1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

SPD Akan Tuntut Upah Minimum

Sabine Kinkartz26 September 2013

Kanselir Jerman Angela Merkel dari CDU menolak upah minimum. Tapi kalau ingin membentuk koalisi dengan SPD, CDU harus memenuhi tuntutan itu.

https://p.dw.com/p/19orv
Foto: picture alliance/dpa

Berapa upah yang layak bagi seorang pekerja? Partai SPD menuntut upah minimum 8,50 Euro per jam. Di negara-negara Eropa ada perbedaan besar. Di Hungaria, Slovakia dan Lithuania, upah minimum tidak sampai 2 Euro. Di Perancis, Belgia dan Belanda, upah minimum di atas 9 Euro. Di Luksemburg malah lebih tinggi lagi, 11 Euro per jam.

Kanselir Jerman Angela Merkel selama ini menolak pemberlakuan upah minimum yang berlaku secara umum di seluruh Jerman. CDU lebih setuju kalau tingkat upah ditetapkan dalam perundingan antara perusahaan dan serikat buruh, tanpa campur tangan pemerintah. FDP yang selama ini menjadi mitra koalisi CDU secara prinsip menolak upah minimum.

Tapi sekarang, FDP harus keluar dari parlemen Jerman, Bundestag. Jadi ada peluang bagi SPD untuk menuntut pemberlakukan upah minimum. Apalagi, Merkel perlu mitra koalisi untuk membentuk pemerintahan.

Perbaikan bagi buruh

Pengamat ekonomi dari Deutsches Institut für Wirtschatsforschung (DIW), Karl Brenke tidak setuju kalau upah minimum ditetapkan secara umum bagi semua pekerja. Di negara-negara lain, ada klasifikasi untuk upah minimum. "Di Inggris misalnya, ada pembedaan menurut usia dan kualifikasi pekerja. Di Amerika Serikat, ada pembedaan menurut daerahnya."

Karl Brenke dan rekannya Kai Uwe Müller melakukan penelitian tentang dampak upah minimum bagi Jerman. Jika sekarang ditetapkan upah minimum 8,50 Euro, maka ada 5,6 juta pekerja yang mendapat kenaikan gaji. Terutama para pekerja di Jerman bagian Timur akan menikmati gaji yang lebih tinggi.

Menurut Müller, ini akan membawa dampak positif bagi pekerja. "Upah minimum akan mempengaruhi tingkat gaji. Terutama bagi buruh yang sekarang mendapat gaji kecil. Perbedaan upah antara satu daerah dan daerah lainnya bisa diperkecil." Tapi situasi hanya akan membaik, kalau upah minimum tidak membuat perusahaan memecat pegawai karena terlalu mahal. Jika lapangan kerja berkurang, situasi buruh secara keseluruhan malah bisa memburuk.

Menurut perhitungan Brenke dan Müller, pemberlakuan upah minimum di Jerman akan menyebabkan tingkat gaji naik sekitar 3 persen. Kebijakan ini belum tentu akan mengurangi kemiskinan. Sebab sebagian pekerja yang menerima gaji kecil adalah pekerja sambilan. Biasanya, pasangan mereka sudah punya pekerjaan penuh, jadi mereka hanya mencari pekerjaan tambahan. Jadi banyak juga pekerja sambilan yang keluarganya punya penghasilan cukup.

Berat bagi perusahaan kecil

Banyak perusahaan kecil, dengan pegawai sampai empat orang, bakal sulit membayar upah minumum 8,50 Euro. Terutama usaha kecil seperti toko roti, restoran, peternakan dan pertanian. Kebanyakan usaha kecil yang ada di Jerman bagian Timur tidak akan sanggup membayar gaji setinggi itu.

Menurut penelitian Brenke dan Müller, upah minimum itu berarti kenaikan gaji pegawai sampai 20 persen. Banyak perusahaan terpaksa harus menaikkan harga produknya, jika ingin bertahan. Kalau harga produknya mahal, perusahaan itu mungkin kalah bersaing dan malah bangkrut.

Sebagai kesimpulan, Brenke dan Müller menyatakan, pemberlakuan upah minimum memang ada konsekuensinya. "Mungkin lapangan kerja makin sedikit, harga produk makin mahal, keuntungan perusahaan turun." Di lain pihak, jika semua berjalan lancar, daya beli masyarakat bisa meningkat dan perekonomian makin berkembang.

Jadi para peneliti mengusulkan, upah minimum dinaikkan secara perlahan-lahan. Misalnya dimulai dengan 7 Euro per jam. Jika semua berjalan baik, bisa dinaikkan sedikit lagi.