1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Teori Padi Jelaskan Perbedaan Timur dan Barat

12 Mei 2014

Kenapa penduduk di negara barat lebih individualis ketimbang masyarakat timur? Ilmuwan mencoba menjelaskan perbedaan budaya yang fundamental semacam itu dengan berbekal biji-bijian, yakni padi dan gandum.

https://p.dw.com/p/1By3M
Foto: picture-alliance/dpa

Bagaimana pola bercocok tanam dan makanan bisa mendorong divergensi budaya? Sekelompok ilmuwan meyakini hubungan antara keduanya.

Menanam benih padi dan mengairinya adalah urusan pelik yang harus dilakukan secara kolektif. Sebaliknya budidaya gandum, jika cuaca murah hati, tidak terlampau rumit. Begitulah teorinya. Ilmuwan meyakini, perbedaan metode bercocoktanam antara padi dan gandum memperuncing perbedaan antara penduduk di barat dan timur.

"Teori padi" ini dipublikasikan oleh ilmuwan dari Cina dan Amerika Serikat di jurnal ilmiah Science. Menurutnya, penduduk yang secara tradisional menanam padi secara perlahan akan semakin kolektif, lantaran kebutuhan untuk bekerjasama yang besar agar bisa memproduksi beras.

Petani Gandum Lebih Individualis

Sebaliknya penduduk yang menanam gandum lebih berpikir independen dan analitikal. Ini dikarenakan gandum cuma membutuhkan setengah tenaga kerja dan tidak terlalu bergantung pada kerjasama untuk memproduksinya seperti misalnya padi, tulis ilmuwan.

"Teori padi ini bisa menjelaskan perbedaan antara barat dan timur," bunyi tulisan milik tim yang dipimpin oleh Thomas Talhelm, mahasiswa program doktor untuk Psikologi Budaya di University of Virginia.

Untuk mempermudah pengujian, ilmuwan memusatkan penelitian pada sekelompok masyarakat yang hidup di bantaran sungai Yangtse, Cina. Sungai ini membelah dua penduduk, antara masyarakat petani padi di selatan dan gandum di utara. Kedua kelompok masyarakat dinilai berbeda dalam tingkah laku dan adat istiadat.

Warisan Budaya Petani

Sekitar 1162 penduduk etnis mayoritas Han dari enam kota diikutsertakan dalam jajak pendapat. Pertanyaannya berkisar pada individualisme, kemampuan analisa dan kesadaran kolektif. Hasilnya dinilai memastikan hubungan antara kolektivisme atau individualisme dengan tradisi menanam padi atau gandum.

"Masyarakat padi di selatan Cina lebih bergantung satu sama lain dan cenderung berpikir kolektif ketimbang penduduk Cina utara yang menanam gandum," tulis ilmuwan yang berasal dari universitas-universitas di Virginia, Michigan, Beijing dan Guangzhou.

Uniknya, sebagian besar responden adalah mahasiswa yang tidak lagi berhubungan dengan aktivitas pertanian. Kendati begitu peneliti yakin, budaya diteruskan "selama berabad-abad secara turun menurun," kata Thomas Talhelm. "Anda tidak perlu menanam padi untuk mewariskan budaya petani," imbuhnya.

rzn/vlz (afp,ap)