1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Rusia Sahkan UU LSM yang Kontroversial

13 Juli 2012

Undang-undang tersebut kontroversial namun Duma mensahkannya. Selanjutnya organisasi non pemerintah (LSM) asing yang bekerja di Rusia, dipandang sebagai "agen".

https://p.dw.com/p/15Xc9
epa03297354 An activist of Yabloko liberal party holds a poster 'The NGO bill will lead to lead to a Fascist State!' outside Russia's lower house of parliament, the State Duma in Moscow, Russia 06July 2012 during an authorized protest against a proposed new bill forcing internationally-funded non-governmental organisations (NGO) to register as 'foreign agents'. EPA/YURI KOCHETKOV +++(c) dpa - Bildfunk+++ pixel
Foto: picture-alliance/dpa

Parlemen Rusia dengan suara mayoritas mensahkan dua peraturan yang kontroversial, yang untuk selanjutnya akan mempersulit aktivitas lawan politik. Organisasi non pemerintah LSM yang aktif di Rusia dan dibiayai dari luar ngeri, selanjutnya dinilai sebagai "agen luar negeri".

Mereka harus memaparkan semua uang yang diperoleh dari luar negeri, jika tidak LSM atau NGO ini terancam hukuman denda atau penjara. Dengan undang-undang tersebut kritisi khawatir, petugas organisasi non pemerintah LSM dapat dipandang sebagai mata-mata dan menjadi buron.

A general view of the Duma, Russia's lower house of parliament, in session is seen at Moscow July 10, 2012. After almost two decades of accession negotiations, Duma deputies are expected to approve Russia's entry to the World Trade Organization (WTO) on Tuesday. REUTERS/Sergei Karpukhin (RUSSIA - Tags: BUSINESS POLITICS)
Parlemen Rusia DumaFoto: REUTERS

Selain itu parlemen Duma juga memutuskan pasal penghinaan kembali dimasukkan dalam buku peraturan hukuman dan dikaitkan dengan uang denda tinggi yang mengejutkan. Para pakar memperkirakan bahwa dengan demikian setiap kritik terhadap partai pemerintah dapat berakhir di pengadilan. Uni Eropa dan Amerika Serikat mengkritik landasan undang-undang tersebut. Pemerintah di Moskow belakangan ini semakin sering mengatasi pihak oposisi dan demonstran.

DK/dpa/afp