1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Solidaritas, Kecemasan, dan Membagi Kebahagiaan

12 Juni 2014

Festival solidaritas di suatu tempat, sasaran teroris di tempat lain. Piala Dunia disambut dunia dengan beragam. Di Thailand junta militer menggratiskan tontonan ini untuk membagi kebahagiaan.

https://p.dw.com/p/1CHIZ
Foto: Getty Images/Mario Tama

Paus kelahiran Argentina pencinta sepakbola itu merekam sebuah pesan video menjelang pertandingan pembukaan antara Brazil melawan Kroasia.

Dalam video itu, ia mengatakan bahwa sepakbola mengajarkan tiga hal yang mempromosikan perdamaian dan solidaritas di seluruh dunia: pentingnya berlatih dan bekerja keras untuk mencapai tujuan, pentingnya pertandingan fair play dan kerjasama tim, serta perlunya sikap menghargai dan menghormati lawan.

“Untuk menang, kita harus mengalahkan individualisme, egoisme, segala bentuk rasisme, intoleransi dan manipulasi…” kata dia. Sikap “rakus” dalam sepakbola, kata Paus, sebagaimana juga dalam kehidupan, adalah sebuah penghalang.

“Jangan biarkan siapapun merasa dikucilkan!“ kata dia. “Katakan tidak pada pengkotak-kotakkan! Tidak untuk rasisme!“

Dalam pesannya, Paus Fransiskus mengatakan dirinya berharap Piala Dunia akan menjadi sebuah ”festival solidaritas diantara masyarakat.”

Ancaman teror

Sementara di wilayah Tanduk Afrika, kelompok pemberontak Somalia Al-Shebab yang terkait dengan jaringan teror Al-Qaeda merencanakan serangan, termasuk di lokasi tempat masyarakat berkumpul menonton siaran langsung Piala Dunia.

“Ada laporan terpercaya bahwa Al-Shebab merencanakan, dan mereka punya kemampuan, untuk menyerang target-target di Djibouti, termasuk kepentingan Barat,“ kata Kantor Kementerian Luar Negeri Inggris, sambil mencatat bahwa “ada ancaman tingkat tinggi terorisme“ di kota pelabuhan tersebut.

“Sebelumnya serangan teroris di wilayah ini menyasar tempat-tempat di mana pertandingan sepakbola disiarkan,“ kata pemerintah Inggris.

Selama Piala Dunia empat tahun lalu, kelompok Al-Shebab membunuh paling tidak 76 orang setelah meledakkan bom yang menghancurkan dua restoran yang menyiarkan siaran langsung turnamen sepakbola itu di ibukota Uganda, Kampala.

Berbagai kebahagiaan

Di Thailand, masyarakat akhirnya lega karena bisa menonton pertandingan Piala Dunia dengan gratis, setelah junta militer memutuskan membagi “kebahagiaan“ setelah kudeta bulan lalu.

Sengketa atas hak siar, sebelumnya sempat mengancam bakal membuat rakyat Thailand tidak bisa punya akses gratis untuk melihat sebagian besar pertandingan.

Namun beberapa jam menjelang pembukaan turnamen, badan pengawas televisi sepakat membayar 13 juta US dollar kepada sebuah perusahaan hiburan lokal RS untuk membagi hak siaran langsungnya dengan saluran televisi umum.

Letnan Jenderal Chatudom Titthasiri, kepala angkatan bersenjata yang mengelola Channel 5, yang akan menyiarkan 38 pertandingan, mengatakan pengeluaran dana negara itu dibenarkan karena “kebahagiaan bagi seluruh negeri lebih penting daripada uang“.

“Kami berharap semua orang Thailand bahagia,“ kata dia kepada para wartawan.

ab/hp (afp,rtr,ap)