1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Schengen Masih Blokir Bulgaria dan Rumania

Christoph Hasselbach8 Maret 2013

Mendagri Jerman Friedrich membawa pesan tegas dari Berlin. Rumania dan Bulgaria belum matang untuk dicabut pengawasan perbatasannya. Di Brussel Friedrich juga memperingatkan banjir pengungsi kemiskinan.

https://p.dw.com/p/17tRo
ARCHIV - Das Ortsausgangsschild von Schengen (Archivfoto vom 06.07.2005). Der luxemburgische Ort ist zum Synonym für ein Europa ohne Grenzkontrollen geworden. Dort unterzeichneten 1985 die Regierungschefs von Deutschland, Frankreich und den Benelux-Staaten ein Abkommen, das Wartezeiten vor Schlagbäumen zwischen den EU-Mitgliedsstaaten verhindern sollte. Im Laufe der Jahre kamen immer mehr Länder zum Schengen-Raum hinzu. Foto: Becker&Bredel +++(c) dpa - Report+++
Foto: picture-alliance/ dpa

Perbatasan ke Rumania dan Bulgaria sementara ini tidak akan dibuka. Karena seluruh 27 anggota Uni Eropa harus menyetujui, penolakan satu negara saja bisa memblokir langkah itu. Pertimbangan politis Jerman, Belanda dan Austria, membuat pembicaraan masuknya Rumania dan Bulgaria ke kawasan Schengen ditunda.

Menteri Dalam Negeri Bulgaria Tsvetan Tsvetanov kembali membela posisi negaranya, seperti juga Rumania. "Bulgaria memenuhi semua kriteria untuk memasuki Schengen.“ Hal-hal menyangkut pengamanan teknis perbatasan luar Schengen hampir tidak diperdebatkan. Tapi sejumlah negara mengritik, hal murni teknis organisatoris tak banyak berguna, selama Bulgaria dan Rumania membiarkan korupsi dan lemahnya sistem kehakiman.

This photo taken Thursday Jan. 20, 2011 shows the Kapitan Andreevo border crossing point between Bulgaria and Turkey. Both Bulgaria and Romania were hoping to join the passport-free Schengen zone, ahead of the next assessment meeting scheduled for Jan 28. 2011, but the process of the accession will likely be further delayed after Germany and France insisted the two countries demonstrate more progress against corruption and organized crime. (ddp images/AP Photo / Valentina Petrova)
Tanda Perbatasan Bulgaria dengan TurkiFoto: AP

Menteri Dalam Negeri Jerman Hans-Peter Friedrich menilai, "Ini kelemahan yang tidak mampu membuat kami berkata, Kita hapus pengawasan perbatasan! Waktunya masih belum matang. Ini bukan polemik melainkan kesimpulan objektif.

Menteri kehakiman Swiss, Simonetta Sommaruga yang negaranya bukan anggota Uni Eropa tapi masuk kawasan Schengen, meskipun nada lebih lunak, tapi mendukung Friedrich. "Yang menentukan adalah solusi agar perbatasan luar Schengen terlindungi, karena 'kami perlu itu, agar seluruh sistem tetap dapat dipercaya'“.

Imigrasi Kemiskinan

Sebetulnya Friedrich membawa dua pesan kritis ke Brussel. Pesan belum matangnya Rumania dan Bulgaria masuk ke Schengen, dan pesan tentang "migrasi kemiskinan“ dari kedua negara itu, yang rencananya akan disampaikan terpisah. Tapi yang terjadi ia justru mencampurnya. Jadi Bulgaria dan Rumania merasa diserang, terutama oleh Jerman.

--- DW-Grafik: Peter Steinmetz/Per Sander 2011_05_12_Schengener_Raum.psd
Negara-negara di kawasan Schengen

Banyak kota di Jerman mengeluhkan imigrasi ribuan orang dari Rumania dan Bulgaria, kebanyakan etnis Roma, yang membentuk kawasan kumuh "gheto" dan seringnya datang hanya untuk mendapat tunjangan sosial.

Friedrich khawatir arus itu naik, jika 2014 kebebasan bergerak di Eropa diterapkan penuh. Setiap warga Uni Eropa boleh bekerja di negara anggota lainnya. Tapi adalah penyalahgunaan kebebasan bergerak, jika orang pergi ke negara anggota lain untuk mendapat tunjangan sosial di sana. Secara hukum itupun kini tidak mungkin. Karena orang harus bekerja untuk jangka waktu panjang di sebuah negara Uni Eropa atau membuktikan punya pendapatan teratur, jika kemudian ingin mendapat tunjangan sosial.

Friedrich kini mengusulkan "larangan kunjungan kembali“ untuk satu, dua tahun bagi mereka yang datang hanya untuk meminta tunjangan sosial ke sebuah negara Uni Eropa. Selama ini, sanksi itu diberlakukan bila seseorang divonis bersalah melakukan kejahatan berat. Friedrich ingin memberlakukannya juga bagi penipu tunjangan sosial.

epa03613230 German Interior Minister Hans-Peter Friedrich (R) chats with Swiss Justice Minister Simonetta Sommaruga the start of a European Union interior and home affairs ministers council meeting at the European headquarters, in Brussels, Belgium, 07 March 2013. Bulgaria and Romania were set on 07 March to be handed yet another setback in their bid to join the border-free Schengen area, with the European Union interior ministers expected to avoid a vote on the matter. The pair have fulfilled all technical requirements to join the free-travel area since 2011, but have seen their accession repeatedly delayed due to concerns that their failure to rein in corruption and organized crime would put the 26 Schengen members at risk. EPA/OLIVIER HOSLET
Mendagri Jerman Hans-Peter Friedrich (kanan) dan Menteri Kehakiman Swiss Simonetta SommarugaFoto: picture-alliance/dpa

Komisi Eropa Tidak Melihat Masalah

Namun ia mendapat banyak penolakan. Komisi Eropa tidak ingin usulan untuk membendung “imigrasi sosial,” karena masalah itu dianggap tidak ada dan dinilai hanya persepsi salah sejumlah negara.

Banyak yang menuduh Friedrich mengaitkan tema Schengen dengan pengungsi kemiskinan, meski keduanya tidak berkaitan langsung. Setidaknya Friedrich menunjukkan, dengan kecemasannya itu Jerman tidak sendirian. Inggris, Belanda dan Austria juga ingin membendung arus itu.

Bila "migrasi kemiskinan“ masih diperdebatkan, yang pasti pembicaraan masuknya Rumania dan Bulgaria ke kawasan Schengen ditunda sampai akhir tahun ini. Jadi 2013 peluang masuk kawasan Schengen bagi Rumania dan Bulgaria tertutup.