1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tahun Sukses Pengadilan HAM Eropa

Daphne Grathwohl25 Januari 2013

Aktivitas Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa tahun 2012 benar-benar sangat tinggi. Demikian disampaikan presiden baru Pengadilan HAM Eropa, Dean Spielmann dari Luksemburg.

https://p.dw.com/p/17RSv
epa03513276 President of the European court of Human Rights Dean Spielmann arrives to deliver a report to French President Francois Hollande (not pictured) at the Elysee Palace in Paris, France, 18 December 2012. EPA/IAN LANGSDON
Presiden Pengadilan HAM EropaFoto: picture-alliance/dpa

Pengadilan HAM Eropa bertugas memeriksa apakah ke-47 negara anggota Dewan Eropa menaati yang dinamakan perjanjian HAM Eropa yang telah disepakati. Setiap orang yang merasa hak asasinya dilanggar oleh salah satu negara anggota, berhak untuk mengajukan tuntutan. Tahun 2012 merupakan tahun pertama yang mencatat penurunan kasus. Pada tahun 2011 tercatat sekitar 151.000 kasus, sedangkan satu tahun kemudian hanya 128.000. Namun jumlah ini masih tetap menyibukkan ke-47 hakim pengadilan. Bahkan kerap diperlukan waktu tahunan untuk menjatuhkan suatu keputusan.

Namun Spielmann puas: "Hasil yang sangat positif ini adalah buah pekerjaan yang luar biasa di pengadilan. Ini merupakan hasil seksi baru yang dibentuk untuk menyaring kasus." Setelah lama dijegal Rusia, seksi yang hanya beranggotakan satu hakim itu mulai bekerja. Hakim tersebut dapat menolak kasus yang jelas tidak memenuhi syarat, bila pihak pengaju tidak menderita kerugian besar.

Pelanggar HAM yang menahun

A view taken on August 1, 2010 shows the European Court of Human Rights in the French eastern city of Strasbourg. AFP PHOTO / JOHANNA LEGUERRE (Photo credit should read JOHANNA LEGUERRE/AFP/Getty Images)
Pengadilan HAM Eropa di StrasbourgFoto: Getty Images

Meski ada perubahan positif, negara yang paling banyak mencatat keluhan masih tetap sama seperti tahun-tahun terakhir: " Hanya ada empat negara yang jumlah keluhannya melebihi 50 persen dari jumlah seluruh kasus, yaitu Rusia, Turki, Italia dan Ukraina, tambah Spielmann.

Menurut statistik, lebih dari 28.000 kasus berasal dari Rusia. Walaupun terdapat kemajuan-kemajuan di Rusia, kasus berat pelanggaran HAM masih terjadi. Seperti semua negara lainnya, Rusia harus memperbaiki pelaksanaan perjanjian HAM Eropa di tatanan nasional untuk menurunkan jumlah keluhan, demikian Spielmann.

Dialog dengan Rusia

(FILE) A file photograph taken 11 March 2010 of former Ukrainian prime minister and opposition leader Yulia Tymoshenko speaks during a press conference in Kiev, Ukraine. Yulia Tymoshenko former Prime Minister of Ukraine was sentenced to seven years in prison after she was found guilty of abuse of office when brokering the 2009 gas deal with Russia. EPA/SERGEY DOLZHENKO (zu dpa: "Spannung in Straßburg: Gerichtshof verhandelt Fall Timoschenko" vom 27.08.2012) +++(c) dpa - Bildfunk+++ pixel
Yulia TymoshenkoFoto: picture-alliance/dpa

Dalam wawancaranya dengan Deutsche Welle akhir 2012 usai pelantikannya sebagai presiden Pengadilan HAM Eropa, Dean Spielmann, sudah menegaskan bahwa tanggung jawab negara anggota adalah menaati HAM. "Bila ini dilaksanakan, jumlah kasus dengan sendirinya akan turun", kata Spielmann saat itu.

Mahkamah Konstitusi Rusia memainkan peran besar dalam implementasi perjanjian HAM Eropa dan berdialog dengan Pengadilan HAM Eropa, demikian ditambahkan Spielmann di Strasbourg. Ia juga mengatakan bahwa kunjungan timbal balik telah digelar dalam suasana bebas dan terbuka.

Kemajuan di Turki

Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi negara anggota serta para hakim Pengadilan HAM Eropa sering sekali melakukan pertemuan. Baru-baru ini, sejumlah hakim Turki berkunjung ke Strasbourg. Mengenai kondisi di Turki, Spielmann mengutarakan: "Alasan keluhan telah berubah. Sepuluh, lima belas tahun yang silam, pengaduan yang diajukan menyangkut pelanggaran berat larangan penyiksaan. Sementara saat ini lebih merupakan kasus yang prosesnya berlarut-larut atau terkait masalah kepemilikan. Jadi ada perkembangan yang signifikan. Saya pikir, terkait larangan penyiksaan, Turki telah melakukan upaya yang cukup besar. Tapi ini tidak berarti bahwa sekarang tidak ada masalah. Yang ada adalah perkembangan."

Keputusan Kasus Tymoshenko

In der Poststelle des Europäischen Gerichtshofs für Menschenrechte werden die hübschesten Briefumschläge auf die Säule am Eingang geklebt.
Surat-surat kepada Pengadilan HAM EropaFoto: DW/D.Grathwohl

Salah satu kasus spektakuler yang saat ini diproses di Strasbourg adalah kasus Yulia Tymoshenko. Bekas perdana menteri Ukraina itu divonis (Red.: di Ukraina) dalam kasus penyalahgunaan kekuasaan dan sedang menjalani hukumannya. Pengkritik menuduh, prosesnya berlatar belakang poltik. Tymoshenko mengadukan kasusnya itu pada Pengadilan HAM Eropa dan keputusannya sedang ditunggu. Namun Dean Spielmann tidak mengatakan, kapan keputusan akan dijatuhkan dan apakah politisi kontroversial itu adalah korban pelanggaran HAM. "Saya bahkan tidak akan mengatakan jadwal sebuah proses yang sedang ditangani, tetapi yang jelas tidak lama lagi", kata Spielmann.

Pakar hukum Eropa, Andreas Zimmer yang merupakan hakim ad-hoc pada pengadilan itu berpendapat bahwa proses reformasi berada pada arah yang baik, namun belum selesai. Negara-negara anggota harus lebih banyak mengucurkan dana dan meningkatkan personal untuk menghadapi sekian banyaknya kasus yang menumpuk.

Dukungan dan kritik

Tahun lalu sejumlah negara anggota meningkatkan dukungan finansialnya pada pengadilan itu. Spielmann membacakan nama-nama negara itu dan menyampaikan terima kasihnya. Namun tidak semua negara anggota mendukung Pengadilan HAM Eropa. Pada masa lalu, berulang kali Inggris mengkritik pengadilan di Strasbourg itu. Bunyinya selalu sama, yaitu pengaruh pengadilan yang menjadi terlalu besar. Sementara aktivis HAM tahun lalu menuduh pemerintah Inggris berupaya untuk membatasi wewenang pengadilan. Dean Spielmann menyebut sejumlah kasus dari Inggris dan mengatakan: Apakah hubungan antara Strasbourg dan London membaik? Itu sebaiknya Anda tanyakan sendiri kepada pemerintah Inggris,  apakah sikap mereka terhadap pengadilan berubah. Menurut saya, tuduhan-tuduhan terhadap pengadilan di Strasbourg itu tidak beralasan."

Pada masa lalu berulang kali ditulis bahwa Pengadilan HAM Eropa telah menjadi korban keberhasilannya, karena tertimbun dalam tumpukan-tumpukan pengaduan. Tudingan ini sudah tidak berlaku lagi, ujar Spielmann. "Pengadilan ini sukses, dan tidak ada lagi korban", demikian diungkapkan Dean Spielmann, Presiden Pengadilan HAM Eropa.

 LINK: http://www.dw-world.de/dw/article/0,,16548793,00.html