1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Survei LSI : SBY Favorit

16 April 2009

Susilo Bambang Yudhoyono unggul sebagai calon presiden terkuat dalam pemilihan presiden mendatang, mengungguli Megawati dan Prabowo Subianto.

https://p.dw.com/p/HYTO
Survey LSI : SBY favoritFoto: AP

Demikian hasil jajak pendapat yang dilakukan Lembaga Survei Indonesia (LSI). Dalam survei itu disebutkan Yudhoyono dipilih oleh sekitar 49,6 persen pemilih, jauh di atas Megawati yang hanya dipilih 14,1 persen serta Prabowo Subianto 5,6 persen. Kuncinya adalah soliditas dukungan dari pemilih.

Susilo Bambang Yudhoyono diyakini bakal memenangkan pemilu presiden mendatang karena solidnya dukungan dari pemilih Partai Demokrat. Dalam penelitian yang dilakukan Lembaga Survei Indonesia disebutkan sembilan dari sepuluh pemilih Demokrat akan kembali memilih Yudhoyono dalam Pilpres atau sekitar 86 persen. Sebaliknya, rival terkuatnya Megawati hanya akan dipilih oleh tujuh dari sebelas pemilih PDIP atau sekitar 64 persen. Sementara Capres Prabowo Subianto, hanya memperoleh 53 persen suara pemilih Gerindra.

Selain soliditas pemilih Demokrat, keunggulan Yudhoyono juga karena diprediksi akan memperoleh suara muntahan dari pemilih partai diluar partai Demokrat, termasuk dari 19 persen pemilih PDIP yang selama ini dikenal loyal. Direktur LSI, Dodi Ambardi :

“Ranking dukungan kepada SBY dari luar partainya, yang paling banyak diperoleh dari PKS, baru kemudian diikuti PKB, kemudian PPP, kemudian partai lain 48 persen. Kemudian PAN, Golkar, Hanura, Gerindra dan PDIP. Berikutnya, rangking dukungan untuk Megawati, banyak, ada dari semua partai. Tetapi kalau kita lihat batasnya paling tinggi hanya 20 persen, sementara kalau kita bandingkan dengan SBY limit atasnya itu 66 persen.”

Survei ini juga menunjukkan kenyataan, bahwa pemilih yang dalam pemilu legistif memberikan suara pada partai tertentu, belum tentu akan memberikan suara untuk calon presiden yang diajukan partai tersebut. Ketua Bidang Politik DPP Demokrat Anas Urbaningrum dengan gembira menyebut, fenomena ini mengkonfirmasi kuatnya ketokohan Yudhoyono dan peluangnya dalam Pilpres:

“Ini juga konfirmasi, bahwa ketokohan seseorang itu lebih menentukan ketimbang dia berangkat dari partai mana. Keberangkatan dari partai mana tentu penting, tetapi yang lebih penting dalam konteks ini, adalah ketokohannya. Ketokohan itulah yang menjadi sumber popularitas dan tingkat elektabilitas yang bersangkutan. Kedua, memang ditingkat elit ada ikhtiar untuk membangun koalisi, tetapi di tingkat rakyat, koalisi itu sudah terjadi.”

Namun Budiman Sudjatmiko, dari PDI P menilai sebaliknya. Menurutnya, hasil survei LSI ini juga mengukuhkan, kuatnya peluang Megawati untuk menjadi pesaing terkuat Yudhoyono.

“Artinya ini juga mengkomfirmasi satu hal, bahwa ternyata ada asumsi yang salah yang mengatakan SBY hanya bisa ditantang oleh figure yang baru, atau akan muncul penantang terkuat jika ada figur baru yang menonjol. Tapi kita tahu selama kampanye, sudah banyak iklan politik, sudah banyak muncul tokoh tokoh yang dikira oleh sebagian orang akan menjadi penantang yang serius bagi SBY ternyata, baik dari segi perolehan suara partai maupun dari segi hasil survey LSI ini, ternyata masih menempatkan ibu Megawati sebagai penantang yang paling serius.”

Di luar Yudhoyono dan Megawati, sejumlah nama seperti Sri Sultan Hemengkubuwono, Prabowo Subianto dan Jusuf Kalla memang disebut-sebut, tengah menggalang koalisi untuk tampil sebagai calon presiden. Tetapi, bagaimanapun, Direktur LSI, Dodi Ambardi memperkirakan, dalam Pemilu Presiden Juli mendatang hanya akan ada dua kandidat terkuat yang akan bertanding.

Zaki Amrullah

Editor : Ayu Purwaningsih