1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Suriah Setujui Pembicaraan di Jenewa

27 Mei 2013

Menteri Luar Negeri Suriah, Walid Muallem mengatakan, "pada prinsipnya" pemerintah menyetujui untuk menghadiri pembicaraan perdamaian multilateral di Jenewa.

https://p.dw.com/p/18ePB
1089586 Russia, Moscow. 04/10/2012 Syrian Foreign Minister Walid Muallem during his meeting with his Russian counterpart Sergei Lavrov. Valeriy Melnikov/RIA Novosti
Foto: picture-alliance/dpa

Dalam sebuah konferensi pers saat kunjungannya di ibukota Irak, Baghdad, Menlu Suriah, Walid Muallem menyampaikan, pemerintah Suriah "pada prinsipnya menyetujui untuk hadir pada konferensi internasional."

"Sejak maraknya krisis di Suriah, kami percaya bahwa dialog antar rakyat Suriah merupakan solusi konflik," ujar Muallem yang didampingi Menlu Irak, Hoshyar Zebari dan Perdana Menteri Irak, Nuri al-Maliki. "Didasari niat yang baik kami percaya bahwa konferensi internasional merupakan sebuah peluang baik bagi penyelesaian krisis politik di Suriah," lanjutnya

Amerika Serikat dan Rusia mengharapkan agar konferensi tersebut dapat digelar di Jenewa, Swiss, bulan Juni ini. Usulan pertemuan ini diajukan kedua negara bulan lalu dalam upaya mengakhiri konflik Suriah yang telah berlangsung selama 26 bulan. Namun, hingga kini jadwal resmi konferensi masih belum disebutkan, karena menurut Moskow, belum ada kesepakatan di antara kelompok oposisi Suriah.

Tokoh-tokoh senior oposisi utama, Koalisi Nasional Suriah mengatakan, mereka ingin menghadiri pembicaran tersebut, namun meminta jaminan bahwa tuntutan mereka, yakni persetujuan agar Presiden Suriah, Bashar al-Assad meletakkan jabatannya, bisa dipenuhi.

Menlu Rusia, Sergey Lavrov direncanakan melakukan pertemuan dengan Menlu AS John Kerry di Paris, Senin (27/5) untuk merembukkan rencana membujuk semua pihak terkait ke meja perundingan.

Suriah perkuat pasukannya di Qusair

Pertempuran terakhir difokuskan di kota strategis Qusair, di sebelah barat Suriah. Di sini pasukan pemerintah mendapat dukungan dari militan Syiah, Hisbullah dalam upaya untuk menumpas pemberontak.

Russia's Foreign Minister Sergei Lavrov (R) and U.S. Secretary of State John Kerry talk during their meeting in Moscow, May 7, 2013. Russia and the United States agreed on Tuesday to try to arrange an international conference this month on ending the civil war in Syria, and said both sides in the conflict should take part. REUTERS/Mladen Antonov/Pool (RUSSIA - Tags: POLITICS CONFLICT)
Menlu AS Kerry (kiri) dan Menlu Rusia LavrovFoto: Reuters

Aktivis oposisi hari Sabtu (25/5) melaporkan pertempuran yang paling sengit telah terjadi sejak militer Suriah melancarkan serangannya seminggu yang lalu. Pengamatan HAM Suriah yang berbasis di Inggris menyatakan, lebih dari 22 orang yang berada di wilayah kekuasaan oposisi, tewas Sabtu sore. Kebanyakan di antara korban adalah pemberontak.

Media pemerintah Suriah melaporkan, pasukan secara bertahap menguasai wilayah tersebut sepanjang minggu ini. Kota ini secara strategis penting bagi pemerintah karena merupakan koridor yang menghubungkan Damaskus dengan kota-kota sepanjang pantai Suriah yang loyal terhadap pemerintah. Bagi pihak pemberontak, kota ini penting untuk mengamankan suplai mereka dari Lebanon yang hanya terletak sekitar 10 kilometer.

Pasukan al-Assad diperkirakan telah menguasai sekitar dua pertiga kota yang secara meluas dikepung pemberontak. Dalam pertempuran hari Sabtu, pasukan pemerintah memasuki bandara Dabaa yang merupakan target kunci. Menurut perkiraan PBB, lebih dari 80.000 orang tewas sejak dimulainya konflik Suriah, Maret 2011.

CSF/AB (AFP, Reuters, dpa)