1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Satu Tahun Masa Tugas Presiden Gauck

Kay-Alexander Scholz18 Maret 2013

Meski peran presiden Jerman terbatas pada tugas seremonial dan pengawasan, pemegang jabatan ini mampu menyetir debat politik dan sosial. Joachim Gauck sukses menangani isu-isu kontroversial.

https://p.dw.com/p/17zNN
Foto: Reuters

Februari 2013, sebelas bulan setelah Joachim Gauck menjabat Presiden Jerman, ia baru mengundang sekitar 200 tamu ke Istana Bellevue di Berlin untuk pidato pertamanya.

Dalam apa yang disebut "Pidato Eropa," Gauck dengan jelas menyebut krisis di Eropa, dengan kata-kata "ketidaksabaran, kelelahan dan frustrasi di antara masyarakat." Ia menilai krisis utang zona Euro dan globalisasi mendorong munculnya keraguan, apakah Eropa berada di jalan yang benar. Sebagai solusi, ia mengharapkan kebangkitan nilai-nilai bersama Eropa yang telah berkembang dalam beberapa dekade terakhir. Ia menekankan toleransi, kesetaraan, solidaritas, kerjasama dan kasih terhadap sesama.

Pidato Gauck mengenai persatuan Eropa pada Februari 2013
Pidato Gauck mengenai persatuan Eropa pada Februari 2013Foto: picture-alliance/dpa

Gauck menyerukan kepada warga Eropa untuk ikut andil dalam proses: "Apa kontribusimu untuk ini?" pertanyaan yang sering dilontarkannya. Misi ini juga menjadi gaya khasnya dalam tampilan di depan publik. Gauck mencari interaksi langsung. Dalam "Pesta Warga" di Istana Bellevue, Gauck terutama mengundang warga awam, bukan hanya kalangan elit. Pengalamannya sebagai pendeta membantu Gauck dalam hal ini.

Tidak menghindari topik kontroversial

Perkataan tegas juga disampaikan Gauck terhadap institusi resmi Jerman. Ia meminta Kanselir Angela Merkel lebih menjelaskan kepada publik rencana Jerman untuk dana penyelamatan Euro. Penjelasan lebih dari politik diminta Gauck untuk kasus rangkaian pembunuhan oleh kelompok Neonazi.

Lawatan Gauck ke Israel diterima publik dan media
Lawatan Gauck ke Israel diterima publik dan mediaFoto: picture alliance / dpa

Gauck melakukan lawatan ke semua negara tetangga Jerman. Mula-mula Polandia yang ia puji sebagai negara yang cinta kebebasan. Kebebasan bagi mantan pembela hak warga di bekas Jerman Timur itu hal yang esensial. Di Belanda, dalam pidato perayaan pembebasan dari kekuasaan Nazi, Gauck mengatakan bahwa Jerman mengakui kesalahannya.

Kunjungan Gauck ke Israel mengundang pujian besar. Ia berdialog panjang dengan Perdana Menteri Netanyahu, dan meminta Israel untuk menunjukkan isyarat berkompromi dalam pembangunan pemukiman. Ini kunci untuk menghidupkan kembali proses perdamaian Timur Tengah.

Harapan pada generasi muda

Gauck (73) terutama amat bersemangat jika bertemu warga muda. Ia mendengarkan seksama pertanyaan mereka dan ingin membekali mereka pandangan bijaksana. Ia juga menaruh harapan pada generasi muda, yang tidak terbebani masa Nazi atau kediktatoran Jerman Timur. Gauck juga melihat perubahan yang terjadi di Jerman.

"Jerman bagi Anda sudah jelas merupakan sebuah negara dengan warga berlatar belakang negara dan agama yang berbeda-beda," kata Gauck dalam Konferensi Islam Muda. Ia menambahkan, integrasi sudah berhasil hanya dengan kebersamaan sehari-hari kaum muda. Identitas yang berbeda tidak akan menekan satu sama lain, tapi memang membawa semua menuju perubahan.

Gaya Gauck disukai warga Jerman. Menurut survei, 75% warga Jerman puas dengan pekerjaan Gauck, hanya 10 persen memandang kritis. Data ini tidak banyak berubah sejak ia naik jabatan tahun lalu. Tampaknya Gauck tidak banyak membuat kesalahan, meskipun ia juga tidak menjadi bintang politik.