1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tambahan Sanksi AS untuk Iran

cp/vlz (rtr, dpa)1 September 2014

AS terapkan sanksi bagi 25 orang, maskapai penerbangan, usaha perkapalan dan enam bank Iran. Presiden Hassan Rouhani menilai sanksi baru AS bertentangan dengan dialog nuklir yang tengah berlangsung.

https://p.dw.com/p/1D4bQ
Foto: picture alliance/AP Photo

Langkah Washington diambil seraya Amerika Serikat dan lima kekuatan global lainnya sedang berunding dengan Teheran untuk mencapai kesepakatan komprehensif terkait penghentian aktivitas nuklir Iran. Sebagai gantinya, sanksi-sanksi ekonomi yang sudah melumpuhkan perekonomian Iran akan dicabut.

Departemen Keuangan AS menarget orang dan perusahaan di Iran yang dituding melakukan pelanggaran, termasuk membantu program nuklir dan misil Iran, menghindari sanksi terdahulu, atau mendukung terorisme.

Secara bersamaan, Departemen Luar Negeri AS memberlakukan sanksi terhadap empat perusahaan yang dinilai membantu program nuklir Iran. Sebuah perusahaan Uni Emirat Arab yang bekerjasama dengan sektor perkapalan Iran serta perusahaan Italia, Dettin SpA, yang disebut bekerjasama dengan industri petrokimia Iran juga terkena sanksi.

Dialog masih buntu

Inggris, Cina, Perancis, Jerman, Rusia dan Amerika Serikat, yang dikenal dengan P5+1, serta Iran gagal mencapai kata sepakat pada tenggat waktu 20 Juli. Batas waktu kemudian diundur hingga 24 November 2014. Perundingan berikutnya dijadwalkan berlangsung pertengahan September.

Ketika ditanya reaksinya terhadap langkah Amerika Serikat, Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan: "Menurut saya ini tidak konstruktif dan tidak sejalan dengan semangat perundingan."

Sementara jurubicara Kementerian Luar Negeri Iran Marzieh Afkham dikutip kantor berita IRNA, menyatakan "aksi semacam ini mempertanyakan keseriusan, kejujuran dan itikad baik negosiasi dengan Amerika Serikat."

Optimis tercapai kesepakatan

Washington berdalih ingin mengirim sinyal bahwa tidak boleh ada yang mengelak dari sanksi sementara dialog internasional berlanjut. Badan Tenaga Atom Internasional IAEA, yang secara reguler menginspeksi fasilitas nuklir Iran, diharapkan mengeluarkan laporan mengenai program nuklir negara itu pada tanggal 3 September nanti.

Meski menampik segala tudingan dengan mengatakan agenda senjata nuklir itu hanya merupakan rekayasa lawan-lawan mereka. Teheran telah berjanji untuk bekerjasama dengan IAEA sejak Rouhani terpilih sebagai presiden tahun 2013 lalu.

cp/vlz (rtr, dpa)