada tahun 2010.

Kondisi di Berlin menurut Müller sangat menguntungkan: "Di Berlin kami punya begitu banyak pohon. Ada lebih dari 400 ribu pohon, dan 80 ribu diantaranya adalah pohon Linden. Dan berbicara tentang bunga, Berlin memiliki lebih banyak keragaman ketimbang wilayah pedesaan."

Setiap toples Berliner Honig dicap dengan tanggal, diberi label dengan nama peternak lebahnya, pohon-pohon yang diserbuki kawanan lebahnya, dan lokasi sarang lebah itu sendiri.

Dengan lebih dari 30 peternak lebah yang menyuplai mereka dengan madu, Müller dan Lehmann menawarkan beragam jenis madu unik dari berbagai penjuru kota Berlin - mulai dari madu pohon buah-buahan milik Chris & Jela hingga madu pohon locust hitam milik Barbara. Müller menilai keragaman ini sebagai bagian dari kesuksesan.

Berliner Honig dibanderol antara 5,99 dan 7,99 Euro. Harga yang jauh di atas madu-madu lain di pasaran. Namun, Müller mengatakan bisnis mereka berjalan baik. Dan tampaknya akan terus begitu, selama jumlah peternak lebah di Berlin terus bertambah.