1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Sistem Sidik Jari Kontroversial di Venezuela

28 September 2014

Pemerintah Venezuela akhirnya memberlakukan sistem sidik jari terhadap pelanggan yang berbelanja di supermarket-supermarket milik pemerintah.

https://p.dw.com/p/1DLd5
Foto: Getty Images/AFP

Langkah tersebut, dilakukan demi memerangi kelangkaan bahan makanan yang selama ini dikeluhkan masyarakat.

Kelangkaan bahan-bahan makanan di Venezuela terjadi sudah lebih dari setahun. Bahan-bahan yang sulit diperoleh diantaranya: susu bubuk dan minyak goreng. Bukan hanya itu, obat-obatan dan popok bayi juga tak mudah ditemukan.

Situasi ini disebut-sebut terjadi lantaran imbas dari kebijakan almarhum mantan Presiden Venezuela, Hugo Chavez, 10 tahun silam, dalam mengendalikan mata uang, di antaranya tidak menggunakan mata uang dollar Amerika Serikat (AS) dalam transaksi impor.

Dampaknya kini, antrian di toko-toko mengular, padahal warga Venezuela umumnya tidak cukup mendatangi satu toko, melainkan beberapa toko untuk mendapatkan bahan yang dibutuhkan atau sejumlah bahan-bahan pengganti.

Menangkal penyelundup

Sebelumnya, pada bulan lalu pemerintah Venezuela sudah mengumumkan akan menerapkan sistem ini yang diberi nama sistem biometrik. Hal ini dilakukan, untuk menangkal para penyelundup serta penimbun. Sampai sekarang, Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, masih sangat yakin kalau kelangkaan bahan pangan disebabkan maraknya penyelundupan serta aksi penimbunan.

Dengan sistem tersebut, diharapkan para konsumen yang datang ke toko, tidak bisa lagi memborong barang untuk stok, khususnya untuk barang-barang berharga murah atau harganya tetap. Sistem itu, secara perlahan sudah diterapkan di sejumlah supermarket-supermarket yang dikelola oleh pemerintah.

Sambutan kelas bawah

“Bahan-bahan pokok dengan harga tetap akan tetap tersedia dalam rak-rak toko,” kata Menteri Pangan Venezuela, Yvan Bello, disela-sela kunjungannya ke supermarket Bicentario, sebuah supermarket terbesar di ibukota Caracas.

Dikatakannya, sistem sidik jari ini mendapat sambutan positif dari masyarakat, khususnya dari kalangan kelas bawah. Namun sejumlah kritik menyebutkan sistem itu tidak akan meyelesaikan akar masalah, adapula yang menganggap langkah ini sebagai invasi terhadap ranah pribadi.

Terhadap kritik tersebut, pemerintah Venezuela memilih bergeming, mengingat sejak Agustus lalu pemerintah sudah menahan 794 orang, yang di uga menyelundupkan barang. Penangkapan tersebut, juga bagian dari kampanye pemerintah untuk menghentikan penjualan barang-barang, khususnya yang bersubsidi ke wilayah-wilayah perbatasan Venezuela, terutama Kolumbia.

ss/ap(rtr/Carlos Garcia)