1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Serangan Mematikan di Nigeria Terus Terjadi

6 Juni 2014

Dalam sebuah serangan yang diduga dilakukan kelompok Boko Haram ke empat desa di timur laut Nigeria, hari Selasa (03/06) lalu, ratusan orang dikhawatirkan tewas. Sementara serangan-serangan lain terus terjadi.

https://p.dw.com/p/1CDbl
Foto: picture-alliance/dpa

Beberapa tokoh masyarakat menyebutkan korban tewas akibat serangan yang dilakukan pada hari Selasa (03/06) di distrik Gwoza, Borno mencapai hingga sekitar 500 orang. Namun tidak ada verifikasi independen atas jumlah tersebut, karena komunikasi yang buruk di daerah terpencil.

Jika jumlah itu benar, maka serangan di desa-desa Goshe, Attagara, Agapalwa dan Aganjara akan menjadi salah satu yang paling mematikan dalam lima tahun pemberontakan kelompok itu, mengingat lebih dari 300 orang yang tewas pada tanggal 5 Mei lalu di dekat Gamboru Ngala.

Anggota parlemen Peter Biye yang berasal dari daerah itu mengatakan kepada kantor berita AFP: "Ada mayat berserakan di seluruh daerah, dan orang-orang telah melarikan diri.“

Kelompok militan Boko Haram telah melakukan aksi teror di daerah timur laut Nigeria. 800 orang terpaksa mengungsi dari rumah mereka setiap harinya, sementara lebih dari 3.000 orang tewas tahun lalu akibat berbagai serangan. Demikian disebutkan Internal Displacement Monitoring Centre (IDMC) yang berbasis di Jenewa.

Serangan terus terjadi

45 orang tewas ketika orang bersenjata yang diduga sebagai anggota Boko Haram berpura-pura menjadi pengkhotbah keliling dan menembaki kerumunan orang di desa Barderi dekat ibukota negara bagian Borno, Maiduguri, pada Rabu (04/06) malam.Salah satu korban, Mallam Bunu mengatakan: "Mereka berbohong kepada kami dengan menyatakan bahwa mereka datang untuk berkhotbah dan ketika hampir semua penduduk desa telah berkumpul, sekelompok pemberontak muncul… entah dari mana dan menembaki jemaat sebelum kita semua berlari mencari selamat."

Pada hari Kamis (05/06), empat orang tewas di dekat rumah seorang gubernur negara bagian di timur laut Nigeria, ketika sebuah truk pick-up sarat dengan tas gandum meledak, demikian disampaikan salah seorang sumber pemerintahan kepada AFP. Ledakan itu terjadi di dekat kediaman pribadi gubernur negara bagian Gombe, Ibrahim Dankwambo, di kawasan elit ibukota negara bagian. Negara bagian Gombe berbatasan dengan Borno, Yobe dan Adamawa, yang telah menjadi pusat kekerasan Islam.

Sebuah serangan terpisah dilaporkan pada hari yang sama di kota Madagali, yang hanya 25 kilometer jalan darat dari Gwoza, di negara bagian Adamawa.

Sejumlah pria bersenjata menghancurkan sebuah gereja Katolik dan membakar kantor pemerintah daerah, setelah menembaki tentara berjaga sebuah pos pemeriksaan di dekatnya, ujar kepala pemerintah kota, Maina Ularamu. Seorang saksi mata melaporkan bahwa ada dua warga sipil tewas dalam serangan.

Tidak ada yang menguburkan jenazah

Laporan dari Gwoza mengatakan, hari Selasa (03/06) lalu gerilyawan mencuri ternak dan makanan dan membakar properti tanpa ampun: "Ratusan mayat terbaring di sana ... karena tidak ada orang yang menguburkan mereka," kata salah satu tokoh masyarakat di Attagara,yang tak mau menyebutkan namanya.

Ditambahkannya, warga melarikan diri dari desa-desa, tetapi orang-orang bersenjata di sepeda motor melacak mereka, menembak saat mereka berlari.

Pemimpin masyarakat menggambarkan situasi itu sebagai kuburan bagi "krisis kemanusiaan", sementara yang lain meminta agar badan-badan bantuan diizinkan untuk menguburkan jenazah.

Tokoh masyarakat di sana, Zakari Habu mengatakan perempuan dan orang tua sangat membutuhkan makanan, air, obat-obatan dan tempat tinggal.

Badan Nasional Bantuan Darurat Nigeria (NEMA) sebelumnya menyatakan negara menghadapi tekanan besar dalam menangani pengungsi dari serangan Boko Haram. Sekitar 3,3 juta orang Nigeria telah diusir dari rumah mereka oleh pemberontakan dan kekerasan lainnya.

ap/ml (afp, ap)