1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pangan Dunia Tahun 2050

Peter Hille24 April 2013

Populasi global terus bertambah secara cepat, sementara jumlah sumber daya lahan menyusut. Setiap 3 detik, satu orang tewas akibat kelaparan. Generasi masa depan menghadapi tugas berat.

https://p.dw.com/p/18Lmk
Foto: DW/N.Martin

Menurut sebuah laporan oleh Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO), rata-rata setiap individu mengkonsumsi sekitar 1,4 kilogram per hari. 400 gram diantaranya adalah produk sereal seperti roti. Bulan Maret 2012, populasi dunia mencapai angka 7 miliar dan membutuhkan sekitar 9,8 miliar kilogram pangan setiap hari.

Infografik die Nachfrage nach Lebensmittel steigt Englisch

Populasi dunia tumbuh dengan cepat dan bersamanya datang permintaan akan pangan. Menurut PBB, sekitar 9,3 miliar orang akan bermukim di bumi tahun 2050. Ekonomi global juga akan tumbuh dan warga dunia akan memiliki lebih banyak uang ketimbang sekarang. Mereka yang memiliki uang juga akan mampu membeli lebih banyak pangan.

Menurut FAO, pada tahun 2050, setiap individu akan mengkonsumsi sekitar 14 persen lebih banyak kalori. Ini berarti permintaan pangan juga akan meningkat drastis. Apabila investasi bagi sektor pertanian juga ikut naik, FAO memperkirakan sekitar 60 persen lebih banyak pangan akan diproduksi tahun 2050.

Jumlah mobil terus bertambah secara global, semakin banyak pergerakan warga dunia
Jumlah mobil terus bertambah secara global, semakin banyak pergerakan warga duniaFoto: ddp images/AP Photo/Larry Downing, Pool

Sejalan dengan semakin bertambah mobile-nya dunia, muncul kekhawatiran mengenai kenaikan permintaan atas bahan bakar nabati yang tentu dapat memperburuk situasi. Di Beijing saja, ada lebih dari 5 juta mobil dan puluhan ribu lagi yang siap turun ke jalan setiap bulan. Mobil-mobil ini dapat digerakkan oleh bahan bakar minyak, tapi juga bisa oleh bahan bakar nabati yang diekstrak dari tebu. Oleh karena itu, semakin banyak lahan subur yang akan digunakan untuk memproduksi bahan bakar nabati ketimbang pangan.

Pada lahan subur akan ada persaingan antara tanaman untuk bahan bakar nabati dan tanaman yang digunakan untuk pangan. Namun wilayah-wilayah yang cocok bagi pertanian juga akan langka. Akibat perubahan iklim, gurun meluas di sejumlah wilayah dan lahan subur menjadi terlalu asin atau berpasir. Untuk mencapai target produksi 60 persen lebih banyak pangan pada tahun 2050, dunia tidak hanya harus meningkatkan produksi dari lahan pertanian yang sudah ada sekarang, tapi juga menemukan lahan subur baru.