1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tangan Bionik yang Bisa Merasa

8 Februari 2014

Untuk pertama kalinya tangan palsu atau bionik bisa merasakan tekstur dan bentuk objek dalam genggamannya, demikian dikatakan peneliti. Tangan bionik ini dipasang untuk menganti tangan-tangan manusia yang diamputasi.

https://p.dw.com/p/1B4fm
Foto: picture-alliance/AP


Keberhasilan uji coba tangan bionik yang dilakukan selama sebulan di Italia telah memicu semangat peneliti, dalam memecahkan salah satu tantangan yang paling sulit dalam pembuatan tangan palsu, yakni: sensorik.

Sampai saat ini tangan palsu tak memberikan sensasi dan sulit dikontrol penggunanya. Artinya, pengguna bisa menghancurkan obyek yang ingin digenggamnya ketika mencoba untuk memegang benda itu.

“Untuk pertama kalinya kami mampu mengembalikan perasaan sensorik pada tangan yang diamputasi, saat pemiliknya mengendalikan tangan palsu sensorik ini, " kata ketua tim peneliti, Silvestro Micera.

Penelitian ini dipimpin oleh Micera dan Stanisa Raspopovic, dibantu rekan-rekannya di Ecole Polytechnique Federale de Lausanne – Swiss dan Biorobotics Institute di Pisa-Italia.

Percobaan dilakukan

Temuan mereka disajikan dalam jurnal AS,Science Translational Medicine. "Ketika saya memegang suatu benda, saya bisa merasakan apakah benda itu lembut atau keras, bulat atau persegi," kata Dennis Aabo Sorenson, seorang pria berusia 36 tahun dari Denmark yang kehilangan tangan kirinya dalam kecelakaan.

"Saya bisa merasakan hal-hal yang saya tidak pernah bisa saya rasakan lebih dari sembilan tahun," tambahnya , menggambarkan sensasi yang dirasakannya sebagai "hal yang sangat luar biasa."

Sorenson menggunakan tangan mekanik besar yang memiliki beberapa sensor canggih di setiap ujung jari. Sensor disampaikan lewat sinyal listrik yang terhubung dengan kabel ke beberapa elektroda, dan melalui pembedahan ditanamkan ke lengannya.

Meskipun sarafnya tak digunakan dalam waktu hampir satu dekade, ilmuwan mampu mengaktifkan rasa sentuhan.

Mengenakan penutup mata dan penutup telinga dalam sebuah percobaan yang berlangsung tahun lalu di Rumah Sakit Gemelli di Roma, Sorenson bisa membedakan antara jeruk mandarin dan bola kasti.

Ia juga bisa merasakan apakah ia memegang jaringan lunak, sepotong kayu yang keras, atau gelas plastik yang tipis.

Sorenson bercanda bahwa anak-anaknya memanggilnya "manusia kabel " ketika mereka melihat semua kabel yang keluar dari lengannya.

Karena alasan pembatasan keamanan-- setelah 30 hari, implan yang ditanam pada Sorenson telah dicabut. Tapi para ahli percaya bahwa elektroda bisa tinggal di tubuh selama bertahun-tahun, tanpa masalah.

Masih harus ada ujicoba lagi

Satu tes lagi yang tengah berlangsung: Para peneliti sedang bekerja untuk menyempurnakan kemampuan sensorik tangan palsu dan membuatnya portabel dengan memakai teknik miniaturisasi elektronik.

Menurut tim peneliti, tangan palsu sensorik setidaknya bisa dipasarkan sekitar lima tahun lagi.

Sementara itu, Sorenson telah kembali menggunakan tangan palsu lamanya , yang membuka dan menutup saat ia meremas atau melemaskan otot di lengannya, tetapi tidak memungkinkan dia untuk merasakan apa yang ia sentuh.

Langkah baru

Peneliti yang tidak terlibat dengan penelitian ini mengatakan, penelitian ini merupakan langkah baru yang menjanjikan dalam menuju pengembangan tangan bionik.

"Ini tampaknya merupakan langkah maju dalam menciptakan manusia-mesin yang lebih akurat," kata Richard Frieden, asisten profesor di Icahn School of Medicine di Mount Sinai Medical Center, New York.

David Gow yang merupakan direktur jasa rekayasa rehabilitasi dan bioteknologi di NHS Lothian di Skotlandia mengatakan, metode ini membuka kemungkinan baru yang menarik bagi pengguna anggota badan palsu.

ap/vlz(afp)