1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Samudera Hambat Pemanasan Global

8 Juni 2015

Selama satu dekade laju pemanasan global melambat dan suhu di permukaan bumi nyaris tidak berubah. Kini ilmuwan menemukan, samudera menyerap energi panas dan menyimpannya di lautan dalam, kendati tidak untuk waktu lama.

https://p.dw.com/p/1CzG4
Symbolbild Ozean Welle Tsunami
Foto: Fotolia/Friday

Selama 15 tahun terakhir Bumi mengalami perlambatan laju pemanasan global. Menurut ilmuwan, fenomena tersebut terjadi lantaran panas terjebak di lautan dalam samudera Atlantik dan perairan di sekitar benua Antartika.

Temuan yang dipublikasikan di jurnal ilmiah, Science itu menyebut bahwa tren semacam itu akan bertahan selama 20-35 tahun. Setelahnya energi panas yang diserap oleh laut akan kembali ke permukaan dan memicu laju pemanasan global.

"Setiap pekan muncul penjelasan baru mengenai jeda pemanasan global," kata salah seorang peneliti yang terlibat, Ka-Kit Tung dari University of Washington. "Kami menganalisa data observasi di samudera untuk menemukan penyebabnya."

Pergeseran Panas

Tung dan Xianyao CHen dari Ocean Unversity di Cina mempelajari temperatur laut dalam dari sampel yang diambil dari kedalaman 2000 meter dari permukaan laut. Mereka menemukan, energi panas mulai turun ke dasar laut sejak tahun 1999, ketika laju pemanasan di abad ke-20 memasuki fase stabil.

Pergeseran panas ke lautan dalam menjelaskan kenapan suhu air di permukaan selalu stabil, "bahkan ketika gas rumah kaca memantulkan lebih banyak panas matahari ke permukaan bumi," kata para peneliti.

Mereka juga membuktikan kesalahan pada studi sebelumnya. Berlawanan dengan dugaan awal, Samdera Pasifik bukan tempat persembunyian energi panas. "Temuan itu mengejutkan," kata Tung. "Tapi data yang kami kumpulkan sangat meyakinkan dan membuktikan sebaliknya."

Salinitas Air Laut Menentukan

Perubahan itu searah dengan peningkatan kadar garam dan tingkat kepadatan air di permukaan samudera Atlantik bagian utara, di dekat Islandia. "Ketika air berat berubah posisi ke atas air yang lebih ringan, maka proses itu terjadi cepat dan ikut membawa energi panas bersamanya," kata Tung.

"Ada perputaran yang dipicu oleh tingkat salinitas air dan mampu menyimpan energi panas jauh di bawah permukaan Atlantik atau Samudera Antartika," imbuh Tung. "Setelah pemanasan global berlangsung selama 30 tahun, kini Bumi memasuki fase dingin."

Ilmuwan meyakini, perlambatan laju pemanasan global cuma akan bertahan selama satu dekade.

rzn/ab (afp, rtr)