1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Suriah Menyetujui Rencana Perdamaian Annan

27 Maret 2012

Rezim di Damaskus akhirnya menerima rencana perdamaian enam pasal yang daijukan utusan khusus Liga Arab dan PBB, Kofi Annan . Tapi pertempuran terus berlanjut.

https://p.dw.com/p/14Sxs
Foto: Reuters

Pemerintah Suriah mengirimkan surat kepada utusan khusus bersama Liga Arab dan PBB, Koffi Annan yang menyatakan menerima rencana enam pasal untuk mengakhiri aksi kekerasan berdarah di negara itu.

Setelah pembicaraan dengan pimpinan Cina di Beijing, Annan memuji jawaban positif dari pimpinan di Damaskus itu di hadapan para wartawan Selasa (27/3). Juga PM Cina, Wen Jiabao menawarkan dukungan sepenuhnya, dan akan bekerjasama dengan mantan sekjen PBB itu serta anggota Dewan Keamanan lainnya, untuk menerapkan rencana perdamaian enam pasal tersebut.

Kofi Annan in Peking
Kofi Annan di BeijingFoto: AP

Rencana perdamaian yang diusulkan Koffi Annan antara lain menuntut gencatan senjata segera antara para pihak yang terlibat konflik, jeda perang selam dua jam setiap hari, guna membuka akses bantuan humaniter bagi warga yang terluka, penarikan senjata berat dari kawasan pemukiman yang diduduki, serta dimulainya dialog dengan oposisi.

"Ini merupakan langkah peting pertama bagi diakhirinya aksi kekerasan dan pertumpahan darah", kata Annan lewat jurubicaranya. Dengan itu dapat diciptakan iklim bagi dilog politik, agar harapan legitim rakyat Suriah dapat dipenuhi.

Utusan khusus Liga Arab dan PBB itu sebelumnya menggelar pertemuan dengan pimpinan Rusia di Moskow. Kremlin juga mengisyaratkan siap mengubah sikap terkait konflik Suriah. Rusia dan Cina merupakan aktor terpenting dalam pencarian solusi konflik Suriah. Pasalnya kedua negara pemilik hak veto di DK PBB itu telah dua kali memblokir rancangan resolusi untuk mengecam Suriah.

Oposisi sambut walau skeptis

Gerakan oposisi Suriah menyambut diterimanya rencana perdamaian enam pasal dari Annan oleh rezim di Damaskus. "Kami harapkan dapat dilakukan langkah maju dalam proses perdamaian", kata Basma Kadhmani jurubicara Dewan Nasional Suriah SNC kepada kantor berita DPA di Istanbul.

Syrien / Flagge der Opposition / Demonstranten / Assad
Bendera dewan oposisi Suriah.Foto: Reuters

Dalam waktu bersamaan, Kadhmani juga menegaskan :" Tentu saja masih ada risiko, bahwa rezim di Damaskus kembali melanggar kewajibannya yang diatur rencana perdamaian".

Kelompok oposisi di pengasingan itu kini mendapat tekanan semakin berat, karena belum mengajukan usulan solusi. Selain itu, kelompok oposisi Suriah masih terpecah-pecah. Karena itu perwakilan dari kelompok oposisi terpenting, sejak Senin (26/3) di Istanbul menggelar pertemuan dua hari, untuk membahas strategi bersama menghadapi rezim Presiden Bashar al Assad.

Pertempuran berlanjut

Sementara itu dilaporkan pertempuran di Suriah terus berkobar, tanpa terpengaruh pernyataan Damaskus untuk menerima rencana perdamaian utusan Liga Arab. Di Duma, kawasan dekat ibukota Damaskus, kelompok pemberontak dan pasukan militer pro-Assad terlibat pertempuran sengit Selasa (27/3). Dilaporkan sedikitnya 10 orang tewas.

Juga provinsi Idlib di perbatasan ke Turki, dilaporkan terus digempur artileri militer Suriah. Selain itu pertempuran pecah di kawasan perbatasan utara Libanon. Militer Suriah menembaki kelompok pendukung oposisi yang bertahan di kawasan Libanon. Kemarin kubu pemberontak Homs kembali digempur pasukan pro-Assad.

Pemerintah Suriah diduga mengeluarkan ketentuan larangan bepergian bagi kaum lelaki berusia antara 18 hingga 42 tahun. Demikian laporan kantor berita DPA. Jika ingin bepergian ke luar distrik pemukimannya, mereka harus minta izin terlebih dahulu kepada administratur militer.

Agus Setiawan (dpa,afp,rtr,dapd)

Editor : Dyan Kostermans

.