1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Teluk Meksiko Belum Pulih dari Bencana Pencemaran Minyak

20 April 2011

Setahun setelah bencana kebocoran minyak terburuk dalam sejarah Amerika Serikat di Teluk Mexiko, sekilas semua tampak sudah kembali normal. Tetapi, ketakutan dan ketidakpastian tetap bertahan.

https://p.dw.com/p/10yHv
Presiden Obama ketika mengunjungi wilayah bencana di Teluk MeksikoFoto: AP

Spanduk-spanduk penuh kemarahan bertuliskan "BP, kami ingin pantai kami kembali", sudah tak terlihat lagi. Tetapi, orang hanya perlu menguak sedikit untuk menemukan kemarahan warga kota Grand Isle dan pulau-pulau kecil di ujung selatan Louisiana.

Anjungan pemboran minyak lepas pantai Deepwater Horizon, yang disewa BP, meledak tanggal 20 April 2010, menewaskan 11 pekerja. Katup pengaman untuk sumber minyak tak mampu membendung bencana, dan minyak mentah menyembur selama tiga bulan ke perairan Teluk Mexiko dan garis pantai yang tak punya benteng pertahanan.

Kebocoran akhirnya bisa ditambal bulan Juli, dan pada September diumumkan secara resmi oleh pemerintah Amerika Serikat. Sekitar 780 juta liter minyak mentah, atau 4,9 juta barel, dituangkan ke dalam teluk. Cairan coklat kemerahan memukul-mukul pinggir pantai yang rentan, lebih dari 1000 km, mematikan ribuan ikan, pelikan, kura-kura, ikan paus dan lumba-lumba.

Pemerintah menutup pantai-pantai dan tempat pemancingan. Pariwisata dan industri perikanan, sumber utama bagi ekonomi setempat, ambruk. Bahwa Grand Isle pernah menyandang gelar sebagai satu dari 10 tempat mancing terbaik di dunia, hanya menambah kepedihan sekaligus kemarahan warga.

Dean Blanchard, pedagang ikan di Gand isle, menuturkan, tak ada satupun malam terlewat tanpa terbangun mendadak dan memikirkan soal minyak. Pergi tidurpun dengan pikiran tentang minyak, kata lelaki 52 tahun itu yang menghabiskan lebih dari separuh usianya untuk membangun usaha perikanan.

"Biasanya ada 40, 50 orang yang bekarja untuk kami, sekarang hanya 6 atau 7, dan kami belum tahu sampai kapan bisa membayar mereka," dikatakan Dean Blanchard.

Dean Blanchard menunggu pembayaran ganti rugi dari BP. Pembayaran berjalan lambat, walau BP telah menyiapkan dana ganti rugi sebesar 20 miliar Dolar, setelah tekanan keras dari Presiden Barack Obama. Badan pengurus klaim BP mengatakan pekan ini, dana yang dibayarkan mencapai 3,8 miliar dolar, bagi 177 klaim. Hanya setetes dari total dana yang disediakan. Hampir semuanya berbentuk pembayaran darurat, diberikan segera setelah kebocoran terjadi, atau kepada orang yang menerima penyelesaian dengan cara pembayaran cepat. 5.000 dolar untuk individu, 25.000 dolar untuk badan usaha.

Mereka yang mengajukan klaim yang lebih rumit, sebagian besar masih menunggu uang bantuan. Sekitar 79.000 klaim sementara dan final belum diproses dan 43.000 klaim lainnya dikembalikan pada pemohon karena dokumen tak lengkap. Warga mengeluhkan sistem yang dibuat tidak adil dan tidak responsif. Puluhan ribu orang akhirnya meminta bantuan pengacara.

Ken Feinberg, pengacara yang mengelola dana ganti rugi dari BP, mengatakan, "Dana 20 miliar itu bukan hanya untuk pembayaran ganti rugi, tapi juga untuk membayar biaya pembersihan oleh pemerintah negara bagian dan lokal, juga untuk membayar klaim yang diajukan negara atas hilanganya pemasukan dari pajak."

Genap setahun bencana kebocoran minyak BP, Presiden AS Barack Obama, hari Rabu (20/04) bertekad untuk melakukan apapun yang diperlukan guna memulihkan kawasan teluk. Kerja belum selesai, kata Obama. Pemerintahannya, akan terus menekan BP, yang menyewa anjungan minyak, dan pihak lainnya untuk bertanggungjawab sepenuhnya terhadap kerusakan yang terjadi.

Renata Permadi/ ap,afp,dpa

Editor : Hendra Pasuhuk