1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Sekilas Tentang Penjara Nusakambangan

15 Maret 2015

Nusakambangan didaulat sebagai Alcatraz-nya Indonesia oleh media-media asing. Penjara di tepi Cilacap itu kini menjadi simbol perang terhadap perdagangan narkoba yang dilancarkan pemerintah

https://p.dw.com/p/1EpAb
Foto: Bay Ismoyo/AFP/Getty Images

Dibangun pada era penjajahan Belanda, Nusakambangan kini menjadi simbol perang melawan narkoba dan menampung narapidana kelas berat. Tidak heran jika penjagaan ketat terlihat di berbagai sudut pulau.

Pengunjung harus mendapat izin khusus dari kementrian buat berjejak di penjara Nusakambangan. Kecuali pegawai pemerintah atau pengacara, cuma keluarga narapidana saja yang secara rutin diizinkan masuk.

Tiga Penjara Super Ketat dan Satu Penjara Terbuka

Tujuh bangunan penjara, ditambah dengan tiga penjara khusus berpenjagaan ketat "buat narapidana beresiko tinggi," saat ini memenuhi kompleks LP Nusakambangan, kata Akbar Hadiprabowo, Jurubicara Direktorat Jenderal Lembaga Pemasyarakatan di Kementrian Hukum dan HAM.

Narapidana yang mendapat vonis kurungan lebih dari 15 tahun dan terpidana mati mendapat tempat di penjara pasir putih. Sementara terpidana narkoba harus mendekam di penjara dengan keamanan tingkat tinggi.

Nusakambangan juga memiliki penjara terbuka buat narapidana yang telah menghabiskan separuh masa hukumannya. Dari 1400 narapidana yang ditampung di penjara itu, ratusan di antaranya berada di penjara khusus terpidana narkoba.

Berakhir di Bukit Nirbaya

Situasi di Nusakambangan yang biasanya adem dan ramai turis, mencekam pada masa eksekusi mati terhadap terpidana narkoba.

Sejumlah nama terkenal pernah terdaftar menjadi penghuni Nusakambangan. Mulai dari Johny Indo yang tenar lantaran berhasil melarikan diri, taipan kayu Bob Hasan yang hingga kini masih dipenjara, hingga trio bom Bali 2002, Imam Samudera, Amrozi dan Ali Ghufron.

Beberapa terpidana telah terenggut nyawanya di sini. Beberapa lainnya terancam eksekusi, sebagian di antaranya adalah warga negara asing.

Seperti juga Amrozi cs, sebagian akan mendapati ajal di bukit Nirbaya, lokasi eksekusi yang dulunya merupakan penjara. Sementara yang lain bisa juga berujung di Lapangan Tembak Limusbuntu. Sementara nasib yang lain bisa juga berujung di Lapangan Tembak Limusbuntu.

rzn/hp (afp,rtr,antara,dpa)