1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

SBY- Boediono, Mega-Prabowo

16 Mei 2009

Lengkaplah tiga pasangan untuk Pilpres 2009. Pasangan Susilo Bambang Yudhoyono - Boediono dideklarasikan di Bandung. Sementara Pasangan Megawati – Prabowo Subianto diumumkan di kediaman Megawati, di Jakarta.

https://p.dw.com/p/HrRz
Susilo Bambang YudhoyonoFoto: AP

Pasangan Susuilo Bambang Yudhoyono – Boediono diumumkan di Sasana Budaya Ganesha,atau Sabuga ITB, Bandung, mencatat sejarah tersendiri sebagai calon pertama yang dicalonkan oleh satu partai saja, Partai Demokrat, kendati didukung oleh partai lain. Ini karena Demokrat merupakan satu-satunya partai yang memperoleh suara di atas 20 persen, sehingga bisa mencalonkan sendiri calonnya. SBY juga merupakan satu-satunya calon presiden yang didampingi calon wakil presiden bukan dari kalangan partai.

Susilo Bambang Yudhoyono, menjelaskan alasan penunjukan Boediono: "Saya menilai Pak Boediono adalah seorang muslim yang lurus, jujur, sederhana, konsisten dan toleran. Seorang teknokrat dan ekonom yang cerdas ulet, keras dalam bekerja dan bertanggung-jawab. Seorang kordinator menteri yang berpikir utuh, loyal, cermat tidak grusa-grusu dan jauh dari keinginan untuk mencari muka".

Dengan ini Yudhoyono seolah hendak menjawab keraguan publik terhadap kemampuan Gubernur Bank Indonesia itu. Pencalonan Boediono, sempat memicu, protes sejumlah partai mitra Demokrat. Dan hal ini, disadari betul oleh Boediono.

“Saya sadar penujukan saya sebagai calon wakil presiden menimbulkan kontroversi. Itulah tanda sebuah demokrasi yang hidup. Demokrasi sebagai hasil reformasi yang ditebus dengan badan dan jiwa mahasiswa sepuluh tahun yang lampau. Dibawah presiden SBY, Indonesia menjadi salah satu dari sedikit negara di Asia yang sanggup merawat kebebasan menyatakan pendapat,” demikian Boediono dalam pidatonya.

Sebagian partai pendukung SBY, khususnya PKS dan PAN, sempat mengancam untuk mencabut dukungan dan sudah kasak-kusuk menyiapkan apa yang disebut sebagai poros alternative. Namun Amien Rais, penggagasnya mengakui, poros ini hanya berumur 6 jam. Dan para petinggi partai yang sempat uring-uringan itu turut hadir dalam deklarasi SBY-Boediono.

Tak lama berselang, di kediaman Megawati, Jakarta diumumkan pasangan koalisi PDI-Perjuangan dan Partai Gerindra. Megawati Soekarnoputri tetap dalam posisi sebagai capres, dan bekas Danjen Kopasus yang controversial, Prabowo Subianto sebagai Cawapres.

Kesepakatan dicapai melalui serangkaian perundingan yang alot dan sengit. Ini karena Prabowo yang partainya yang hanya memperoleh sekitar 5 persen suara, berkeras meminta kursi Capres, dengan alasan tingkat keterpilihan Prabowo dianggap lebih tinggi.

Namun akhirnya bekas Pangkostrad itu melunak setelah sejumlah permintaan khusus yang diajukan Gerindra dikabulkan oleh PDIP yang memperoleh sekitar 14 persen suara. Ketua Umum PDIP Megawati, menyebut salah satunya, adalah kewenangan penuh dalam mengendalikan pos ekonomi. Prabowo Subianto sendiri menyebut, alasan kesediaannya mendampingi Megawati, karena kesamaan pandangan kedua partai.

Dengan demikian, pemilu presiden 8 Juli mendatang akan diikuti tiga pasangan. Yang sudah lebnih dahuzlu diumumkan adalah pasangan koalisi Golkar dan Hanura, yakni Jusuf Kalla dan Wiranto.

Zaki Amrullah

Editor: Ging Ginanjar