1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Skandal Pelecehan Ancam Reputasi BBC

24 Oktober 2012

BBC memperingatkan pemerintah Inggris untuk tidak melanggar independensi lembaga penyiaran tersebut. Sementara skandal pelecehan seksual terhadap Jimmy Savile meluas ke Amerika Serikat.

https://p.dw.com/p/16VjV
Foto: picture alliance/dpa

Menteri Kebudayaan Inggris Maria Miller dalam surat menyurat dengan ketua dewan eksekutif BBC, Chris Patten, menyampaikan kekhawatiran atas penanganan krisis yang menimpa lembaga penyiaran publik terbesar dunia tersebut. Kekhawatiran dilontarkan Miller usai dirjen BBC George Entwistle menyampaikan bukti di hadapan komisi parlemen.

Entwistle mengungkap bahwa dugaan pelecehan seksual terhadap perempuan dan anak-anak oleh Jimmy Savile selama bertahun-tahun tidak terdeteksi. Presenter televisi dan radio tersebut bekerja untuk BBC selama lebih dari 4 dekade sebelum wafat Oktober tahun lalu. "Kami harus menelaah budaya kerja selama berdekade lamanya," jelas Entwistle. "Ada masalah budaya yang lebih besar yang memungkinkan perilaku tercela Savile."

Sebagai catatan, dana BBC datang dari biaya lisensi BBC yang dikeluarkan setiap rumah tangga di Inggris untuk dapat menonton televisi dan mendengarkan radio. Namun BBC dalam setiap kesempatan menekankan independensinya dari pemerintah, dengan argumen dana pemerintah bukan berarti campur tangan pemerintah.

Savile tak pernah didakwa

BBC saat ini tengah menyelidiki 9 tuduhan pelecehan seksual terkait skandal Savile. Entwistle mengakui bahwa skandal pelecehan seksual yang menimpa salah satu mantan presenter terbaik mereka merupakan krisis yang mampu merusak reputasi lembaga penyiaran yang baru dikepalainya selama sebulan tersebut. Polisi Inggris menyebut Savile sebagai seorang 'pemangsa' dalam penyelidikan dugaan pelecehan terhadap lebih dari 200 korban, baik di BBC maupun institusi lainnya sepanjang karier Savile di dunia penyiaran.

Namun Savile tidak pernah didakwa hingga ajal menjemputnya di usia 84 tahun. BBC bahkan menolak menayangkan program televisi investigatif Newsnight mengenai Savile November tahun lalu. Para petinggi BBC diduga lebih memilih untuk menayangkan program persembahan bagi Savile menjelang Natal.

"Saya menerima kenyataan bahwa kami membutuhkan waktu yang lama untuk menggelar penyelidikan. Tapi kapasitas BBC untuk melancarkan investigasi selama ini tidak tertandingi," bela Entwistle di hadapan para anggota komisi parlemen yang menilai Entwistle tidak menunjukkan pengetahuan yang mendetail mengenai skandal ataupun rasa ingin tahu yang cukup besar untuk menyelidiki penarikan program Newsnight.

Krisis BBC merembet ke AS

Skandal Savile juga menimbulkan pertanyaan terhadap masa depan calon CEO The New York Times dan mantan direktur BBC Mark Thompson. Sejauh mana Thompson mengetahui konspirasi dalam menutupi kejahatan Savile.

Thompson yang mengepalai BBC dari tahun 2004 hingga September 2012 mengatakan: "Tidak ada yang menunjukkan bahwa saya berlaku tidak wajar dalam menangani masalah ini. Saya tidak menghalangi ataupun menghentikan penyelidikan Newsnight. Saya juga tidak berbuat hal lain yang bisa ditafsirkan atau dianggap tidak masuk akal."

"Kalau saja saya tahu skala dan kredibilitas tuduhan kejahatan yang terjadi selama Savile berbakti untuk BBC dan berada di lingkungan BBC, pasti saya akan mempertimbangkannya dengan sangat serius dan mengambil tindakan yang berbeda," tambahnya.

The New York Times telah mengkonfirmasi berita bergabungnya Thompson sebagai presiden dan CEO pertengahan November mendatang, meski menjelaskan bahwa kesepakatan tersebut dapat diakhiri kapanpun. "Patut dipertimbangkan apakah Thompson orang yang tepat untuk pekerjaan ini, mengingat adanya skandal semacam ini," tegas editor New York Times Margaret Sullivan.

cp/ab (dpa, AFP)