1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Situasi Di Ukraina Meruncing

21 Januari 2014

Protes anti pemerintah yang berujung pada bentrokan keras terus berlangsung di Kiev. Pimpinan oposisi makin sulit mengendalikan ribuan pemrotes yang berhadapan dengan polisi.

https://p.dw.com/p/1AuCQ
Foto: Reuters

Ribuan demonstran masih berkumpul di pusat kota Kiev dan bersikeras melanjutkan aksi protes mereka menentang pemerintah. Selama dua hari terahir, aksi protes berubah menjadi kerusuhan setelah terjadi bentrokan antara kubu garis keras dengan aparat keamanan. Para demonstran menyerang polisi dengan kembang api dan tongkat kayu, sementara polisi membalas dengan gas air mata dan tembakan peluru karet.

Aksi protes besar-besaran digelar selama akhir minggu lalu menentang undang-undang baru yang kontroversial. Menurut aturan yang baru, aksi memblokade gedung pemerintahan bisa diancam dengan hukuman lima tahun penjara. Para pemrotes juga dilarang mengenakan helm atau menutupi wajahnya.

Sekitar 200.000 orang ikut dalam aksi protes yang awalnya berlangsung damai hari Minggu (19/01). Namun menjelang malam hari, sekitar 10.000 orang terlibat dalam bentrokan dengan aparat keamanan di pusat kota Kiev. Bentrokan itu berlangsung sampai hari Senin.

Dalam pidato yang disiarkan di televisi hari Senin, Presiden Yanukovych mengancam para demonstran. Ia mengatakan, aksi protes yang diiringi kekerasan mengancam fondasi negara. "Saya yakin, fenomena ini adalah ancaman tidak hanya pada kehidupan publik di Kiev, melainkan di seluruh Ukraina" katanya sambil menambahkan, ia bersedia "mencari jalan untuk menyelesaikan kontradiksi" yang sedang terjadi.

Situasi Makin Meruncing

Para pimpinan oposisi, termasuk bekas juara tinju dunia Vitali Klitschko mengatakan, mereka siap melakukan dialog, namun mereka menuntut pertemuan langsung dengan Yanukovych, bukan dengan para penesehatnya.

Klitschko menulis di Jerman "Bild", Yanukovych sampai sekarang menolak tuntutan para demontsran untuk melaksanakan pemilu baru. Ia malah ingin melarang aksi protes damai. Akibatnya situasi makin meruncing dan makin sulit untuk mengendalikan massa.

Sebaliknya, pemerintah Ukraina menuduh pihak oposisi bertanggungjawab atas situasi saat ini. Bentrokan hari Minggu mengakibatkan sekitar 200 orang cidera. Yanukovych menyebut aksi para demonstran membahayakan negara. "Perang, perusakan dan kekerasan merusak Ukraina", katanya.

Semua Pihak Diminta Menahan Diri

Tokoh oposisi Ukraina Yulia Tymoshenko menyampaikan solidaritas terhadap para demonstran. "Seandainya saya tidak ditahan, saya akan ada bersama kalian. Kebebasan memang harus diperjuangkan", katanya dalam sebuah pernyataan. "Teruskan perjuangan, kalian adalah pahlawan."

Uni Eropa menyerukan kepada semua pihak agar menahan diri. Aparat keamanan Ukraina diminta agar menghormati hak warga yang ingin berdemonstrasi dan mengeluarkan pendapatnya dengan damai.

Aksi protes mulai meluas sejak November lalu, ketika Yanukovych menolak perjanjian kerjasama dengan Uni Eropa. Pemerintah Ukraina ketika itu mendapat tekanan dari Rusia agar tidak menandatangani perjanjian dengan Uni Eropa. Sebagai imbalan, Rusia menawarkan bantuan miliaran untuk Ukraina.

hp/ab (dpa, afp)